Berita Nasional
Debt Collector Baku Hantam dengan Driver Ojol Masalah Kredit, 3 Korban Dilarikan ke RS
Bersitegang antara dua kubu tak cukup dengan mulut. Salah satu kubu dianggap menyerang lebih dulu hingga menyulut emosi kubu lainnya.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Debt Collector dan driver ojel online bentrok di Surabaya hingga menyebabkan sejumlah driver ojol dilarikan ke rumah sakit.
Keributan bermula dari cekcok antara debt collector dan driver ojol terkait masalah pengajuan relaksasi kredit.
Kemudian terjadi cekcok dan baku hantam hingga jatuh korban dilarikan ke rumah sakit.
Sejumlah driver atau pengemudi ojek online (ojol) di Surabaya terlibat kericuhan dengan orang-orang yang diduga adalah debt collector.
Bentrok berakhir dengan tiga driver ojol dilarikan ke rumah sakit serta laporan polisi.
• 10 Tahun Menikah, Nia Ramadhani Tak Berani Buka 2 Benda Milik Ardie Bakrie
• Suami Pakai Ganja di Rumah, Widi Mulia Tak Pernah Tahu Bagaimana Baunya
• Sudah Digebuki Petugas, Warga Jambi Ternyata Jadi Korban Salah Tangkap Polisi
Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Arief Rizky Wicaksana, membenarkannya, Kamis (18/6/2020).
Menurut Arief, pihkanya memang menerima laporan terkait insiden di Bambu Runcing tersebut.
"Iya benar sudah ada yang melapor.
Masih kami proses penyelidikan," singkat Arief.
Peristiwa berlangsung di sebuah kantor leasing di Jalan Taman Ais Nasution (depan monumen Bambu Runcing Surabaya) pada Kamis siang (18/6/2020).
Kegaduhan itu mulanya disebabkan dari percekcokan antara debitur yang merupakan driver ojek online dengan sejumlah orang diduga debt collector.
Bersitegang antara dua kubu tak cukup hanya dengan mulut.
Salah satu kubu dianggap menyerang lebih dulu hingga menyulut emosi kubu lainnya.
David Walalangi, humas Bambor Runcing menuturkan saat itu lima orang debitur yang kebetulan merupakan driver ojek online mendatangi kantor leasing.
Mereka menanyakan pengajuan proses relaksasi kredit selama masa pandemi Covid-19.
Setelah itu, mereka dijanjikan oleh pihak leasing tersebut akan diproses dan disampaikan ke pusat.
"Entah apa pemicunya, tiba-tiba saat teman-teman ini bertanya, ada sekelompok debt collector ini juga ikut maju.
Sehingga terjadi cekcok dan berujung ke penyerangan terhadap teman-teman driver online," kata David.
David menyayangkan jika sampai saat ini masih ada debt collector yang nekat beroperasi di tengah pandemi.
Padahal, menurut David, seharusnya debt collector tidak ada sesuai dengan kebijakan Presiden saat diutarakan pada 3 Maret lalu.
"Yang kami sayangkan.
Kenapa ada debt collector ini.
Harusnya kan sudah tidak ada seusai perintah Pak Presiden," tambahnya.
Akibat peristiwa tersebut tiga driver ojek online dirawat di Rumah Sakit Adi Husada Surabaya.
"Bisa lihat sendiri.
Ada yang bawa kayu, batu.
Teman kami driver ojek online alami luka dan dirawat di RS Adi Husada Surabaya," tandasnya.
Sedang Kapolsek Genteng, AKP Anggi Ibrahim Saputra membenarkan peristiwa tersebut.
Menurutnya, insiden itu dipicu kesalahpahaman antara dua kubu yang tidak telibat secara langsung dengan kepentingan relaksasi kredit.
"Kan ada lima debitur menanyakan proram relaksasi.
Kebetulan itu driver ojek online.
Awalnya pengajuan itu tidak ada kata sepakat antara kreditur dan debitur.
Sehingga diminta untuk kembali lagi nantinya akan diproses pengajuan ke pusat lagi.
Sudah clear.
Tetapi di luar ternyata sudah banyak massa debt collector sehingga terjadi adu mulut," kata Anggi saat dikonfirmasi.
Lebih lanjut, massa kedua kubu yang terlibat kerusuhan itu bahkan tak mengerti persoalannya.
"Sebenarnya yang memiliki masalah kredit sudah selesai.
Bahkan, saya kumpulkan lagi dan benar sudah selesai sementara massa di luar ini tidak tahu masalahnya.
Ricuh sendiri bahkan ada yang saling kejar, mukul dan ada yang merekam," pungkas Anggi. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ricuh Driver Ojol Vs Debt Collector di Surabaya, 3 Sopir Ojol Dilarikan ke Rumah Sakit