Berita Nasional

Bos Roti Dibunuh Sekretaris Setelah Upaya Santet Gagal, Para Pelaku Ditangkap di Lampung dan Bekasi

Seorang bos roti dibunuh sekretaris di rumahnya di Bekasi, Jumat (24/7/2020). Polisi telah menangkap 4 dari 9 pelaku kasus pembunuhan bos roti itu.

Tangkapan Layar Warta Kota
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana memberi keterangan pers terkait pembunuhan bos roti asal Taiwan di Bekasi, Rabu (12/8/2020). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Seorang bos roti dibunuh sekretaris pribadi di rumahnya di Kota Deltamas Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jumat (24/7/2020) sore.

Polisi telah menangkap 4 dari 9 pelaku kasus pembunuhan bos roti tersebut.

Keempat pelaku itu, yakni SS (37), FT (30), AF (31), dan SY (38).

Ironisnya, kasus pembunuhan bos roti tersebut diotaki oleh SS.

Fakta Sebenarnya di Balik Video Viral PKL Menangis Diancam Istri Wakapolda Sumsel

Waspada Modus Baru Bobol Rekening Bank dalam Hitungan Menit hanya Lewat Telepon

SS merupakan sekretaris pribadi korban.

TONTON JUGA:

Para pelaku menggunakan berbagai cara dalam melakukan aksi mencelakai Hsu Ming Hu.

Satu di antaranya, memanfaatkan kelemahan korban yang takut kepada petugas pajak.

Salah satu cara yang mereka lakukan, yakni menyamar sebagai petugas pajak.

Para pelaku dalam kasus bos roti dibunuh sekretaris tersebut, kemudian mendatangi rumah korban di Cluster Carribean, Kota Deltamas Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, penyamaran itu dilakukan para pelaku untuk mempermudah masuk ke dalam rumah untuk bertemu korban.

"Saat itu tersangka AF menyuruh tersangka FI menanyakan kepada tersangka SS cara masuk ke rumah korban."

Mantan Bendum Partai Demokrat Nazaruddin Bebas Murni, Ingin Fokus Bangun Masjid

Istri Muda Ditemukan Tewas Tergantung di Truk, Pelaku Suami Sendiri

"SS menyebut mengaku sebagai pegawai pajak."

"Korban takut dengan pegawai pajak punya utang Rp 9 miliar," ujar Nana Sudjana dalam rilis yang disiarkan secara daring, Rabu (12/8/2020).

Setelah mendapatkan cara itu, para pelaku mulai mematangkan rencana aksi pembunuhan bos roti tersebut dengan mengawasi rumah korban sebelumnya.

Pengawasan itu untuk mengetahui waktu keberadaan pembantu korban di dalam rumah.

"Kebetulan, pembantu korban ini kerja datang pagi pulang sore."

"Saat itulah, para tersangka tiba di rumah korban pukul 15.30 WIB dengan membawa map berpura-pura sebagai petugas pajak," ucap Nana Sudjana.

Saat itu, para pelaku mulai melancarkan aksi dengan berpura-pura menagih utang pajak sebesar Rp 9 miliar.

Sementara, satu pelaku lainnya berpura-pura menumpang buang air kecil ke toilet rumah korban.

"Setelah sampai kamar mandi tersangka S (DPO) mengatakan ke korban kalau air tak keluar."

"Kemudian, korban menghampiri ke kamar mandi. Saat itulah korban ditusuk hingga tewas," kata Nana Sudjana.

Upaya santet gagal

Dari pemeriksaan, pembunuhan itu dilakukan SS karena santet yang pernah dikirimkannya gagal.

Santet yang ia kirimkan melalui dukun, rupanya tidak mempan terhadap korban.

"Tersangka SS pernah minta sama tersangka FI untuk menyantet korban tapi tidak pernah berhasil," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (12/8/2020).

Yusri menjelaskan, SS memberikan uang kepada FI sebesar Rp 15 juta, dalam permintaan menyantet korban melalui dukun itu.

"Sudah membayar untuk menyantet pakai dukun sebesar Rp15 juta."

"Karena tak berhasil, bulan Juni dia (SS) minta lagi untuk sudahlah dihilangkan (bunuh) aja," kata Yusri Yunus.

Berawal dari laporan Kedutaan Republik Of China

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana menjelaskan, penangkapan keempat tersangka berawal adanya laporan Staf Kedutaan Republik of China, Daniel yang meminta bantuan pencarian korban pada tanggal 27 Juli 2020.

Saat itu, polisi melakukan penyelidikan.

Polisi mendapatkan informasi adanya temuan mayat di sungai Kawasan Subang, Jawa Barat.

"Kita koordinasi dengan Polres Subang, bahwa penemuan mayat itu tanggal 26 Juli 2020."

"Kemudian, tim melakukan pengecekan terhadap mayat tersebut."

"Hasil autopsi adanya kecocokan sidik jari dengan korban," ujar Nana Sudjana dalam rilis yang siarkan secara daring, Rabu (12/8/2020).

Polisi kemudian menyelidiki penyebab kematian korban dengan memeriksa sejumlah saksi dan rekaman CCTV.

Hasil penyelidikan diketahui korban dibunuh oleh para pelaku di rumahnya di Kawasan Kabupaten Bekasi.

"Salah satu pelaku, SS ini merupakan karyawan korban."

"Korban diketahui merupakan pengusaha yang memiliki lima toko roti."

"Dan, SS juga dijadikan oleh korban sekretaris pribadinya," papar Nana Sudjana.

Setelah melakukan pembunuhan, seorang pelaku sempat membawa kabur mobil Fortuner dengan nomor B 1905 milik korban.

"Satu pelaku yang DPO itu menyembunyikan mobil korban," ucap Nana Sudjana.

Dari penangkapan pelaku, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa lima ponsel, potongan baju dan jaket, rekaman CCTV, serta lima mobil termasuk milik korban.

Adapun, para pelaku disangkakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana mati atau penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun.

Jalin hubungan gelap

Berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap adanya hubungan gelap antara korban dan pelaku.

Hubungan gelap serta sakit hati sekretaris pribadi berinisial SS (37), diduga menjadi pemicu pembunuhan bos roti asal Taiwan Hsu Ming-hu.

Dalam pemeriksaan polisi, SS mengaku pernah dilecehkan korban dengan mengirimkan sebuah video.

"Namun akhirnya, keduanya ada kecocokan."

"Keduanya melakukan hubungan intim sampai SS hamil, tetapi korban tidak bertanggung jawab," kata Nana Sudjana dalam jumpa pers, Rabu (12/8/2020).

SS sempat menuruti permintaan Hsu yang memberikan uang sebesar Rp 15 juta untuk menggugurkan kandungannya.

Tetapi, SS sakit hati ketika mengetahui Hsu yang tinggal seorang diri malah berniat menikahi pembantunya.

"Saat itulah, tersangka SS merasa sakit hati."

"Tersangka SS meminta bantuan kepada tersangka FI untuk menyewa orang yang mau membuat korban cacat hingga bersedia melakukan pembunuhan," ujar Nana Sudjana.

SS kemudian dihubungi rekannya, FI, yang memberitahukan bahwa ada orang yang bersedia membuat korban celaka bahkan membunuhnya tetapi minta bayaran Rp 150 juta.

SS menyetujui dan baru membayar Rp 30 juta.

Sebesar Rp 25 juta ditranfer dan Rp 5 juta dibayar secara langsung kepada FI.

"Setelah itu FI menghubungi tersangka lain untuk melakukan pembunuhan," ujar Nana Sudjana.

Aksi mereka kemudian terbongkar.

Polisi telah menangkap SS, dan tiga orang lainnya yaitu FT (30), AF (31), dan SY (38).

Para pelaku dalam kasus bos roti dibunuh sekretaris pribadi tersebut, ditangkap di dua lokasi berbeda, yakni Bekasi dan Lampung.

Bersihkan bercak darah

Setelah menusuk korban, para pelaku menyempatkan diri membersihkan bercak darah yang ada di lantai.

Pembersihan itu dilakukan untuk menghilangkan jejak pembunuhan yang terjadi toilet rumah korban.

"Setelah korban ditusuk, tersangka AF dan R yang masih DPO, menyusul ke toilet. Kemudian tersangka R membersihkan darah yang ada di lantai," imbuh Nana.

Pelaku lain lalu membawa korban ke dalam mobil Toyota Wish.

Mobil itu yang sudah disiapkan para pelaku untuk membuang jasad korban.

"Setelah membersihkan, tersangka AF dan R menyusul ke mobil."

"Saat itu, para pelaku pergi meninggalkan lokasi kejadian dengan membawa mobil Fortuner milik korban," kata Nana Sudjana.

Setelah jasad korban dibuang, pelaku AF dan R yang mengendarai mobil Fortuner kembali ke rumah korban untuk memastikan tidak ada darah bekas penusukan yang tersisa.

"Mereka kembali untuk mengecek bercak darah yang tersisa dan membersihkan kembali darah yang menempel di sebagian dinding. Setelah itu mereka melarikan diri," ujar Nana Sudjana.

(Tribunjakarta.com/Muji Lestari)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Detik-detik Bos Roti Asal Taiwan Tewas Dibunuh Sekretaris, Dilakukan Setelah Upaya Santet Tak Mempan.

Seorang bos roti dibunuh sekretaris pribadi di rumahnya di Kabupaten Bekasi, Jumat (24/7/2020) sore. Terungkap, pembunuhan bos roti tersebut lantaran sakit hati sekretaris hamil.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved