158 SD di Tulangbawang Barat Belajar Tatap Muka Hari Ini, Pemkab Terapkan Sistem 2 Sif
Sebanyak 158 Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) akan melaksanakan belajar tatap muka di sekolah mulai Senin (24/8/2020).
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PANARAGAN - Sebanyak 158 Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) akan melaksanakan belajar tatap muka di sekolah mulai Senin (24/8/2020).
Proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem sif.
Untuk siswa kelas I-II SD, waktu belajar selama 1 jam 30 menit. Sif pertama belajar pukul 07.30-09.00 WIB, kemudian sif kedua 09.30-11.00 WIB.
Untuk siswa kelas III-VI, waktu belajar selama 1 jam 75 menit. Sif pertama belajar pukul 07.30-09.15, sif kedua, pukul 09.45-11.30 WIB.
Kepala Dinas Pendidikan Tubaba, Budiman Jaya, pada Minggu (23/8/2020) mengatakan, kebijakan sekolah tatap muka ini sesuai hasil rapat koordinasi Dinas Pendidikan Tubaba dengan pengawas jenjang sekolah dasar dan K3S pada 19 Agustus 2020.
Pemerintah pusat memang sudah memperbolehkan daerah berzona hijau dan kuning menggelar belajar tatap muka di sekolah.
Sekolah tatap muka itu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan juga harus disetujui orangtua siswa.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, per 22 Agustus lalu, ada 12 kabupaten/kota berzona kuning. Tulangbawang Barat salah satunya.
Sementara hanya ada dua kabupaten berzona hijau, yakni Tulangbawang dan Lampung Timur. Dan satu kabupaten, yakni Way Kanan, berzona oranye.
Budiman Jaya meneruskan, belum semua SD di Tulangbawang Barat melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka ini. Ada 14 SD yang belum siap untuk menggelar KBM tatap muka.
"Ada sekolah yang masih tahap rehab, ada pula yang belum berani karena beberapa hal. Jadi dari 172 SD, hanya 158 SD saja yang sudah bisa melaksanakan ujicoba KBM tatap muka," jelas Budiman Jaya.
Pelaksanaan belajar tatap muka ini dengan sejumlah ketentuan. Di antaranya, sekolah menyiapkan sarana dan prasarananya standar protokol kesehatan Covid.
Sarana prasarana itu seperti, sekolah menyiapkan titik tempat penurunan dan penjemputan peserta didik dengan memaksimalkan tidak terjadi penumpukan.
Sekolah menyiapkan tempat cuci tangan, menyiapkan alat pengukur suhu, menyiapkan cadangan masker, mengatur jarak duduk siswa minimal satu meter, menjaga kebersihan alat-alat kantor, tidak membuka kantin, menutup lapangan bermain, menyiapkan dukungan unit UKS, dan menyiapkan kotak sampah.
"Sekolah juga wajib membuat spanduk imbauan larangan pedagang berjualan di lingkungan sekolah, siswa diperkenankan membawa bekal makan dan membawa tumbler (botol minum) dari rumah," papar Buje, sapaan akrab Budiman Jaya.
Apabila ditemukan siswa yang mengalami suhu badan paling tinggi 37,5 derajat celcius, pihak sekolah diminta segera memberikan pelayanan kesehatan di UKS atau puskesmas terdekat.
"Pihak sekolah juga segera menghubungi orang tua siswa dengan merahasiakan kondisi anak dari siswa lainnya," tandas Budiman.
Selain Tubabar, Kabupaten Lampung Barat juga dikabarkan akan menggelar belajar tatap muka di sekolah.
Sekretaris Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Lambar yang juga Kepala BPBD Lambar Maidar sebelumnya mengatakan, masing-masing sekolah sudah siap melaksanakan KBM tatap muka.
Pihaknya akan mengawasi secara ketat proses belajar mengajar tatap muka ini.
Balam 31 Agustus 2020
Pemerintah Kota Bandar Lampung juga akan melaksakan KBM tatap muka di sekolah.
Namun belajar tatap muka tersebut mulai 31 Agustus 2020.
Wali Kota Bandar Lampung Herman HN telah mengeluarkan surat edaran terkait menormalkan kegiatan belajar mengajar dengan sistem tatap muka pada tanggal tersebut.
Sejumlah sekolah di Bandar Lampung menyatakan telah bersiap diri.
Kepala Sekolah SMP Negeri 22 Rita Ningsih mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan beberapa persiapan dalam menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan belajar mengajar tatap muka dimasa pandemi.
Rita menyampaikan pihaknya sudah mempersiapkan kelas dengan kapasitas 15 anak persesi kegiatan belajar mengajar.
"Kami juga mempersiapkan tempat cuci tangan setiap kelas dan juga hand sanitizer sudah siap," tuturnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Sekolah SMPN 16 Bandar Lampung Purwadi. Menurutnya, sekolah tinggal menunggu arahan dari pemerintah untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.
"Kalau disuruh masuk, kami sudah siap," katanya.
Purwadi mengatakan pihaknya sudah menyiapkan fasilitas standar protokol kesehatan dalam era adaptasi kebiasaan baru.
"Kami sudah siapkan tempat cuci tangan, hand sanitizer, serta kelas kami batasi hanya 50 persen dari jumlah siswa, dibuat bergilir. Yang jelas, kami siap melakukan KBM tatap muka," terangnya.
Sedang Bersiap
Sementara untuk kabupaten/kota lain di Lampung menyatakan masih bersiap melaksanakan KBM tatap muka tersebut.
Kepala Dinas Pendidikkan dan Kebudayaan Pringsewu Heri Iswahyudi mengatakan, pihaknya saat ini sedang verifikasi kesiapan sekolah.
Selain itu, sedang meminta persetujuan/izin dari wali murid untuk diadakan KBM tatap muka dan meminta rekomendasi dari Gugus Tugas Penanggulangan Covid -19 Kabupaten Pringsewu.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Lampung Selatan, Thomas Americo, mengatakan, harusnya KBM tatap muka dilakukan Agustus ini.
Namun karena Lamsel masih zona kuning, maka belajar tatap muka di sekolah ditunda hingga 30 September mendatang.
“Kita khawatir, jika proses belajar mengajar di sekolah dibuka, ada muncul klaster untuk penyeberangan di sekolah,” kata Thomas.
Kadiskominfo Pesisir Barat Miswandi Hasan mengungkapkan, untuk Pesisir Barat sampai saat ini belum ada keputusan terkait rencana belajar di luar jaringan (luring) atau belajar tatap muka di sekolah.
Menurutnya, Dinas Pendidikan setempat baru mau rapat minggu ini terkait luring tersebut.
Meski begitu, menurutnya, Pesbar siap melaksanakan sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan ketat.
Ini mengingat angka kesembuhan Covid-19 di Pesbar sudah 100 persen.
6 Pasien Baru
Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Lampung dr Reihana mengatakan, terdapat 6 pasien baru terkonfirmasi Covid-19 dan 11 pasien yang berhasil sembuh.
Enam pasien tersebut, 3 orang warga Bandar Lampung, dan 3 lainnya merupakan satu keluarga dari Lampung Utara.
"Pasien 357, perempuan usia 60 tahun warga Bandar Lampung, ia mengalami sesak nafas setelah membantu memasak di pengajian di daerah Hajimena Natar Lampung Selatan," jelas Reihana melalui keterangan persnya di grup WhatsApp Covid-19 Provinsi Lampung, Minggu (23/8/2020).
Pasien Covid 358, laki-laki usia 28 tahun, warga Bandar Lampung. Ia baru saja menerima tamu dari Surabaya Jawa Timur. Sementara pasien 359, laki-laki usia 59 tahun.
Ia terkonfirmasi positif Covid setelah kontak dengan anaknya yang pulang dari Jakarta. Pasien dirawat di rumah sakit swasta di Bandar Lampung.
Untuk tiga pasien asal Lampung Utara, merupakan suami, istri dan anak laki-lakinya. Pasien satu keluarga ini hasil dari kontak erat dengan warga DKI Jakarta pada 8 Agustus.
Warga DKI Jakarta tersebut telah meninggal dunia akibat virus Corona.
Suami merupakan pasien bernomor 360 berusia 56 tahun, sang istri pasien 361 berusia 49 tahun.
Lalu pasien 362, anak dari kedua pasien tersebut, berusia 16 tahun berjenis kelamin laki-laki. Mereka saat ini menjalani isolasi mandiri di rumah.
Kadiskes Lampung ini juga menjelaskan, untuk 11 pasien yang sembuh, seluruhnya berasal dari Bandar Lampung.
Mereka yakni, pasien 305, 306, 308, 325, 326, 327, 328, 329, 330, 331 dan 332. Secara akumulasi tingkat kesembuhan pasien Corona di Lampung mencapai 81,3 persen.
"Sementara pasien yang meninggal dunia masih tetap 14 orang, diharapkan agar masyarakat untuk tetap patuhi ptotokol kesehatan agar tingkat kesembuhan bisa meningkat," katanya.(tribunlampung.co.id/end/dik/ded/nif/byu)