Tribun Bandar Lampung

Serba Serbi Tukar UPK 75 RI, Girang hingga Kecewa Belum Dapat Kesempatan

Kantor Perwakilan wilayah (KPw) BI Lampung di Bandar Lampung tentu turut serta menyambut masyarakat yang hendak melakukan penukaran.

Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id/Ahmad Robi
Suasana penukaran UPK 75 RI di KPw Bi Lampung, Selasa (1/9/2020). Serba Serbi Tukar UPK 75 RI, Girang hingga Kecewa Belum Dapat Kesempatan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Sejak tanggal 17 Agustus 2020 bertepatan dengan HUT ke-75 Kemerdekaan RI Pemerintah dan Bank Indonesia meresmikan pengeluaran dan pengedaran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia (UPK 75 Tahun RI) berbentuk uang kertas pecahan Rp75.000.

Dengan demikian, Bank Indonesia telah mengeluarkan Uang Peringatan HUT Kemerdekaan RI sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu pada peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-25 Tahun 1970, Ke-45 pada tahun 1990 dan Ke-50 pada tahun 1995. Dengan demikian, UPK 75 tahun RI yang dikeluarkan tahun 2020, merupakan kali keempat pengeluaran Uang Peringatan dalam memperingati HUT Kemerdekaan RI.

Kantor Perwakilan wilayah (KPw) BI Lampung yang beralamat di Jl. Hasanudin No 38 Bandar Lampung tentu turut serta menyambut masyarakat yang hendak melakukan penukaran.

Dari 75 juta lembar uang yang dicetak, hanya 1,8 juta saja yang dapat ditukar khususnys oleh masyarakat Lampung di KPw BI Lampung dengan ketentuan satu lembar uang hanya unutk satu Nomor Induk Kependudukan (NIK) saat penukaran.

Jumlah cetakan yang terbatas (limited edition) tersebut membuat masyarakat berbondong melakukan pendaftaran memalui online untuk menentukan jadwal penukaran, tidak sedikit juga masyarakat yang tidak kebagian kesempatan karena jadwal yang tersedia sudah penuh.

Sejak pukul 08.00 WIB pagi loket penukaran UPK 75 RI mulai di datangi oleh masyarakat Lampung yang hendak melakukan penukaran.

BI sendiri telah mempersiapkan penjadwalan yang rapih dan ketat untuk mencegah terjadinya penumpukan masyarakat yang melakukan penukaran.

Dalam sehari BI membagi dalam 3 waktu yaitu pukul sesi pertama 8.00-9.00, sesi kedua pukul 9.00-10.00, dan sesi ke tiga pukul 10.00-11.00 WIB.

Petugas nya pun cukup ramah menyambut masyarakat. Sejak masuk gerbang kantor KPw BI Lampung pengunjung yang akan melakukan penukaran UPK 75 RI akan ditanya maksud dan tujuannya serta pemeriksaan protokol kesehatan dimana pengunjung harus dipastikan menggunkan masker.

Setelah itu pengunjung akan diarahkan menuju loket penukaran UPK 75 RI yang tempatnya berada di pintu belakang kantor KPw BI Lampung ada sekitar 2 orang satuan pengaman yang berjaga di pintu masuk yang juga akan menanyakan kelengkapan berkas dan kemudian akan diarahkan untuk menunggu nomor antrean.

Loket penukaran cukup nyaman, di ruangan berukuran 5 x 20 meter dengan kursi tunggu yang sudah diatur sedemikian rupa untuk physicaldistancing. Ada 3 loket dan tiga petugas yang bersiap melayani masyarakat yang akan menukarkan uangnya secara bergantian.  

Julianita salah seorang pegawai bank swasta di Bandar Lampung tidak ingin ketinggalan moment tersebut. Wanita 27 tahun tersebut mengaku telah mendaftarkan sejak hari pertama lounching UPK 75 RI  tanggal 17 Agustus 2020.

Daftar di hari pertama tidak menjamin dirinya langsung mendapatkan jadwal di keesokan harinya, Nita sapaan akrabnya justru mendapatkan jadwal pada Selasa 25 Agustus 2020  pada sesi ke dua (jam 9-10 WIB).

“Saya daftar sejak 17 Agustus dan dapat jadwal tanggal 25 Agustus. Karena sesi ke 2 jam 9 saaya sudah tiba di kantor BI. Kemudian waktu masuk kita akan diperiksa kelengkapan oleh satpam kita tunjukan KTP dan bukti penukaran,” cerita Nita saat diwawancarai Tribunlampung.co.id, Selasa (1/9/2020).

“Setelah itu kita akan diarahkan tempat pengambilan, kemudian setelah sampai di ruang penukaran kita dikasih nomor antrian, kita tunggu tidak terlalu lama kemudian kita di panggil. Kebetulan waktu itu tidak terlalu antre hanya 5 menit langsung di panggil,” sambungnya.

“Petugasnya pun biasa aja ramah sama-sama dari bank kita ngobrol dan dijelaskan,” lanjutnya.

Selain cetakan terbatas, Nita sendiri sangat antusias ingin memiliki UPK 75 RI tersebut, karena bekerja di perbankan, memiliki uang pecahan baru tentu hal yang istimewa baginya.  

“Alasan saya koleksi karena itu keluaran baru jadi pengen banget, apalagi kita kerja di bank masa kita ga punya,” jelasnya.

Bukan kali ini saja, ternyata wanita 27 tahun tersebut kerap mengoleksi uang lama seperti pecahan 100 ribu keluaran tahun 1999 yang memiliki ciri khas yaitu ada logo bunga mawar.

“Sebelumnya saya juga koleksi cuma tidak terlalu banyak misalanya uang pecahan 100 ribu yang ada bunga nya,” jelasnya.

Untuk UPK 75 RI sendiri, dirinya tidak menaruh di tempat spesial hanya dilindungi oleh plastik khusus seperti STNNK yang diterimanya saat melakukan penukaran dan ditaruh di dompet khusus saja yang dipisahkann dengan uang tunai lainnya yang dilakukan untuk transasksi.

“Kedepannya hanya untuk simpen saja saya pisahin dengan uang lainnya. Kalau saya tidak di taruh ditemopat khsuus hanya dirauh saja biasa. Kebetulan saya dapet plastik pelindung juga dari BI waktu penuakran jadi aman.  Rasanya senang apalagi dikantor kerja baru saya sendiri pertama kali dapetnya, temen-temen bilang kok bisa dapet duluan,” kata Nita.

“Kalau uang baru mau seberapapun orang pada pengen. Kemarin saya juga mengambil punya suami dan orang tua jadi total 7 lembar menggunakan surat kuasa dengan tangda tangan materai,” jelasnya.

Tidak hanya Julianita, Jeshinta Fatania Putri (24) juga tidak ingin terlewat momen penukaran uang UPK 75 RI. Wanita yang bekerja di Komisi Pemilihan Umum kota tersebut bahkan sudah mendaftar sejajak hari pertama louching dan baru mendapat kesempatan hari Selasa (1/9/2020).

“Aku daftar online sejak taggal 17 Agustus 2020, cuman waktu pertama kali login waktu untuk menukar sudah full semua dan ada slot kebagian di tanggal 1 September ini, lalu saya pilih pengambilan lokasi di BI Lampung dan aku pilih jam 10-11 WIB,” jelasnya.

Tidak terlalu sulit proses yang dilakukan Shinta sapaan akrabnya untuk melakukan penukaran. Hal tersebut karena sejak memasuki gerabng kantorKPw BI Lampung petugas kemanan sudah memberikan pengarahan sehingga masyarakat yang hendak melakukan penukaran akan semakin mudah.

“Masuk ke BI digerbang kita ditanya tujuannya dan di cek protokol kesehatan, di lokasi penukaran ada 2 orang yang akan mengarahkan kita ke ruang penuakran. Setelah di lokasi loket penukaran ada petugas kita tunjukan KTP dan bukti pemesanan dan diarahkan untuk menunggu, satu NIK untuk satu kali penukaran. Saya datang jam 10.44 WIB, tidak terlalu mengantri dan langsung di panggil, kalau mewakilkan maka harus ada surat kuasa,”  beber Shinta.

Saat pertama kali dia memegang uang baru pecahan Rp 75 ribu tersebut, wanita 24 tahun tersebut mengaku girang dan kagum dengan disain UPK 75 RI tersebut.

“Karena limited edition, dari disainnya keren parah, menunjukan sisi ethnic Indonesia banget. Dari fisiknya keren banget, ada pengibaran bendera, ada gambar pak Soekarno dan Hatta, ada gambar pembangunan infrastruktur Indonesia, pokoknya bagus banget,” jelasnya.

“Waktu pertama poegang exited parah, karena beda banget dibanding uang sebelumnya, bahannya licin bersinar dari yang biasanya,” kata Shinta.

Rencanan UPK 75 RI tersebut akan disimpan sebagai koleksi bersama dengan mata uang asing lainnya yang juga ia koleksi saat keluar negeri. Ternyata wanita berkerudung tersebut juga hobi mengkoleksi uang unik.

“Ini untuk koleksi saja dan kenang-kenangan. Sebelumnya pengoleksi uang-uang lama kalau misal keluar negeri juga biasanya koleksi uangnya misalnya uang Turki, Arab, Dubai, dan Singapur. Kalau untuk taruhnya si ditempat biasa aja si cuma dibedakan dengan uang lainnya,” jelasnya.

Di momentum kemerdekaan RI ke 75 tahun tersebut Shinta berharap kedepan kualitas uang rupiah akan lebih bagus seperti UPK 75 RI yang ia miliki. Dan kedepan Dhinta bahkan berencana jika ada kesempatan jadwal penukaran dirinya akan menukarkan untuk keluarganya.

“Karena satu NIK hanya untuk satu uang, kayaknya mau di daftarain ayah, ibu, dan adik. Harapannya semoga kedepan kualitas uang kita asetara dengan nominalnya dari segi disain seperti UPK 75 RI ini bahannya bagus seperti uang luar negeri tidak terlalu besar dan disentuh nyaman,” tutupnya.

Ternyata tidak semuanya masyarakat beruntung mendapat kesempatan melakukan penukaran UPK 75 RI. Angger (22) mahasiswa asal Lampung Utara tersebut mengaku sedikit kecewa karena belum bisa memperoleh UPK 75 RI tersebut.

“Sudah coba daftar dan ajukan jadwal di online tapi belum beruntung sudah daua kali sejak awal lounching di tanggal 17 saya pantengin websitenya, dan di akhir bulan Agustus kemarin ternyata untuk penukaran September juga sudah full semua,” jelasnya.

Sementara itu Humas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Lintang, menyampaikan hingga per Selasa (1/9/2020) penukran uang UPK 75 sudah ditukarkan sebanyak 10.597 bilyet dari total yang tersedia khusus Provinsi Lampung sebanyak 1,8 juta bilyet.

“Update Transaksi Penukaran UPK sampai dengan tanggal 1 September 2020, total UPK yang sudah keluar di Provinsi Lampung sebanyak 10.597 bilyet dari total yang tersedia khusus Provinsi Lampung sebanyak 1,8 juta bilyet. Dengan rincian jumlah penukar Individu sebanyak 1.429 bilyet dan Jumlah penukar Kolektif sebanyak 9.142 bilyet,” jelasnya.

Sementara untuk batas waktu penukaran sendiri BI akan memperbaharui informasi melalui website https://pintar.bi.go.id/.  

Sementara untuk saat ini waktu penukaran yang tersedia sampai dengan tanggal  30/9/2020 sesuai dengan kapasitas penukaran UPK 75 tahun RI di lokasi yang dipilih.(Tribunlampung.co.id/Ahmad Robi)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved