Pilkada Serentak 2020
Suara Kader di Bandar Lampung dan Pesawaran Rawan Pecah, Begini Kata PDI Perjuangan
PDI Perjuangan sendiri telah merekomendasikan dukungannya kepada Eva Dwiana. Sementara Tulus Purnomo maju sebagai pendamping Yusuf Kohar.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Kiki Adipratama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Suara kader PDI Perjuangan rawan pecah di Bandar Lampung dan Pesawaran.
Di dua daerah tersebut, ada dua kader partai yang maju sebagai kandidat bakal calon kepala daerah (bacakada).
Di Bandar Lampung, Eva Dwiana dan Tulus Purnomo Wibowo sama-sama kader PDI Perjuangan.
PDI Perjuangan sendiri telah merekomendasikan dukungannya kepada Eva Dwiana.
Sementara Tulus Purnomo maju sebagai pendamping Yusuf Kohar.
Di Pesawaran, ada Ketua DPC PDI Perjuangan Pesawaran M Nasir yang dicopot belum lama ini.
• Tak Ada Wakil PDI Perjuangan, Juprius-Rina Marlina Tak Jadi Daftar ke KPU
• Alasan PDI Perjuangan Alihkan Dukungan ke Juprius-Rina di Pilkada Way Kanan 2020
Ia turut sebagai kontestan di Pilkada Pesawaran berpasangan dengan Naldi Rinara.
Nasir dicopot sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan akibat melawan keputusan partainya yang merekomendasikan Dendi Ramadhona-Marzuki.

Marzuki merupakan kader internal yang menjabat Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung Bidang Kehormatan.
Saat dikonfirmasi, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Endro S Yahman membantah akan terjadi perpecahan suara kader partainya di tingkat bawah.
Dia menegaskan, semua kader harus mengamankan amanah partai dan bersikap tegak lurus terhadap keputusan partai.
“Semua harus tegak lurus perintah DPP. Itulah risiko berpartai, berorganisasi bahwa kader maupun pengurus harus menyerahkan sebagian kemerdekaan berpikirnya, sikap, dan keputusannya kepada partai," jelas Endro S Yahman, Kamis (17/9/2020).
Lebih lanjut Endro menuturkan, sebagai kader partai sudah sepatutnya untuk taat dan tegak lurus kepada keputusan partai.
Menurut dia, tidak benar jika ada kader yang membelot dari keputusan partai.
"Itulah yang namanya partai kader atau partai pelopor," pungkas Endro S Yahman. (Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)