Berita Nasional

Teror Video Call Mesum Hantui Mahasiswi UIN Alauddin

Hingga tidak diketahui siapa pelaku teror video call mesum ke mahasiswi UIN Alauddin Makassar karena wajah pelaku tidak terlihat

Editor: wakos reza gautama
tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi - Video mesum. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MAKASSAR - Mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dihantui teror video call mesum. 

Sudah belasan mahasiswi menjadi korban teror video call mesum tersebut. 

Hingga tidak diketahui siapa pelakunya karena wajah pelaku tidak terlihat di video call.

Pelaku hanya menunjukkan bagian bawah tubuhnya.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Prof. Dr. Darussalam mengatakan kampus tak tinggal diam dan membentuk tim investigasi untuk menemukan pelaku.

Jika ternyata pelaku merupakan civitas akademika UIN Alauddin, maka kampus tak segan-segan memberikan sanksi tegas.

Kebohongan Pasangan Mesum Terbongkar Setelah Diminta Pakai Celana

Seorang PSK Kunci Pria Hidung Belang di Kamar Hotel Lalu Larikan Motornya, Kesal Jasanya Tak Dibayar

"Kami telah membentuk tim investigasi atas kasus ini dan jika kelak pelakunya adalah oknum civitas akademika UIN Alauddin maka kami akan memberikan sanksi tegas yakni pemecatan," kata Darussalam saat menggelar jumpa pers di Kampus 2 UIN Alauddin Makassar, Samata, Kabupaten Gowa pada Selasa, (29/9/2020).

13 mahasiswi jadi korban

Civitas Akademika UIN Alauddin Makassar menggelar jumpa pers di Kampus 2 UIN Alauddin Makassar, Samata, Kabupaten Gowa pada Selasa, (29/9/2020)
Civitas Akademika UIN Alauddin Makassar menggelar jumpa pers di Kampus 2 UIN Alauddin Makassar, Samata, Kabupaten Gowa pada Selasa, (29/9/2020) (kompas.com/Abdul Haq Yahya Maulana)

Sebanyak 13 mahasiswi mengaku telah mendapatkan video call WhatsApp dari seseorang tak dikenal pada malam hari.

Setelah diterima, tak ada gambar wajah, melainkan bagian tubuh mulai pusar hingga atas lutut.

"Pelaku ini meneror mahasiswi dengan video call dan wajah pelaku tidak terlihat kecuali hanya sebatas pusar ke bawah dan lutut ke atas," ujarnya.

Pelaku ternyata sudah meneror sejak Juli 2020, namun hal itu terungkap baru setelah korbannya sudah belasan orang.

Korban trauma

Aksi video call seks tersebut berdampak pada psikis para korban.

Mereka trauma ketika memegang ponsel, padahal di saat pandemi Covid-19, ponsel mereka selalu digunakan untuk kuliah daring.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved