Tribun Tulangbawang Barat
Hutan Mangrove Alih Fungsi Jadi Sawah, Nelayan Tulangbawang Barat Kesulitan Cari Ikan
Penebangan mangrove guna proyek cetak sawah di sepanjang rawa atau sungai Tiyuh Panaragan, Tulangbawang Barat membuat para nelayan kehilangan mata pen
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Endra Zulkarnaen
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TULANGBAWANG BARAT - Penebangan mangrove guna proyek cetak sawah di sepanjang rawa atau sungai Tiyuh Panaragan, Tulangbawang Barat membuat para nelayan kehilangan mata pencarian.
Sebabnya, ekosistem alami ikan di rawa hilang akibat hutan mangrove yang ditebas.
Mirisnya, program cetak sawah yang digadang-gadang oleh pemerintah pusat dapat mengurangi krisis pangan di negeri ini dinilai gagal.
Tanah gambut dan tanah rawa tidak cocok untuk dijadikan sawah.
Melihat keadaan pasang surut air rawa yang sulit diprediksi menjadikan para petani selalu tebak-tebakan kapan air akan pasang dan surut.
Bila air pasang, padi yang belum seutuhnya tumbuh bakal terendam banjir.
• Kawasan Hutan Mangrove di Pesisir Kecamatan Ketapang Terancam Abrasi
• Walhi Lampung Dorong Penegakan Hukum atas Perusakan Ekosistem Mangrove
Saat air surut, tanaman akan mengering akibat kurangnya pasokan air.
Nuri, nelayan di Tiyuh Panaragan, Tulangbawang Barat, menuturkan, penebangan hutan mangrove yang dijadikan lahan cetak sawah berdampak terhadap penghasilan nelayan setempat.
Menurutnya, sebelum adanya program cetak sawah, di lahan tersebut masih banyak dijumpai kayu mangrove, seperti sesepang, gelam, dan lainnya.