Berita Internasional
Profil Elon Musk, Orang Terkaya Kedua di Dunia dengan Harta Rp 1.974 Triliun
Dilansir dari data Bloomberg Billionare Index, kekayaan Elon Musk tidak kurang dari 140 miliar dolar AS (Rp 1.974 triliun).
Penulis: Daniel Tri Hardanto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tesla sudah menjadi ikon baru di industri otomotif dunia, khususnya mobil listrik.
Keberhasilan Tesla tentu tak bisa lepas dari peran sang pendiri, Elon Reeve Musk.
Tesla pula yang membawa Elon Musk menempati peringkat kedua orang terkaya di dunia saat ini.
Dilansir dari data Bloomberg Billionare Index, kekayaan Elon Musk tidak kurang dari 140 miliar dolar AS (Rp 1.974 triliun).
Padahal pada Oktober 2020 lalu, pria 49 tahun ini masih berada di tempat kelima, di bawah Jeff Bezos, Bernard Arnault, Bill Gates, dan Mark Zuckerberg.
Hal itu tak terlepas dari moncernya harga saham Tesla.
Baca juga: Cara Mukesh Ambani Orang Terkaya Asia dan Keluarga Menikmati Hidup, Istri Pakai Lipstik Rp 790 Juta
Baca juga: Wanita Terkaya Indonesia Wafat, Usahanya Kuasai Seperempat Pasar Tembakau di Tanah Air
Baca juga: Inilah Tesla Model 3, Mobil Listrik Termurah yang Dijual di Indonesia
Sejak awal tahun ini, saham Tesla meroket hingga lebih dari 550 persen.
Sebagai CEO, Elon Musk memiliki 20 persen saham di perusahaan tersebut.
Menariknya, pria yang juga pendiri SpaceX ini bukan tipe orang yang serakah.
Ia bahkan tidak mau mengambil gajinya di Tesla.
Padahal, Elon Musk punya jatah 56 ribu dolar AS dari perusahaannya tersebut.
Sementara di SpaceX, Elon Musk memiliki lebih dari separuh saham, tepatnya 54 persen.

Profil Elon Musk
Dikutip dari Wikipedia, Elon Musk lahir di Pretoria, ibu kota Afrika Selatan, pada 28 Juni 1971.
Elon Musk memiliki darah campuran Afrika Selatan-Kanada.
Ayahnya bernama Errol Musk, seorang ahli elektromekanika, pilot, dan juga pelaut asal Afrika Selatan.
Sementara ibunya, Maye Musk, adalah model kelahiran Regina, Saskatchewan, Kanada.
Elon Musk memiliki seorang adik laki-laki bernama Kimbal (lahir pada 1972) dan adik perempuan, Tosca (lahir 1974).
Neneknya berasal dari Britania Raya, sementara kakeknya berasal dari Amerika Serikat.
Setelah orang tuanya bercerai pada tahun 1980, Elon tinggal bersama ayahnya di Pretoria.
Namun siapa sangka, Elon Musk sempat menjalani masa suram.
Saat kecil, ia kerap menjadi korban bullying (perundungan) oleh teman-temannya.
Elon Musk memang berbeda dari anak-anak seusianya.
Ia lebih suka menghabiskan waktunya di perpustakaan dibandingkan bermain bola.
Kisah Sukses
Kesuksesan yang diraih Elon saat ini berasal dari kerja keras sedari dini.
Dilansir dari Business Insider, Jumat (17/11/2020), sejak kecil Elon telah mempelajari coding, hingga akhirnya pada umur 12 tahun ia menjual game pertamanya seharga 500 dolar AS.
Sebelum memasuki usia 18 tahun, Elon pun memutuskan untuk pindah dari Afrika Selatan ke Kanada.
Di negara tersebut, Elon melakukan berbagai pekerjaan serabutan, mulai dari penggali tanah, pemotong kayu, hingga pembersih ruangan di pabrik kayu.
Dari pekerjaan-pekerjaan tersebut, Elon mendapatkan upah sekitar 18 dolar AS per jam, yang mana pada tahun 1989 sudah cukup besar.
Elon melanjutkan perjalanannya dengan mengambil kuliah di Universitas Queens pada 1990.
Sembari kuliah, Elon tetap mencoba untuk mencari pemasukan dengan menjual bagian komputer atau komputer utuh.
"Saya bisa membuat sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan mereka dengan biaya yang lebih murah dibanding toko," ujar Elon, dikutip pada Jumat.
Setelah lulus, pria kelahiran 49 tahun lalu itu melanjutkan studinya ke Stanford.
Namun, tidak memakan waktu lama, Elon memutuskan untuk berhenti dan mulai mengembangkan usaha rintisan bersama Kimbal.
Dua bersaudara tersebut mengembangkan sebuah software petunjuk kota untuk koran bernama Zip2, dengan modal sebesar 28 ribu dolar AS.
Empat tahun kemudian, tepatnya pada 1999, Zip2 dijual dengan harga 307 juta dolar AS.
Dari aksi penjualan tersebut, Elon mengantongi 22 juta dolar AS, yang sebagian besarnya ia gunakan lagi untuk membentuk sebuah jasa perbankan online, X.com.
Perusahaan tersebut secara cepat memutuskan untuk melakukan merger dengan pesaingnya, dan membentuk PayPal, di mana Elon menjadi pemegang saham mayoritas.
Pada 2002, eBay membeli PayPal dan Elon pun kembali mendapatkan keuntungan sebesar 180 juta dolar AS.
Berangkat dari situ, Elon memulai belajar mengembangkan bisnis eksplorasi luar angkasa melalui SpaceX.
Beberapa tahun kemudian, ia bersama rekannya menciptakan produsen mobil listrik, Tesla.

Tesla akhirnya membawa Elon menyandang status miliuner.
Kendati demikian, Elon sempat bangkrut pada 2008 setelah cerai dari istri pertamanya, yang membawa sebagian besar hartanya.
Elon mengaku dirinya sempat kehabisan uang dan terpaksa meminjam dari teman-temannya.
Namun, setelah Tesla resmi melantai di bursa efek pada 2010, kekayaan Elon langsung lepas landas.
Pada 2012, kali pertama dirinya masuk daftar orang terkaya dengan harta 2 miliar dolar AS.
Setelah 10 tahun resmi terdaftar di bursa efek, kini harga saham Tesla selembarnya mencapai kisaran 548 dolar AS.
Perusahaan yang saat ini nilai valuasinya lebih dari 500 miliar dolar AS itu mendongkrak kekayaan Elon, yang saat ini mencapai 140 miliar dolar AS. (Tribunlampung.co.id/Daniel Tri Hardanto/kompas.com/berbagai sumber)