Tribun Lampung Selatan
86 Kelompok Dibina ke Sistem Korporasi, Disnakeswan Targetkan Lamsel Sentra Ternak Sapi
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Selatan menargetkan menjadi sentra dari peternakan sapi di Lampung.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: soni
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Selatan menargetkan menjadi sentra dari peternakan sapi di Lampung. Disnakeswan pun mendorong peternakan tradisional petani menjadi usaha peternakan berorientasi pada sistem korporasi (usaha bisnis).
"Kita memiliki potensi yang besar untuk pengembangan sektor peternakan. Karenanya kita dorong petani peternak untuk menjadi pelaku usaha peternakan yang berorientasi pada korporasi," kata Kepala Disnakkeswan Lampung Selatan, Arsyad Husein, Senin (28/12).
Dirinya mengatakan, pengembangan usaha peternakan ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mengentaskan kemiskinan yang saat ini masih ada di Kabupaten Lampung Selatan.
Baca juga: Hanya Rp 13 Ribu/Liter, Susu Segar dari Peternakan Sapi Kedaung Bandar Lampung Siap Diantar
Juga untuk mengatasi kasus stunting daerah, peningkatan konsumsi daging, akan dapat membantu mengatasi kasus stunting daerah.
Arsyad mengatakan, saat ini sebagian kelompok tani peternak sudah mengembangkan peternakan menjadi usaha. Ada sekitar 86 kelompok usaha ternak sapi yang ada di Lampung Selatan.
Dirinya menegaskan, upaya untuk mendorong berkembangnya peternakan tradisional masyarakat menjadi usaha berbasis korporasi bukanlah tanpa hambatan.
Kendala terbesar yang dihadapi petani kelompok pengembang ternak sapi, terkait dengan akses permodalan dari dunia perbankan yang masih sulit. Pihak bank, kata Arsyad, masih belum mau mengucurkan kredit ke kegiatan ternak sapi oleh petani.
"Kita memang memiliki program KUR (kredit usaha rakyat). Tetapi ini sulit untuk bisa diakses peternak sapi yang ingin mengembangkan usahanya. Pihak bank selalu meminta jaminan berupa harga tetap (tanah) atau harta lainnya," terang Arsyad.
Padahal untuk KUR ini, lanjutnya, untuk kredit hingga Rp. 50 juta dengan bunga sekitar 6 persen per tahun harusnya bisa tanpa jaminan. Tetapi para petani peternak sulit untuk bisa mengakses KUR untuk pengembangan usaha ternak sapi.
Menurut Arsyad, mengembangkan sektor peternakan sapi oleh masyarakat hanya dengan mengandalkan program bantuan dari pemerintah tentu akan sulit untuk dapat melakukan percepatan pengembangan.
"Ini perlu ada peran perbankan. Tapi sejauh ini belum bisa. Bahkan untuk petani yang sudah memiliki ternak sapi hingga ratusan ekor pun, tetap sulit untuk bisa mengakses kredit perbankan," kata Arsyad. (ded)