Berita Nasional
Siswi SMP Jadi Kuli Bangunan Demi Bantu Ibu, Tinggal di Gubuk Reyot
Seorang siswi SMP di Kota Lhokseumawe, Aceh itu bernama Zahra jadi kuli bangunan demi membantu ibunya yang merupakan orangtua tunggal.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang siswi SMP jadi kuli bangunan demi membantu ibunya yang merupakan orangtua tunggal.
Siswi SMP di Kota Lhokseumawe, Aceh itu bernama Zahra.
Pekerjaan berat sebagai kuli bangunan umumnya dilakukan pria.
Namun, bocah perempuan bertubuh kecil itu sudah akrab dengan beratnya tugas sebagai kuli.
• Janda Miskin dan 4 Anaknya Tinggal di Gubuk Reyot 3x2 Meter, Anak Gadisnya Jadi Kuli
• Pawang Tewas Diterkam 2 Harimau yang Lepas dari Kebun Binatang Sinka Zoo Singkawang
Di usianya yang masih belasan tahun, Zahra harus mengalami perjuangan yang luar biasa.
Di balik tubuh mungilnya, Zahra rupanya bekerja sebagai kuli bangunan.
Zahra lebih sering mengikat besi bangunan ketimbang bersendau-gurau bersama teman-teman sebayanya.
Dilansir Kompas.com pada Sabtu (6/2/2021), hal itu ia lakukan demi membantu sang ibu, Lela agar keluarga mereka bisa tetap melanjutkan hidup.
Ibu buruh cuci dan tinggal di gubuk reyot
Ibu Zahra, Lela merupakan orangtua tunggal.
• AKP David Sinaga Dicopot Usai Viral Video Oknum Polisi Mabuk: Ada Barisan Sakit Hati
• Polisi Sebut Pembunuhan Dalang Ki Anom Subekti karena Dendam
Ia memiliki empat anak.
Anak sulungnya, Ilham Hidayat kini telah tamat SMA.
Sedangkan, tiga anak lainnya masih bersekolah.
Mereka adalah Zahra (kelas 3 SMP), Sucila Iqomah (kelas 1 SMP), dan Wahyuda (kelas 1 SD).
Sehari-hari, Lela bekerja sebagai buruh cuci pakaian agar anak-anaknya bisa makan dan mengenyam pendidikan.
Keluarganya kini tinggal di gubuk reyot tanpa penerangan.
Adapun, gubuk reyot itu berukuran 3x2 meterpersegi di Desa Uteun Kot, Muara Dua, Lhokseumawe.
Zahra jadi buruh bangunan: uangnya bisa bantu orangtua
Akibat beban hidup itu, Zahra pun berupaya meringankan kesusahan ibunya.
Ia terpaksa bekerja menjadi kuli bangunan di Kota Lhokseumawe, Aceh.
Zahra tak merasa malu.
Sebab, ia dan keluarganya harus bertahan menghadapi kerasnya hidup.
"Saya sering tidak masuk sekolah."
"Maka saya bekerja, ikat besi bangunan rumah dan lain sebagainya," kata dia.
Menurutnya, hasil keringatnya bisa dipergunakan untuk membantu sang ibunda mencukupi kebutuhan hidup.
"Terpenting uang harian saya bisa bantu orangtua."
"Sebagian buat sekolah saya dan dua adik," kata dia.
Belum dapat bantuan dari pemerintah
Kisah pilu Zahra dan keluarganya akhirnya viral di media sosial.
Buntutnya, pihak sekolah merasa iba dan membantu memperbaiki rumah Zahra dan ibunya.
Uang perbaikan tersebut merupakan hasil patungan dari guru-guru di sekolah Zahra.
Meski demikian, sang ibu mengaku belum pernah menerima bantuan dari pemerintah.
"Sampai sekarang kami belum terima bantuan pemerintah," ujar dia.
Senasib dengan Zahra, Bocah Penjual Bakpao
Kevin Wijaya (11) mendadak viral dan menjadi perbincangan di TikTok setelah videonya berjualan bakpao diunggah oleh seorang pria bernama Al Wisnu Mukti.
Bocah yang masih duduk di bangku SD itu menghabiskan waktu bermainnya dengan berjualan bakpao.
Tak seperti anak seusianya, kondisi keluarga yang serba terbatas membuat Kevin turut turun tangan demi bisa makan.
Dikutip dari Tribunnews.com, bocah yang tinggal di Ketapang, Kalimantan Barat ini akhirnya mendapatkan bantuan.
Hal itu berkat video yang diunggah Wisnu pada Kamis (5/11/2020) silam.
Unggahan dari Al Wisnu Mukti (25) ini, telah ditonton 2,7 juta kali.
Saat dihubungi, warga Ketapang, Kalimantan Barat, ini berujar, Kevin berjualan bakpao agar keluarganya bisa makan.
Awal pertemuan
Wisnu bertemu dengan Kevin secara tidak sengaja pada Kamis (5/11/2020) lalu.
"Bakpaonya satu mika berisi dua bakpao, harganya Rp 10.000," ujarnya kepada Tribunnews.com, Rabu (18/11/2020).
Menurutnya, Kevin mempunyai inisiatif sendiri untuk membantu keluarganya.
Wisnu merasa senang video kisah penjual bakpao itu mendapat respons yang baik dari warganet.
"Banyak respons positif untuk konten saya. Saya sangat senang," ungkap dia.
"Apalagi dengan video ini, saya bisa membantu saudara kita yang membutuhkan," lanjutnya.
Selain itu, Wisnu juga bersyukur karena sekarang banyak yang membeli bakpao Kevin.
"Setelah saya unggah video itu, Alhamdulillah dagangan adik itu laris," kata dia.
Pengguna TikTok kumpulkan donasi
Wisnu menyampaikan, banyak warganet yang meminta dibuka donasi untuk Kevin.
Setelah bertemu penjual bakpao itu, ia akhirnya memutuskan untuk membuka donasi.
"Setelah saya unggah video itu, banyak yang mau open (buka) donasi," ungkapnya.
"Hari kelima setelah saya unggah video, saya ketemu sama adiknya."
"Baru saya berani bilang mau buka donasi," papar Wisnu.
Selama tiga hari, donasi untuk Kevin berhasil terkumpul sebanyak Rp 8 juta.
"Saya buka donasi selama tiga hari, dan terkumpul Rp 8 juta."
"Itu donasi dari anak-anak TikTok."
"Mereka yang memaksa saya buat buka donasi."
"Karena mereka salut dengan perjuangan Kevin," terangnya.
Wisnu telah memberikan donasi Rp 8 juta kepada bocah penjual bakpao tersebut.
Berikut keterangan dalam video unggahan Wisnu:
"Gw nanya ama dia (gak main sama temen-temen ya).
"Dia jawab (Gak sempet buat main bang).
"Loh kenapa? seusia kamu kan emang lagi seneng buat main.
Dan dia menjawab gw dengan jawaban yang membuat gw terdiam sejenak.
(Aku bantuin orang rumah dagang aja bang biar kita bisa makan)," tulisnya.
Ini sejumlah komentar warganet atas video viral itu:
"Tamparan banget buat kita yang selalu ngeluh padahal tiap hari cuma rebahan."
"Jangan banyak gengsi, jangan mengeluh dan belajar lebih mandiri, didoakan semoga menjadi orang sukses suatu saat nanti."
"20 tahu ke depan dia udah jadi orang sukses dan lihat video dia pun kaget."
"lebih respect yang gini daripada yang minta-minta."
"Dari sini kita tahu bahwa sifat kebocilan bukan nilai dari umurnya."
• Butuh Uang untuk Nikah Lagi, Pria Ancam Bunuh Keluarga Bos Minta Tebusan Rp 200 Juta
• Paman dan Keponakan Tewas Kecelakaan, Tertabrak Mobil Ngebut yang Oleng Keluar Jalur
Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Kisah Zahra, Bocah SMP Jadi Kuli Bangunan Demi Ibu, Dapat Bantuan Guru Tapi Tidak dengan Pemerintah