Berita Nasional

Mahasiswi Bunuh Selebgram Makassar karena Sakit Hati Ditinggal

Kasus pembunuhan Selebgram di Makassar. Pelaku bunuh korban karena sakit hati akan ditinggal.

Editor: taryono
DOK.
Ari Pratama Selebgram Makassar. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kasus pembunuhan Selebgram di Makassar.

Kejadian di Wisma Topaz Makassar Jumat (5/3/2021) siang.

Korban bernama Ari Pratama (24).

Adapun pelaku bernama Aisyah Alfika (19).

Motifnya karena sakit hati.

Baca juga: Presenter Vicky Prasetyo dan Kalina Oktarani Menikah 13 Maret 2021

Baca juga: Warga Heboh Ada Truk Trailer Nyasar dan Terjebak di Pohon Beringin di Semarang

"Karena tidak Adami perasaanku sama dia (Ari Pratama),"

"Sakit hatika karena mauka natinggalkan setelah tahu bilang hamilka," aku Aisyah Alfika.

Atas kasus tersebut, pelaku Aisyah Alfika (19) telah ditangkap dan ditahan polisi.

Diketahui, Aisyah Alfika (19) ke menikam Ari Pratama (24), Jumat (5/3/2021) siang.

Mahasiswi salah satu kampus universitas negeri di Makassar itu, mengaku sakit hati lantaran hamil dan hendak ditinggal Ari.

Pengakuan itu diungkapkan Asyiha saat diinterogasi polisi di Posko Resmob Polsek Panakukkang, Makassar.

Aisyah mengaku sengaja membawa pisau dari rumahnya di Komplek BTP Makassar.

Pisau dapur itu sengaja ia bawa untuk melampiaskan kekesalannya terhadap Ari.

"Sakit hatika karena mauka natinggalkan setelah tahu bilang hamilka," kata Aisyah.

Lebih jauh Aisyah mengaku bertemu dengan Ari di wisma memang hanya bertujuan untuk melakukan penikaman.

"Karena tidak Adami perasaanku sama dia (Ari)," ujar Aisyah kepada polisi.

Informasi yang diperoleh di lokasi, korban Ari Pratama chek in pada pukul 03.41 Wita atau dua jam sebelum penikaman terjadi.

Ari disebut chek in bersama kekasihnya atau teman kencangnya Aisyah Alfika.

Skitar pukul 05.00 Wita, Ari Pratama keluar dari kamar 214 di Lantai 2 wisma.

Ia keluar kamar dalam keadaan bugil atau tanpa busana.

Dari rekaman CCTV wisma, Ari terlihat menutupi alat vitalnya menggunakan tangan.

Ia juga menutupi dadanya yang mengalami luka tusukan dengan tangan.

Ia lalu berlari ke lobi wisma untuk meminta pertolongan.

"Dia bilang ke saya, kak saya ditikam sama cewek di atas'," kata petugas wisma, Roni (28).

Kedatangan korban yang menderita luka tusuk dan bersimbah darah itu membuat Roni panik. Roni lantas keluar dari Wisma meminta tolong. Tapi kondisi korban semakin memburuk.

"Cowok (korban) bangun lagi setelah jatuh di lobi, dia coba jalan tapi jatuh lagi. Karena dia mungkin takut juga, dia bangun lagi, terus dia jatuh terakhirnya," kata Roni.

Ari kata Roni, dalam kondisi bersimbah darah, coba berdiri lalu berjalan. Namun, tumbang lagi.

Roni pun mengaku panik.

Ia (Ari) pun, terkapar di depan wisma dan dinyatakan meninggal dunia.

Kondisi itu, lanjut Roni, membuat dirinya mulai panik.

"Cowoknya (Ari) sempat bangun lagi setelah jatuh di lobi, dia coba jalan tapi jatuh lagi. Mungkin takut juga, dia bangun lagi, terus dia jatuh lagi terakhirnya," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Kanit Reskrim Polsek Panakukkang Iptu Iqbal Usman.

"Kronologis singkat kejadiannya berawal dari lantai dua di salah satu kamar wisma ini. Kemudian setelah korban (Ari) dianiaya, lari menyelamatkan diri di lantai satu (dasar)," ujarnya.

Saat tiba di lantai dasar, Ari Pratama yang mengalami pendarahan hebat akibat luka tikaman yang diderita pun tumbang.

SPKT Polsek Panakukkang yang tiba di lokasi langsung mengevakuasi AP ke RS Bhayangkara

Namun, nyawanya tidak sempat tertolong lagi karena kehabisan darah.

Tes Kehamilan

Polisi akan melakukan tes kehamilan terhadap, Aisyah Alfika (19) mahasiswa pelaku penikaman yang tewaskan selebrgam Makassar, Ari Pratama.

Hal itu diungkapkan Kasubag Humas Polrestabes Makassar Kompol Supriadi Idrus saat merilis pengungkapan kasus itu di Mapolsek Panakkukang, Jl Pengayoman, Makassar, Jumat (5/3/2021) sore.

"Kalau informasi yang dimaksud (pengakuan hamil) itu belum, saya tidak bisa (pastikan) karena harus dites dulu, harus dites medis," ujar Kompol Edy sapaan Supriadi Idrus.

Pemeriksaan atau tes kehamilan terhadap Aisyah dilakukan untuk membuktikan pengakuan saat diinterogasi di Posko Resmob Polsek Panakkukang.

Ia mengaku menikam Ari Pratama lantaran sakit hati ditinggal saat dalam kondisi hamil.

"Sakit hatika karena mauka natinggalkan setelah tahu bilang hamilka," kata Aisyah.

Lebih jauh Aisyah mengaku bertemu dengan Ari di wisma memang hanya bertujuan untuk melakukan penikaman.

"Karena tidak Adami perasaanku sama dia (Ari)," ujar Aisyah kepada polisi.

Informasi yang diperoleh di lokasi, korban Ari Pratama chek in pada pukul 03.41 Wita atau dua jam sebelum penikaman terjadi.

Ari disebut chek in bersama kekasihnya atau teman kencangnya Aisyah Alfika.

Skitar pukul 05.00 Wita, Ari Pratama keluar dari kamar 214 di Lantai 2 wisma.

Ia keluar kamar dalam keadaan bugil atau tampa busana.

Dari rekaman CCTV wisma, Ari terlihat menutupi alat vitalnya menggunakan tangan.

Ia juga menutupi dadanya yang mengalami luka tusukan dengan tangan.

Ia lalu berlari ke lobi wisma untuk meminta pertolongan.

"Dia bilang ke saya, kak saya ditikam sama cewek di atas'," kata petugas wisma, Roni (28).

Kedatangan korban yang menderita luka tusuk dan bersimbah darah itu membuat Roni panik. Roni lantas keluar dari Wisma meminta tolong. Tapi kondisi korban semakin memburuk.

"Cowok (korban) bangun lagi setelah jatuh di lobi, dia coba jalan tapi jatuh lagi. Karena dia mungkin takut juga, dia bangun lagi, terus dia jatuh terakhirnya," kata Roni.

Ari kata Roni, dalam kondisi bersimbah darah, coba berdiri lalu berjalan. Namun, tumbang lagi.

Roni pun mengaku panik.

Ia (Ari) pun, terkapar di depan wisma dan dinyatakan meninggal dunia.

Kondisi itu, lanjut Roni, membuat dirinya mulai panik.

"Cowoknya (Ari) sempat bangun lagi setelah jatuh di lobi, dia coba jalan tapi jatuh lagi. Mungkin takut juga, dia bangun lagi, terus dia jatuh lagi terakhirnya," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Kanit Reskrim Polsek Panakkukang Iptu Iqbal Usman.

"Kronologis singkat kejadiannya berawal dari lantai dua di salah satu kamar wisma ini. Kemudian setelah korban (Ari) dianiaya, lari menyelamatkan diri di lantai satu (dasar)," ujarnya.

Saat tiba di lantai dasar, Ari Pratama yang mengalami pendarahan hebat akibat luka tikaman yang diderita pun tumbang.

SPKT Polsek Panakukkang yang tiba di lokasi langsung mengevakuasi AP ke RS Bhayangkara.

Namun, nyawanya tidak tertolong lagi. (Tribun-Timur/Muslimin Emba)

sumber: Tribun Timur

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved