Berita Nasional
Mahfud MD Sebut Pengurus Resmi Masih AHY, Inilah 7 Profil Otak Penggagas Digelarnya KLB Demokrat!
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD akhirnya memberikan pernyataan terkait Partai Demokrat.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD akhirnya memberikan pernyataan terkait Partai Demokrat.
Mahfud MD menyatakan, sampai saat ini pemerintah menganggap belum ada Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang Sumatera Utara.
Menurutnya, sampai saat ini pemerintah belum menerima pemberitahuan resmi dari Partai Demokrat terkait KLB tersebut.
Baca juga: Artis Annisa Pohan Buka Suara Kisruh Partai Demokrat, Kini Ada Ketum Moeldoko Versi KLB
"Sampai dengan saat ini pemerintah itu menganggap belum ada kasus KLB Partai Demokrat. Kongres Luar Biasa. Karena kan kalau KLB mestinya ada pemberitahuan resmi sebagai KLB, pengurusnya siapa. Sehingga yang ada misalnya di Medan itu ya kita anggap sebagai temu kader yang itu tidak bisa dihalangi," kata Mahfud dalam keterangan video yang disampaikan Tim Humas Kemenko Polhukam pada Sabtu (6/3/2021).
Dalam UU tersebut, kata Mahfud, dikatakan bahwa boleh orang berkumpul mengadakan di tempat umum itu asalkan memenuhi syarat-syarat tertentu di antaranya pertemuan bukan dilakukan di Istana Negara, tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, atau arena obyek vital.
Sehingga kalau ditanya apakah sah KLB di Medan atau di Deli Serdang Medan, kata Mahfud, pemerintah tidak bicara sah dan tidak sah sekarang.
Hal itu karena, kata Mahfud, bagi pemerintah belum ada secara resmi laporan tentang KLB itu dan dengan demikian tidak ada masalah hukum.
"Sekarang, pengurusnya yang resmi di kantor pemerintah itu adalah AHY putra Susilo Bambang Yudhoyono. Itu yang sampai sekarang," kata Mahfud.
Mahfud melanjutkan, jika terjadi perkembangan baru nanti, misalnya dari kelompok yang menyatakan KLB di Deli Serdang melapor kepada pemerintah di antaranya terkait hasilnya baru pemerintah menilai.
"Nanti pemerintah akan memutuskan oh ini sah, ini tidak sah, dan seterusnya. Pemerintah akan berpedoman pada aturan-aturan hukum," kata Mahfud.
Mahfud menjelaskan jika ada masalah internal partai seperti yang terjadi di Partai Demokrat, pemerintah dihadapkan pada kesulitan untuk bersikap.
Namun demikian, kata Mahfud, pemerintah mendengar berbagai opini yang berkembang.
"Tapi secara hukum kan kita tidak bisa lalu menyatakan ini sah tidak sah sebelum ada data dokumen di atas meja," kata Mahfud.
Mahfud mencontohkan, hal serupa juga terjadi pada tahun 2002 ketika Matori Abdul Jalil misalnya mengambil alih PKB dari kelompoknya Gus Dur.
Saat itu, kata dia, Presiden Megawati tidak bisa berbuat apa-apa, namun bukan tidak mau, karena ada Undang-Undang yang tidak boleh melarang orang berkumpul kecuali jelas menyatakan sesuatu yang dilarang oleh hukum.
Sehingga, kata Mahfud, waktu itu Megawati juga membiarkannya hingga akhirnya Matori kalah di pengadilan.
"Pada zaman Pak SBY sama Pak SBY juga tidak melarang ketika misalnya ada dualisme PKB yang muncul di Parung dan di Ancol. Pak SBY juga tidak melakukan apa-apa. Dibiarkan, serahkan pengadilan, kan begitu. Akhirnya pengadilan yang memutus. Jadi sama kita," kata Mahfud.
Mahfud berpesan dalam situasi konflik internal partai seharusnya partai itu sendiri yang harus solid.
"Pemerintah pun tidak boleh lho kalau ada orang internal lalu ribut lalu mau dilarang. Seharusnya partai sendiri yang solid di dalam jangan sampai pecah," kata Mahfud.
Baca juga: Pidato Pertama Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat versi KLB
Seperti diketahui kalau anak mantan Presiden SBY, yakni AHY, akhirnya benar-benar terkena kudeta oleh Moeldoko.
KLB Partai Demokrat di Deli Serdang telah terlaksana dan menjadikan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Lalu siapa saja otak KLB Demokrat itu?
Mari kita simak daftar profil otak KLB Demokrat
1. Jhoni Allen Marbun

Dikutip dari wikipedia, Jhoni Allen Marbun lahir di Pangururan, Kabupaten Samosir, 21 Agustus 1960.
Ia adalah anggota DPR tiga periode sejak 2009 yang berasal dari Partai Demokrat mewakili daerah pemilihan Sumatra Utara II.
Jhoni Allen Marbun bergabung dengan Partai Demokrat pada tahun 2002 dengan alasan melihat adanya perubahan politik.
Saat itu, ia masih sebagai pegawai negeri di Pemda DKI Jakarta.
Menurutnya, ia tak pernah bermimpi untuk menjadi anggota dewan.
“Dulu saya berpikir sudah 20 tahun di DKI, kalau saya di sini terus kariernya hanya tingkat lokal, makanya waktu lahir Partai Demokrat, saya bergabung,” jelasnya.
Sebelumnya Jhoni sudah berbisnis sejak masih berstatus sebagai mahasiswa di IPB, Bogor.
Bisnis pertamanya berawal dari mengkoordinir beberapa anak muda untuk menjual bensin campur minyak tanah.
Selain itu, ia pun pernah berjualan kaos yang dibelinya di Bandung hingga mendirikan usaha fotokopi dan rental mobil. Dari usaha tersebut, Jhoni bisa memiliki rumah sendiri.
“Selain itu, dulu juga sempat membuka wartel, juga bareng teman-teman jadi makelar hewan kurban,” tambahnya.
Diakui olehnya, sekarang ia lebih banyak berbisnis jual beli tanah dan bangunan. Mulai dari 100-200 meter yang dilakoninya secara konvensional tanpa ada nama perusahaan.
Belakangan bersama istrinya, Jhoni mendirikan sekolah di kawasan Cibitung, Bekasi dengan nama Surya Purnama. Jhoni juga diketahui memiliki beberapa ruko, di Cilandak, Jakarta Selatan, di Jalan Pajajaran, Cibonong, dan Jl. Gunung Gede Bogor yang disewa-sewakan. Selain ruko, ia juga punya super-market Alfa Midi dan bisnis biliar di daerah Dermaga dengan nama Biliard Dermaga.
Baca juga: Moeldoko Jadi Ketum Demokrat di KLB, AHY Minta Jokowi Turun Tangan
2. Syofwatillah Mohzaib

Syofwatillah Mohzaib merupakan mantan Anggota DPR RI dari fraksi Demokrat pada 2014 hingga 2019 lalu.
Di periode sebelumnya Syofwatillah juga merupakan anggota DPR RI periode 2009-2014.
Dirinya dalam dua periode tersebut berada di komisi VIII (Kesejahteraan Sosial) dengan jabatan sebagai wakil ketua komisi.
Dikutip dari dpr.go.id, pria kelahiran Serang 14 April 1975 tersebut juga merupakan pengasuh di Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah Palembang, Sumatera Selatan.
Saat menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014, Pondok Pesantren IGM Al-Ihsaniyah sempat dikunjungi Perwakilan Delegasi Parliamentary Union of OIC Member States (PUIC).
Tour tersebut diikuti di antaranya terdiri dari Negara Nigeria, Tunisia, Maroko, Yordania, Azerbaijan, Pakistan dan Palestina.
Syofwatillah Mohzaib pun menerima kunjungan tersebut secara langsung.
Rupanya Syofwatillah juga dikenal sebagai pembuat Al Quran terbesar di Dunia.
"Kegiatan Tour ke Pesantren IGM Al- Ihsaniya tentunya mempunyai maksud, kami ingin menunjukkan karya seni Ukiran Kayu Al-Quran terbesar yang ada di Indonesia yang dinamakan Al Qur’an Al Akbar dan ada di Pondok Pesantren kami," ujar Syofwatillah.
Al Quran Al-Akbar menghabiskan 50 meter kubik kayu tembesu. Al Qur’an ini terdiri dari 630 halaman dengan jumlah lembar kayu mencapai 315 buah.
3. Marzuki Alie

Dikutip dari wikipedia, Marzuki Alielahir di Palembang, Sumatra Selatan, 6 November 1955.
Ia adalah Ketua DPR-RI periode 2009-2014 asal Partai Demokrat. Marzuki Alie juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal di Partai Demokrat, partai bentukan Susilo Bambang Yudhoyono.
Riwayat pekerjaan Marzuki Alie adalah sebagai berikut :
- Rektor Universitas Indo Global Mandiri 2014 -
- Komisaris Utama Group usaha PT.Global Perkasa Investindo 2006 –2009
- Direktur Komersiil PTSemen Baturaja (Persero) Palembang 1999 - 2006
- PT.Semen Baturaja (Persero) Palembang, Baturaja, Lampung,Jakarta
- Pegawai Negeri Sipil di KPN, Departemen Keuangan RI Palembang 1979 – 1980
- Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Aanggaran, Dep.Keuangan RI Jakarta 1975 – 1979
Baca juga: SBY Tanggapi KLB Partai Demokrat, Akal Sehat Telah Mati
4. Darmizal
Dikutip dari Tribunnews.com, Darmizal lahir pada 6 September 1963. Ia tercatat memiliki riwayat pendidikan sebagai Magister Hukum di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Program Doktoral Ilmu Sosial di Universitas Pasundan Bandung.
Darmizal pernah menjadi relawan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dalam kontestasi Pilpres 2004 lalu.
Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat dan Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat.
5. Yus Sudarso
Dikutip dari dct.kpu.go.id, Yus Sudarso lahir di Bangkalan, 22 April 1963.
Ia menikah dengan Nur Hamidah.
Dari hasil pernikahannya tersebut, mereka dikaruniai satu buah hati.
Sebelum dipecat, ia mengajukan diri sebagai calon anggota DPR RI dari Partai Demokrat dengan daerah pemilihan Jawa Timur XI pada 2013 silam.
Riwayat Pendidikan
- S3, Ilmu hukum, Universitas Airlangga Surabaya (2012)
- S2, Magister Hukurn, Universitas Putera Bangsa Surabaya (2005)
- S1, Sarjana Hukum, Universitas Islam Jakafiq Jakarta (1996)
- S1, Sarjana Pendidikan, Fakultas pendidikan llmu Sosial - Sejarah dan Antropologi, IKIP Jakarta, Jakarta (1987)
- SMAN 1 Bangkalan, Madura (1982)
Riwayat Pekerjaan
- Vice Presiden Mega Mendut Group (1996)
- Direktur Utama PT. Toyosan Pillar (1989 s/d 2011)
- Komisaris PT. Toyosan Pillar (2011 s/d sekarang)
- Direktur Tabloid Hukum dan Kriminalitas, Divisi Humas Mabes POLRI, (2002 s/d 2008)
- Pimpinan Perusahaan Harian Umum AB/ABRI (1998 s/d 2001)
- Direktur Mendut Hotel, Yogyakarta (1990 s/d 1996)
- Direktur, Tiara farm. Tangerang, Banten (1987 s/d 1990)
- Manajer, PT. Fajar Rimba Kencana (Feny Souneville & Co.) Jakarta (1984 s/d 1987).
6. Ahmad Yahya
7. Tri Yulianto
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Yus Sudarso, Kader Demokrat yang Dipecat, Pernah Bicara Rencana Perubahan Kepemimpinan Partai.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Profil Darmizal Pengusung Moeldoko di KLB, Pernah Lepas Jabatan di Demokrat demi Jokowi".
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Syofwatillah Mohzaib, Dipecat Tidak Hormat dari Partai Demokrat, Pengasuh Ponpes di Palembang.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ini Profil 7 Otak KLB Demokrat yang Jadikan Moeldoko Ketua Umum Partai Demokrat dan Kudeta AHY
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mahfud MD: Belum Ada KLB Partai Demokrat, Pengurusnya yang Resmi Sekarang AHY Putra SBY