Apa Itu
Apa Itu Dongeng, Ciri-Ciri, dan Jenisnya
Dongeng seringkali jadi cerita pengantar tidur. Tapi apa itu dongeng, ciri-ciri, dan jenisnya? Berikut penjelasannya!
Penulis: Virginia Swastika | Editor: Riyo Pratama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Saat bersekolah dulu, kita pasti sering mendengar apa itu dongeng.
Dongeng adalah salah satu karya sastra lama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dongeng punya dua arti.
Arti pertama adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh).
Baca juga: Baru Sehari, MV Terbaru Rizky Febian Langsung Trending di YouTube
Baca juga: Arumi Bachsin Akui Pernah Selingkuh, Emil Dardak: Loh Kok Pernah?
Sedangkan arti kedua adalah perkataan (berita dan sebagainya) yang bukan-bukan atau tidak benar.
Dongeng biasanya berisikan cerita-cerita khayalan atau fiksi yang imajinatif sehingga menarik untuk dibaca ataupun didengar.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, dongeng melibatkan unsur dan kejadian luar biasa, umumnya mencakup cerita rakyat populer, seperti Cinderella.
Sementara menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dongeng merupakan bentuk karya sastra lama yang sudah berkembang sejak zaman dahulu.
Meskipun dongen itu sifatnya fiktif atau hanyalah khayalan, dongeng juga karya sastra yang mengandung pesan moral di dalamnya.
Hal ini pun bisa dijadikan sebagai pendidikan bagi anak-anak.
Baca juga: Sempat Bertengkar, Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Kenang Momen Pernikahan
Baca juga: Anang Hermansyah Abadikan Momen Harmonis Ashanty dan Krisdayanti di Lamaran Aurel-Atta
Ciri Ciri Dongeng
Supaya bisa membedakan dongeng dengan karya satra lainnya, dongeng juga punya karakateristik.
Berikut ini ciri-ciri dongeng:
1. Alurnya sederhana.
2. Ceritanya singkat dan bergerak cepat.
3. Karakter tokohnya tidak rinci.
4. Disampaikan sebagai cerita pengantar tidur.
5. Punya pesan moral untuk pembaca dan pendengarnya.
Jenis Dongeng
Dongeng pun memiliki beberapa jenis, di antaranya:
1. Cerita Fabel (Binatang)
Cerita fabel adalah cerita dongeng tentang binatang.
Tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut umumnya adalah binatang.
Binatang tersebut digambarkan layaknya manusia yang memiliki watak dan sifat.
Cerita fabel ini termasuk salah satu dongeng yang paling banyak diceritakan oleh orang tua.
Hal ini karena ada pesan moral yang bisa disampaikan dengan cara mudah.
Tapi seiring perkembangan, tokoh pada cerita fabel tidak hanya terbatas pada binatang.
Tokoh berupa tumbuhan juga bisa digunakan.
2. Cerita Jenaka
Cerita jenaka merupakan cerita lucu dan menguncang orang untuk tertawa.
Cerita ini memang dibuat untuk menghibur orang yang membacanya.
Contoh cerita jenaka ini adalah Kabayan.
3. Cerita Legenda
Dongeng dengan cerita legenda merupakan cerita yang brhubungan dengan cerita suatu tempat atau asal usul sebuah tempat.
Dongeng jenis ini seringkali ditemukan di Indonesia.
Hal ini karena Indonesia memiliki banyak tempat bersejarah yang di dalamnya terkandung nilai-nilai pendidikan.
Contoh cerita legenda adalah Danau Toba, Tangkuban Perahu, dan asal usul Banyuwangi.
4. Cerita Mitos
Cerita mitos merupakan dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap hal-hal yang tidak masuk akal.
Biasanya cerita ini berhubungan dengan hal mistis atau gaib, makhlus halus, serta dewa dewi.
Contoh dongeng pada cerita ini adalah Roro Jonggrang, yang bercerita tentang seorang perempuan yang diminta dibuatkan 1000 candi dalam waktu semalam.
5. Cerita Sage
Cerita sage memang kurang begitu terkenal di masyarakat, terutama jika dibandingkan cerita fabel dan legenda.
Cerita sage adalah salah satu jenis dongeng yang mengandung unsur sejarah dan telah bercampur dengan fantasi rakyat.
Contoh cerita ini adalah Tutur Tinular dan Panji Laras.
6. Cerita Parabel
Selain cerita sage, cerita parabel juga termasuk merupakan salah satu dongeng yang kurang populer di masyarakat.
Padahal dongeng-dongeng parabel ini merupakan cerita yang berisikan unsur pendidikan dan keagamaan.
Baca juga: Lesti dan Rizky Billar Segera Menikah, Taqy Malik: Sudah Kasih Kode-kode
Contoh dari cerita parabel ini adalah Damarwulan dan Sepasang Selop Putih. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )