Berita Terkini Nasional

Jatuh Terpeleset, Petani Tuban Tewas Tersengat Jebakan Tikus Beraliran Listrik

Petani asal Tuban meregang nyawa setelah tersengat jebakan tikus beraliran listrik yang dibuat, alhasil kejadian ini membuat heboh

Editor: Hanif Mustafa
surya.co.id/m sudarsono
Polisi melakukan olah TKP terhadap jenazah yang tewas tersetrum jebakan tikus. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Petani asal Tuban tewas tersengat listrik setelah terpeleset di areal sawah yang terpasang jebakan tikus beraliran listrik

Peristiwa ini terjadi di pesawahan yang ada di daerah Desa Karangtinoto Kecamatan Rengel Tuban, Minggu (27/6/2021).

Petani tersebut diketahui bernama Kasman (53), warga setempat.

Sebelumnya Kasman tengah berjalan di areal sawah dengan kawat beraliran listrik.

Kawat jebakan itu difungsikan agar hama tikus tak menyerang tanamannya.

Baca juga: Suami Lihat Pria Masuk Kamar Hotel Istrinya, Terbakar Cemburu hingga Berakhir Diborgol

Namun nahas saat Kasman tengah berjalan ia terjatuh dan menyentuh jebakan.

Kapolsek Rengel, Iptu Dean Tommy Rimbawan mengatakan, kejadian awal korban berjalan di atas pematang sawah yang dikelilingi kawat beraliran listrik.

Kemudian korban terjatuh dan secara reflek kedua tangannya memegang kawat beraliran listrik, sehingga korban meninggal dunia di lokasi.

"Korban meninggal dunia di lokasi, kedua tangannya memegang kawat beraliran listrik," ujarnya kepada wartawan.

Tommy menjelaskan, petugas yang mengetahui kejadian tersebut langsung datang ke lokasi untuk melakukan pertolongan dan olah TKP.

Baca juga: Detik-detik Pengemudi Pajero Pukul Sopir Truk di Sunter, Lihat Tindakan Polisi

Dari hasil pemeriksaan petugas kesehatan puskesmas Rengel, tubuh korban ditemukan luka bakar pada kedua telapak tangan.

Sedangkan badan korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan.

Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi atas kejadian tersebut, guna perkembangan penyelidikan.

Untuk barang bukti yang diamankan yaitu potongan kawat bekas yang dialiri listrik.

"Tidak ada tanda-tanda kekerasan, namun ada bekas luka bakar akibat tersengat listrik," pungkasnya.

Hama Tikus Menyerang di Lampung

Gapoktan Usaha Maju Margodadi mengaku telah mendapat dua karung tikus dalam aksi gropyokan basmi hama di wilayah setempat.

Ketua Gapoktan Usaha Maju Sudibyono Seputro mengatakan, gerdal gropyokan lahan persawahan ini telah dua kali dilakukan petani setempat dan menghasilkan sekitar dua karung tikus.

"Lahan di kelompok saya itu kurang lebih 41 hektare dengan 80 anggota. Kalau setiap musim pasti ada yang terserang hama tikus, kalau musim kemarin tidak seberapa parah. Ada, tapi tidak banyak yang dimakan tikus," ujarnya, Kamis (10/6/2021).

Namun, pada musim gadu ini pihaknya belum bisa memastikan apakah hama tikus akan mewabah lagi, namun untuk meminimalisir hal tersebut pihaknya bergerak dengan menggelar gropyokan.

"Hama tikus kali ini ancaman bagi petani. Tahun ini memang kemungkinan lebih banyak dari tahun lalu. Karena ini masih persemaian saja sudah diserang, otomatis akan menjadi kendala pada masa tanam nanti," tukasnya. 

Ia menambahkan, setelah masa taman padi petani berencana akan memasang umpan beracun di masing-masing petakan sawah.

Kemudian melakukan gropyokan yang disarankan oleh DKP3 Kota Metro seminggu dua kali hingga masa tanam berjalan. 

"Kita sudah lakukan dua kali. Minggu depan kita akan coba lagi ajak kawan-kawan petani. Mudah-mudahan bisa kita atasi," tuntasnya.

DKP3 Kota Metro Imbau Gropyokan

Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro mengimbau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setempat untuk mengadakan gropyokan hama tikus.

Kepala DKP3 Kota Metro Hery Wiratno mengatakan pihaknya telah menggerakkan sejumlah Gapoktan untuk melaksanakan gerakan pengendalian (gerdal) hama dengan cara gropyokan. 

Kata Hery Wiratno, kegiatan ini dilaksanakan untuk meminimalisir kerugian akibat hama tikus, karena hama tikus kini menjadi momok pada musim gadu tahun ini.

"Hama tikus saat ini sedang mewabah. Dan berpotensi menyebabkan gagal panen. Jadi, harus adanya pengendalian untuk mengusir dan meminimalisir," terangnya saat gropyokan bersama Gapoktan Usaha Maju dan Makmur di Margodadi, Kamis (10/6/2021).

Hery Wiratno mengimbau agar para petani Kota Metro juga meningkatkan kreativitas meski lahan terbatas.

"Kita beruntung, karena seperti Lampung Tengah atau Lampung Timur enggak semua dapat air. Boleh kita kalah lahan, tapi produktivitas dan kreativitas harus terus jalan," imbuhnya.

Sementara Kepala Pengendali Organisne Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kota Metro Slamet menilai pengendalian hama tikus bisa menyesuaikan kondisi di lapangan.

"Seperti di Margodadi ini sudah tepat melakuan gropyokan, karena lahan sawah belum ditanami padi," terangnya. 

Ia mengaku, ada beberapa metode pengendalian hama tikus selain gropyokan, yakni dengan memasang jebakan serta umpan beracun untuk meminimalisir perkembangan tikus. 

"Kalau sawah sudah ditanami padi, itu lain lagi. Lebih tepat pakai perangkap dan racun. Kalau gropyokan sudah pasti mendongkel pematang sawah, bisa mengakibatkan kerusakan," ucapnya.

"Tapi kalau sudah masuk masa tanam metode yang kita gunakan itu dibakar atau umpan beracun dan perangkap," imbuhnya.

Slamet menambahkan, untuk mengusir hama tikus juga bisa menggunakan urine hewan.

Seperti sapi, kambing dan kelinci, karena tikus tidak suka dengan bau urine yang sangat menyengat.

"Caranya dengan menyemprotkan ke seputar lubang dan padi. Terakhir bisa juga dengan memagari sawah, tapi ini ongkosnya yang mahal. Makanya rata-rata petani enggan," tuntasnya. ( Tribunlampung.co.id / Surya.co.id )

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved