Berita Terkini Nasional

Nasib Oknum Polisi yang Bentak-bentak Anggota Paspampres

Nasib oknum polisi yang bentak-bentak anggota Paspampres diungkap Kapolres Metro Jakarta Barat.

Editor: taryono
youtube
Nasib polisi yang bentak-bentak anggota Paspampres diungkap Kapolres Metro Jakarta Barat. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Nasib oknum polisi yang bentak-bentak anggota Paspampres belum jelas.

Pasalnya, oknum polisi tersebut sedang diperiksa Propam Polda Metro Jaya.

Sebelumnya, empat orang anggota Polisi terlibat cekcok dengan anggota Paspampres saat penyekatan PPKM Darurat.

Keterangan tersebut disampaikan oleh Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Ady Wibowo kepada Kompas.com.

"Empat personel yang terlibat cekcok dengan Praka Izroi sedang diperiksa oleh Bid Propam untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata Ady.

Baca juga: Kata-kata Oknum Polisi yang Disebut Danpaspampres Singgung Institusi Negara

Menurut Ady, ada kesalahpahaman yang terjadi sehingga sempat timbul percekcokan. Namun, ia menyebut bahwa permasalahan tersebut sudah selesai.

"Memang ada kesalahpahaman dengan anggota yang melakukan penyekatan. Tapi sekarang sudah selesai, situasi sudah kondusif," kata Ady, Kamis (8/7/2021).

Kapolres Metro Jakarta Barat menambahkan, pihaknya juga sudah meminta maaf langsung kepada Komandan Paspampres, Mayjen TNI Agus Subiyanto.

"Permasalahan sudah selesai. Saya juga sudah minta maaf secara langsung kepada Danpaspampres," lanjut Ady.

Viral di Media Sosial

Sebelumnya viral di media sosial, video sejumlah petugas gabungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan kepolisian terlibat cekcok dengan seorang pria tinggi tegap yang tak lain adalah prajurit TNI dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) bernama Prajurit Kepala (Praka) Izroi Gajah.

Kericuhan terjadi di Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jalan Daan Mogot, Kalideres, Jakarta Barat.

Kericuhan pecah karena Praka Izroi dikeroyok dan dipaksa untuk turun dari sepeda motornya oleh sejumlah petugas kepolisian dari Resmob Polres Metro Jakarta Barat, untuk dilakukan pemeriksaan.

Dalam rekaman video amatir yang beredar, Praka Izroi mengakui dirinya salah.

Bahkan dia tak melakukan perlawanan saat diperlakukan kurang baik oleh oknum petugas tersebut.

Dari video viral yang beredar tersebut, ada lebih dari lima anggota polisi yang berpakaian sipil menyergapnya.

Dia digiring dan didorong ke tepi jalan ke dekat mobil water cannon.

"Saya salah bang, izin bang saya salah bang," ucap Praka Izroi berkali-kali kepada anggota polisi berpakaian preman tersebut sembari menundukkan kepala sebagai bentuk permintaan maaf atas kesalahannya.

Namun, walau Praka Izroi berusaha tetap dingin dan sopan menghadapi petugas.

Salah satu terlihat petugas terus ngotot dan mendorong tubuh Praka Izroi ke mobil water cannon tersebut sembari membentaknya.

"Kalau kamu Paspampres memangnya kenapa?," kata anggota polisi yang rambutnya dikucir itu.

Sejumlah prajurit TNI yang terlibat dalam PPKM Darurat turut menghampiri Praka Izroi yang sedang diperiksa petugas kepolisian tersebut.

"KTA  kamu mana?" tanya petugas lagi.

Tampak Praka Izroi menjelaskan kalau KTA nya sedang proses pembuatan.

Walau tak bisa menunjukkan Kartu Tanda Anggota (KTA) prajurit TNI, tapi Praka Izroi memiliki sejumlah bukti identitas bahwa dia benar-benar anggota Paspampres.

Praka Izroi tampak membuka ranselnya dan menunjukkan dompetnya.

Dengan sigap, seorang oknum polisi tersebut mengambil dompetnya dan melihat KTP nya.

Kericuhan pun mereda, polisi yang tadi mengamankannya pergi satu persatu, begitu juga dengan prajurit TNI.

Setelah situasi terkendali, sebuah peristiwa yang tak terduga terjadi.

Jadi saat Praka Izroi hendak mengambil sepeda motornya, tiba-tiba saja dia mengambil sikap tegap dan memberikan hormat kepada seorang perwira pertama TNI yang mendadak muncul di lokasi kericuhan.

Sosok perwira pertama berpangkat Kapten itu langsung memarahi Praka Izroi.

"Kamu mau sok jagoan. Ini kami dua puluh empat jam. Kamu tinggal ngomong baik-baik. Ingat ya, kamu baik-baik kalau ngomong. Pasti dilepas kamu. Jelas? jangan diulangi lagi," kata Kapten TNI itu?

"Siap ndan, siap ndan," kata Praka Izroi.

Lalu, setelah memberi hormat, Praka Izroi akhirnya berpamitan dan memberi salam.

Setelah itu, Praka Izroi pun dengan buru-buru mencari sepeda motornya.

Lalu seorang prajurit TNI menunjukkan posisi sepeda motornya yang terparkir di belakang mobil water cannon.

Praka Izroi pun memakai helm dan maskernya, lalu menaiki sepeda motornya dan bergerak menuju kesatuannya.

Lalu siapakah sosok komandan TNI berpangkat Kapten itu?

Ternyata dia adalah Komandan Komando Rayon Militer (Koramil) 06/Kalideres, Kodim 0503/Jakarta Barat, Kapten Infanteri Abdul Kholik.

Kapten Inf Abdul Kholik merupakan perwira yang ditugaskan untuk memimpin prajurit TNI dalam melaksanakan penyekatan di Posko PPKM Darurat Daan Mogot.

Sejak hari pertama kebijakan itu diberlakukan, Kapten Inf Abdul Kholik selalu siaga di lokasi ini.

Sementara itu, Informasi yang dihimpun Tribun-Medan.com, Praka Izroi berasal dari daerah Manduamas, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Mapolres Jakarta Barat Didatangi Puluhan Paspampres

Buntut dari keributan itu, sekitar 50 anggota Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres menggeruduk Polres Metro Jakarta Barat di Jalan S Parman Nomor 31 Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.

Puluhan anggota Paspampres yang mendatangi Polres Metro Jakarta Barat itu terekam dalam sebuah video berdurasi 20 detik.

Video tersebut viral setelah diunggah ke media sosial Instagram oleh akun @infokomando.

Dalam video tersebut, tampak puluhan orang berpakaian hitam datang pada malam hari dengan menumpang sepeda motor.

Seperti dilansir Kompas.com dalam artikel berjudul Puluhan Paspampres Geruduk Polres Jakbar Cari Oknum Polisi yang Dinilai Arogan pada Praka Izroi, kebanyakan dari mereka terlihat berboncengan.

Dalam keterangan pada unggahan video tersebut, dijelaskan bahwa puluhan anggota Paspampres itu datang mencari oknum polisi yang dinilai telah berbuat arogan kepada anggota Paspampres Praka Izroi. (*)

Komandan Paspampres (Danpaspampres) Mayjen TNI Agus Subiyanto mengatakan adanya kesalahpahaman soal aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Hal itu menanggapi insiden keributan antara anggota Paspampres dengan petugas kepolisian di Daan Mogot, Jakarta Barat.

Mayjen Agus Subiyanto, mengatakan perlu ada sosialisasi lebih terang soal aturan penyekatan PPKM Darurat.

Menurut Mayjen Agus Subiyanto, masih ada beberapa hal yang mengakibatkan masih ada masalah di lapangan. Salah satunya, petugas lapangan belum paham benar aturannya.

"Aturan PPKM darurat belum dipahami petugas di lapangan tentang sektor esensial, non-esensial, kritikal," kata Mayjen Agus kepada wartawan, Kamis (8/7/2021), seperti dilansir Kompas.com dalam artikel berjudul Ini Duduk Perkara Keributan Paspampres dengan Petugas PPKM versi Mayjen Agus Subiyanto.

Mayjen Agus mengutip Inmendagri 15/2021 bahwa pekerja di bidang esensial dan kritikal boleh melewati penyekatan PPKM darurat.

Adanya petugas yang tak paham berimbas pada miskomunikasi di lapangan.

Apabila aturan tidak dipahami petugas, tambahnya, maka akan terjadi miskomunikasi antara petugas dan warga yang bekerja di sektor yang dibolehkan selama PPKM darurat.

Soal keributan Paspampres dengan petugas PPKM Darurat itu, Mayjen Agus menjelaskan 75 persen anggota Paspampres tinggal di luar asrama.

Video Kericuhan

 

Video kericuhan antara anggota Paspampres dengan petugas PPKM tersebut diposting di Instagram Suryoprabowo2011.

Dalam video tersebut terlihat anggota Paspampres Praka Izroi protes dengan perlakuan dari petugas PPKM.

Kericuhan itu terjadi di Jalan Daan Mogot, Kota Jakarta, Kamis (8/7/2021).

Kericuhan terjadi diduga karena sikap petugas PPKM yang melarang Praka Izroi melintasi lokasi penyekatan.

Sudah dijelaskan pada petugas bahwa ia adalah anggota Paspampres.

Praka Izroi ingin melintasi ke arah satuannya. Kemudian seorang petugas berpakaian bebas memaksanya menunjukan KTA anggota TNI.

Tapi Praka Izroi menolak karena petugas tersebut memakai baju bebas dan tidak memakai baju dinas PPKM.

Tapi kericuhan tersebut akhirnya selesai setelah petugas PPKM berseragam lengkap melerai.

Suryo Prabowo lalu menuliskan bahwa petugas PPKM harus memakai seragam lengkap dan tidak berlaku kasar.

"SEHARUSNYA Petugas penyekat PPKM itu BERSERAGAM yang benar, dengan identitas nama dan kesatuan yang jelas dan terbaca," tulis Instagram suryoprabowo2011.

"Bukan menggunakan PAKAIAN PREMAN dan bertingkah laku KASAR kepada siapa pun juga," tulis mantan Kasum TNI ini

"Ingat, siapa pun yang perjalanannya terganggu itu merasa tidak nyaman, apalagi yang mengganggu perjalanannya itu segerombolan orang berpakaian preman dan arogan," tulisnya.

Diharapkan petugas Paspampres agar tidak berlaku brutal dan komandan saja yang menyelesaikan masalah ini.

"Saya berharap Prajurit Paspampres lainnya tidak bertindak brutal, biar komandan kalian yang menyelesaikan konflik ini," tulisnya.

Dipesankan juga agar TNI, Polri dan Satpolpp tidak bertingkah arogan.

"Ingat, Prajurit TNI dan Polri TIDAK BOLEH bertingkah gaya abang jago, apalagi Satpol PP. Kita, Kalian dan Rakyat sedang sama-sama mengalami kehidupan yang sulit.

Baca juga: Nasib Wanita Diduga Selingkuhan Kapolsek Mijen Seusai Dilaporkan ke Polisi

"SABAR! Tegakan aturan dengan SANTUN," tulis Instagram Suryoprabowo2011. Saat ini semua masyarakat sedang mengalami kesulitan yang berat.

sumber: Tribun Medan


Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved