Berita Luar Negeri
Alasan Thailand Putuskan Campur Vaksin Sinovac dengan AstraZeneca
Thailand beri alasan putuskan untuk mencampur vaksin Sinovac dengan AstraZeneca.
Penulis: Putri Salamah | Editor: Heribertus Sulis
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Kabar terbaru, Thailand memutuskan untuk mencampur dua vaksin sekaligus yakni dua vaksin saat kasus Covid-19 melonjak dalam program vaksin mereka.
Dalam upaya meningkatkan perlindungan dari virus Covid-19, Thailand mengubah kebijakan vaksinnya untuk mencampur vaksin Sinovac dengan vaksin AstraZeneca.
Keputusan itu muncul setelah ratusan tenaga medis terjangkit Covid-19, meski sudah divaksinasi lengkap dengan vaksin Sinovac.
Peserta vaksinasi akan mendapatkan Sinovac sebagai suntikan pertama dan AstraZeneca sebagai suntikan kedua.
Untuk petugas kesehatan yang telah divaksinasi lengkap dengan Sinovac, juga akan menerima dosis ketiga seperti dilansir dari BBC, Senin (12/7/2021).
Baca juga: Aksi Demo di Afrika Selatan Ricuh, 10 Orang Tewas dan Lebih dari 400 Orang Ditahan
Dosis ketiga itu bisa berupa vaksin AstraZeneca, atau vaksin mRNA seperti Pfizer/BioNTech.
Dosis ketiga itu akan diberikan tiga sampai empat minggu setelah suntikan Sinovac dosis kedua, kata Komite Penyakit Menular Nasional negara itu pada Senin (12/7/2021).
Untuk saat ini vaksin AstraZeneca adalah salah satu vaksin yang tersedia di negara dengan julukan Gajah Putih itu.
Untuk vaksin jenis Pfizer/BioNTech yang disumbangkan oleh AS dikabarkan akan segera tiba di Thailand.
Negara Thailand pertama kali menerima vaksin Sinovac dari China dan mulai memberikan suntikan dosisi pertama kepada tenaga kesehatannya pada Februari lalu.
Dikabarkan oleh Kementerian Kesehatan Thailand pada Minggu (11/7/2021), lebih dari 677.000 tenaga kesehatan telah divaksinasi secara lengkap dengan Sinovac.
Namun, pada rentang April dan Juli tercatat sebanyak 619 tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19.
Satu perawat telah meninggal dunia dan satu tenaga kesehatannya masih dalam kondisi kritis.
Menurut penelitian jurnal ilmiah, vaksin Sinovac dari China memiliki tingkat efektif 87,5% mencegah rawat inap, kemanjuran 65,9% terhadap Covid-19, dan 86,3% efektif mencegah kematian.
Saa ini, Thailand berada di tengah lonjakan infeksi baru dengan rekor tertinggi 9.418 orang terpapar Covid-19 pada Minggu (11/7/2021).
Untuk korban tewas untuk hari sebelumnya mencapai 91 orang dan jumlah itu merupakan jumlah terbanyak.
Secara keseluruhan, Thailand telah mengalami lebih dari 345.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan hampir 2.800 kematian sejak awal pandemi pada tahun 2020.
Ada kekhawatiran bahwa lonjakan kasus di banyak negara Asia Tenggara disebabkan oleh penyebaran varian Delta yang lebih menular, yang pertama kali ditemukan di India. ( Tribunlampung.co.id / Putri Salamah )