Apa Itu
Apa Itu Karst, Simak Penjelasannya
Simak penjelasan apa itu karst, karst adalah kawasan batuan gamping yang mudah larut bila terkena air hujan, berikut selengkapnya ada dalam artikel.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Berikut ini adalah pengertian apa itu karst.
Sebagaimana diketahui karst adalah kawasan batuan gamping yang mudah larut bila terkena air hujan.
Sehingga menghasilkan berbagai bentuk permukaan bumi yang unik dan gua-gua bawah tanah.
Pembahasan apa itu karst kali ini berkaitan dengan kawasan karst yang ada di Indonesia.
a. Daerah Batuan Gersang
Karst adalah sebuah kawasan, yang terdiri batuan gamping yang gersang.
Untuk ciri-ciri daerah karst adalah adanya bukit-bukit kecil, terdapat aliran sungai di bawah tanah, juga terdapat gua-gua di sekitarnya, serta terdapat banyak cekungan di sekitarnya.
Menurut penelitian, karst di Indonesia terdapat sekitar 15,4 juta hektar.
Daerah karst tersebar dari Aceh sampai Papua.
Baca juga: Apa Itu Kalimat Simpleks
Salah satu kawasan karst yang terkenal adalah Gunung Kidul di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kawasan karst ini diperkirakan terbentuk sejak 470 juta tahun yang lalu.
b. Sumber Mata Air
Kawasan yang tampak gersang dan tandus itu memiliki peran yang sangat penting, yaitu sebagai daerah penyimpan air bersih.
Air bersih inilah yang akan mencukupi kebutuhan air di daerah sekitarnya.
Selain menyediakan air bersih, karst juga menjadi sumber bahan tambang, yaitu batuan gamping.
Sayangnya saat ini banyak kawasan karst yang rusak akibat penambangan yang berlebihan.
Batuan karst bisa diolah menjadi aneka bahan bangunan, seperti kapur dan semen.
Akibat eksploitasai batuan karst yang berlebihan, kawasan lapisan semakin terkikis.
Baca juga: Apa Itu Otot, Simak Penjelasannya
Akibatnya simpanan air tanah di bawahnya pun jadi berkurang.
Hal itu dikarenakan batuan yang membentuk karst itu memiliki banyak celah dan rongga, sehingga air bisa meresap dengan baik, sampai ke lorong sungai bawah tanah.
Jadi jika batuan itu ditambang terus menerus, maka permukaan karst pun akan rusak dan habis.
Akibatnya, cadangan air tanah akan berkurang, sehingga pada musim kemarau akan kekeringan.
Sebaliknya pada musim hujan akan terjadi banjir karena lapisan karst sudah hilang.
c. Karst dan Kehidupannya
Di Indonesia kawasan karst biasanya memiliki pemandangan yang unik dan indah.
Sejak zaman nenek moyang, kawasan ini sudah dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.
Mereka ada yang tinggal dan menetap di sana.
Ada juga yang menambang batuannya.
Bahkan ada yang melubangi tebing bukit karst menjadi makam, seperti makam batu Lemo di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Karst merupakan sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui. Oleh sebab itu, ayo kita jaga dan cintai alam sekitar kita.
Dilansir dari ugm.ac.id, sekitar 9,5 persen dari total wilayah karst Indonesia dengan luas 155.000 kilometer persegi rusak.
Kerusakan bentang alam karst antara lain akibat dari aktivitas penambangan batu gamping dan alih fungsi lahan.
Pakar Karst UGM, Dr. Eko Haryono, M.Si., mengatakan persoalan utama dalam pengelolaan kawasan karst di Indonesia muncul akibat dari konsekuensi adanya desentralisasi kewenangan, khususnya kewenangan perijinan pertambangan batu gamping.
Adanya desentralisasi kewenangan itu menjadikan peraturan-peraturan pengelolaan karst yang dikeluarkan pemerintah pusat menjadi tidak berjalan efektif.
Meskipun sudah terdapat peraturan terkait penetapan kawasan karst, namun dalam implementasinya sering berlawanan dengan kebijakan politis kepala daerah yang memegang kewenangan pengelolaan.
Persoalan lainnya terkait dengan belum adanya peraturan perundangan yang mengatur operasionalisasi konservasi bentang alam di Indonesia.
Peraturan yang ada lebih mengatur pada konservasi biodiversitas dan budaya.
Disamping itu, banyaknya pengajuan surat ijin pertambangan batu gamping di Jawa turut berkontribusi terhadap kerusakan bentang alam karst yang semakin masif.
Upaya pelestarian karst menjadi penting karena selain berfungsi sebagai kantong penyimpan cadangan air bersih, kawasan karst juga menjadi daerah penyerapan karbon.
Bentang alam karst mampu menyerap karbon yang mencemari udara dalam jumlah besar yaitu sebesar 13,482 Giga gram per tahunnya. ( Tribunlampung.co.id / Reni Ravita )