Berita Terkini Nasional
Kata-kata Terakhir Ustaz Armand setelah Tersungkur Diterjang Peluru di Tangerang
Melihat Ustaz Armand tersungkur bersimbah darah, Kastuti keluar minta pertolongan. Simak berita terkini Tribun Lampung lainnya di Google News.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ustaz Armand sempat berteriak sambil meringis kesakitan setelah peluru menembus tubuhnya. "Saya tertembak."
Kata-kata itulah yang terdengar oleh istri Ustaz Armand, Kastuti saat ia sedang menonton TV di rumah bersama anak sulungnya di dalam rumah.
Melihat Ustaz Armand tersungkur bersimbah darah, Kastuti langsung keluar dan histeris meminta pertolongan warga.
"Saya keluar menjerit-jerit meminta tolong kepada tetangga," kata Kastuti.
Ustaz Armand terkena tembakan di bagian perut dan pelurunya tembus hingga mengenai pintu rumahnya.
Baca juga: Pembelaan dan Alibi Yosef Dicurigai Anak Sendiri sebagai Pelaku Pembunuhan di Subang
Baca juga: Foto Mimin Naik Motor Viral, Polisi Curigai Pelaku Pembunuhan di Subang Kendarai Nmax
Alif (15) anak pertama ustaz Armand korban menceritakan detik demi detik peristiwa yang merenggut nyawa ayahnya itu.
Sebelum tragedi berdarah itu, pria yang duduk di kelas 1 SMK tersebut tengah asyik menonton televisi.
Saat itu, ia menonton bersama ibunya, Kastuti (39).
Sementara itu, sang ayah berangkat ke Masjid Jami Nurul Yakin, yang jaraknya hanya sekitar 40 meter dari kediamannya.
Simak berita terkini Tribun Lampung lainnya di Google News
Baca juga: Menangis Sepulang dari TKP Pembunuhan di Subang, Danu Ternyata Cuma Disuruh
Baca juga: Ayah Kaget Ada Jeritan saat Sedang Potong Tempe, Anaknya Ditemukan Meninggal Mandi Darah
Ustaz Armand menjabat sebagai Ketua Majelis Taklim di masjid tersebut.
Armand mengajak anak bungsunya yang masih berusia 7 tahun ke masjid.
"Ayah mau salat magrib berjamaah di masjid, ngajak adik yang paling kecil," ujar Alif lirih, saat dijumpai di rumahnya, Minggu (19/9/2021).
Saat ayahnya pergi ke masjid dengan adiknya, Alif dan ibunya menunggu di rumah.
Namun setelah beberapa lama, mereka mendengar suara tembakan senjata api, tepat dari luar rumah.
"Tiba-tiba ada suara tembakan, terdengar nyaring banget. Saya juga kaget dengarnya," ucap Kastuti.
Sang anak bungsu yang ikut bersama Ustaz Armand ke masjid, datang dan masuk ke dalam rumah terlebih dulu, dengan membuka pintu.
Lalu di luar rumah terdengar Ustaz Armand berteriak sambil meringis kesakitan.
"Saya tertembak," kata Kastuti menirukan perkataan suaminya.
Sontak, Kastuti dan Alif ke luar rumah.
Keduanya pun terkejut bukan kepalang saat melihat suami dan ayah mereka tersungkur di tanah bersimbah darah.
"Saya keluar menjerit-jerit meminta tolong kepada tetangga," kata Kastuti.
Menurut Alif memang kondisi saat itu sedang sepi. Kondisinya juga sudah mulai gelap dan tidak terlalu terang.
"Ayah saya tertembak di bagian perut, bahkan pelurunya sempat kena pintu," tuturnya.
Para tetangga pun turut membantu. Korban dibawa ke Rumah Sakit Mulya untuk mendapat pertolongan.
"Saya dapat kabar kalau keadaannya memburuk. Dan tidak lama suami saya sudah tidak ada," papar Kastuti dengan nada lirih.
Pelaku mengamati
Menurut keterangan saksi, penembakan itu terjadi tepat di depan rumah, usai korban melaksanakan ibadah sholat maghrib, sekitar pukul 18.30 WIB.
Korban mengalami luka tembak di bagian pinggang dan meninggal dunia.
"Lukanya dari pinggang kanan ke pinggang kiri terus tembus pelurunya ke pintu itu, jatuh ke bawah tanah" kata Ahmad Mangku, Ketua RW 05 dikutip dari instagram @info_ciledug.
Ahmad mengatakan, pelaku penembakan memakai atribut ojek online dan sempat terlihat memantau lokasi beberapa hari berturut-turut sebelum kejadian.
"Keterangan dari kakak atau adik ipar korban itu, karena mereka ada warung kopi, jadi (pelaku) selalu duduk, kalo ditanya lagi nunggu orang, temen gitu. Duduknya juga berjam-jam, terus sampai tadi pun adzan magrib orang tersebut beli es. Dia pakai atribut ojol" ujarnya.
Setelah melakukan penembakan, pelaku langsung kabur.
Dari hasil olah TKP, ditemukan 1 butir proyektil berwarna putih.
Kapolsek Pinang Ipda Tapril membenarkan terjadinya peristiwa penembakan itu.
Kepolisian katanya melakukan penyelidikan. Karena masih dalam proses penyelidikan, dia belum bisa memberikan informasi mendalam soal kejadian itu.
“Benar ada peristiwa tersebut, saat ini kita sedang lakukan lidik,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Pembunuhan terencana
Ada dugaan pelaku penembakan Ustaz Armand di Tangerang, Banten, hanya berstatus eksekutor. Artinya, ada aktor intelektual di baliknya.
Selain itu, aksi penembakan yang menyebabkan meninggalnya Ustaz Armand diduga sebagai aksi pembunuhan berencana.
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai, pelaku penembakan Ustaz Armand di Tangerang, hanyalah sebatas eksekutor.
Sehingga kata dia ada aktor intelektual dibalik kasus ini.
Selain itu kata Reza dari sejumlah fakta di lapangan, cukup kuat dugaan bahwa kasus ini, adalah sebuah pembunuhan berencana.
"Dugaan, penembak sebatas eksekutor. Kalau begitu, berarti ada aktor intelektual atau pemesan dan pemasok senjata api," kata Reza kepada Wartakotalive.com, Minggu (19/9/2021) malam.
Reza menjelaskan kalau pelaku pakai alat yang terkesan sekenanya, mungkin seketika terbangun spekulasi bahwa pelaku adalah orang tidak waras.
"Begitu pada kejadian-kejadian serupa sebelumnya," katanya.
Tapi karena pelaku pada peristiwa ini pakai senjata api, menurut Reza, maka bolehlah publik meyakini ini sebagai pembunuhan oleh orang waras.
"Apalagi pelaku dikabarkan mondar-mandir di lokasi selama berhari-hari. Dan melihat posisi lubang pada tubuh korban, ada alasan untuk meninjau ini sebagai pembunuhan berencana," ujar Reza.
Jadi, kata dia, ketika pelaku-pelaku terdahulu disebut polisi sebagai orang tidak waras saja sudah sangat mengerikan, maka apalagi ketika pelaku pada kejadian mutakhir tergolong orang waras.
"Semakin mengerikan," katanya.
"Setiap warga negara berhak hidup selamat sejahtera dan mendapat perlindungan negara. Negara, spesifik kepolisian, pun berkewajiban melindungi seluruh warga negara," tambahnya.
Namun memahami betapa pentingnya peran guru-guru agama dalam kehidupan masyarakat kita, maka kata Reza sudah sepatutnya kita memiliki UU Perlindungan Pemuka Agama atau semacam itu.
"Dulu, ada PKS dan Abdul Rachman Thaha, Anggota Komite I DPD RI, yang getol mengangkat wacana itu. Semoga berlanjut dan mewujud," kata dia.
Seperti diketahui Ustaz Armand (43) ditembak hingga tewas oleh orang tak dikenal Sabtu (18/9/2021) malam.
Ia ditembak selepas menjalankan salat maghrib.
Penembakan terjadi tepat di depan rumahnya di Jalan Nean Saba, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten.
Ustaz Armand tewas saat dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Mulya, Pinang, Kota Tangerang. Tembakan pelaku diketahui menembus pinggang korban.
Dari keterangan keluarga diketahui bahwa pelaku penembakan berjumlah dua orang.
Satu pelaku eksekutor mengenakan jaket ojek online yang masih tampak baru.
Baca juga: Detik-detik Ustaz di Tangerang Ditembak Usai Salat Magrib
Dalam kondisi terluka tembak, istri dan anaknya sempat menyaksikan Ustaz Armand terkapar di depan rumah.
Artikel ini tayang di WartaKotalive.com dengan judul Pakar Psifor Sebut Penembak Ustaz Armand Sebatas Eksekutor dan Diduga Dilakukan Terencana