Berita Terkini Nasional

Warga Lari Dengar Suara Ledakan Keras, Ternyata Kecelakaan Maut Kereta Tabrak Mobil

Terdengar suara ledakan keras yang menghebohkan warga Sidoharjo, ternyata berasal dari kejadian kecelakaan maut kereta api tabrak mobil Panther.

Tribunlampung.co.id / Deni Saputra
Ilustrasi mobil ringsek. Terdengar suara ledakan keras yang menghebohkan warga Sidoharjo, ternyata berasal dari kejadian kecelakaan maut kereta api tabrak mobil Panther. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SRAGEN - Terdengar suara ledakan keras yang menghebohkan warga Sidoharjo, ternyata berasal dari kejadian kecelakaan maut kereta api tabrak mobil Panther.

Peristiwa mengenaskan tersebut terjadi tepatnya di Dukuh Bedowo Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Jawa Tengah.

Sempat dikira suara ban mobil pecah, hingga akhirnya membuat warga berlarian mendekati sumber suara.

Kecelakaan maut tersebut menewaskan pasangan suami istri.

Saat itu suasana tegang dan menggemparkan karena warga tidak mengira ledakan keras tersebut adalah kecelakaan kereta api tabrak mobil.

Baca juga: Mimpi Alami Kecelakaan Kereta Api, Bakal Kecewa Berat

Baca juga: Ibu Tak Setuju Anak Gadis Dilamar, 3 Hari Menghilang Ditemukan Sudah Meninggal

"Ada yang teriak kalau ada kecelakaan, warga terus pada lari semua mendekat," kata seorang warga.

"Di TKP kita lihat mobil ringsek, dua orang meninggal dunia," imbuhnya.

Kecelakaan maut terjadi antara KA Gajayana dengan mobil Isuzu Panther membuat dua nyawa warga Kabupaten Sragen melayang.

Peristiwa kecelakaan maut di Sragen itu terjadi di perlintasan tanpa palang pintu di Dukuh Bedowo Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Senin (11/10/2021) pukul 19.00 WIB.

Akibatnya pasangan suami istri (pasutri) paruh baya, yakni Hadi Mulyono (61) dan Sukinem (58), asal Dukuh Dayu, Desa Jurangrejo, Kecamatan Karangmalang tewas seketika.

Baca juga: Warga Berlarian Mendekati Suara Ledakan, Ternyata Suami Istri Tewas Ditabrak Kereta

Berdasarkan kronologi versi PT KAI Daop 6 Yogyakarta dan warga sekitar, kecelakaan maut tertabraknya mobil sangat singkat.

Seorang saksi warga sekitar, Tarno mengungkapkan, mobil korban melaju dari selatan ke utara, sementara dari arah berlawanan ada KA Gajayana yang melintas.

"Mobil lain berhenti, mobil korban tetap jalan. KA langsung tabrak mobil korban, hingga terseret dan terpental 30-100 meter," ungkapnya kepada TribunSolo.

Saat itu suasana tegang dan menggemparkan, karena warga sempat mengira ledakan ban mobil sehingga berlarian mendekat.

"Infonya ada yang teriak kalau ada kecelakaan, warga terus pada lari semua mendekat," jelas dia.

"Di TKP kita lihat mobil ringsek, dua orang meninggal dunia," akunya membeberkan.

Tak hanya meninggal dunia, mobil Isuzu Panther berplat polisi AD-9207-JF mengalami kerusakan yang luar biasa.

"Sampai masuk ke persawahan, kondisi ban di atas," aku dia.

Pasutri Tewas Seketika

Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Supriyanto membenerkan, KA Gajayana relasi Malang - Gambir mengalami kecelakaan dengan mobil.

Awalnya pukul 19.00 WIB KA Gajayana melintas, tetapi di km 237+9, antara Sragen-Masaran tepatnya di Desa Jetak mengalami nasib nahas.

Tiba-tiba di perlintasan palang pintu KA Gajayana menabrak sebuah mobil.

"Selanjutnya KA Gajayana berhenti melakukan pengecekan rangkaian dan masinis menghubungi pusat pengendali perjalanan KA Daop 6 Yogyakarta," kata dia.

Mendapatkan informasi dari pusat pengendali KA Daop 6 Yogyakarta, Stasiun Sragen dan stasiun Masaran serta unit Pengamanan KAI segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

"Termasuk kepolisian setempat, untuk mengamankan lokasi serta perjalanan KA. Selanjutnya kendaraan dan korban ditangani pihak Kepolisian," jelasnya.

"Posisi mobil dalam kondisi rusak dan preipal jalur KA," aku dia.

Setelah menabrak lanjut dia, KA Gajayana berangkat kembali dari kilometer menuju stasiun Masaran untuk kembali dilakukan pengecekan.

Dalam pengecekan di stasiun Masaran diketemukan ada gangguan pada lokomotif, sehingga dilakukan pengiriman lokomotif pengganti dari Solo Balapan.

"Kami menghimbau kepada pengguna jalan yang hendak melewati perlintasan KA, baik yang dijaga maupun tanpa palang pintu, agar berhati-hati, pastikan aman saat akan melintas jalur KA," harap dia.

"Diperlintasan tersebut, rambu-rambu peringatan sudah lengkap. Masyarakat pengendara agar mematuhi rambu-rambu tersebut, serta selalu berhati-hati untuk keselamatan bersama," jelasnya.

Petugas kamar jenazah RSUD Sragen, Dedi membenarkan pihaknya menerima kedua jenazah tersebut malam tadi.

"Iya dalam keadaan sudah meninggal dunia, ini di kamar jenazah," kata dia.

Dikira Ban Meletus

Adapun warga sekitar, Tarno mengatakan terdengar bunyi ledakan keras, seperti ban meletus saat detik-detik kejadian pada .

Saat itu banyak warga langsung berbondong-bondong menghampiri, karena memang suaranya sangat keras.

"Terdengar bunyi ledakan keras, saya kira ban meletus, kan ini juga dekat pinggir jalan besar," katanya.

Namun, setelah dicek ternyata telah terjadi kecelakaan di perlintasan kereta api.

Menurut Tarno, dulu perlintasan kereta api tersebut sudah ada palang pintunya.

"Tapi, sekarang sudah tidak dipasang lagi," jelas dia.

Selain itu, juga tidak ada petugas yang setiap hari menjaga kawasan tersebut.

"Kalau ada petugas, pas Lebaran saja," ujarnya.

Padahal, jalan di Dukuh Bedowo termasuk jalan ramai, yang banyak dilalui pengendara, baik roda 2 maupun roda 4.

Tarno menuturkan, perlintasan kereta api tersebut sudah sering terjadi kecelakaan.

"Sering sekali di sini terjadi kecelakaan, mulai dari saya kecil, sudah berapa banyak," terang dia.

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul KRONOLOGI Lengkap KA Gajayana Vs Isuzu Panther di Sragen : Pasutri Tewas, Mobil Terlempar 30 Meter

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved