Berita Terkini Nasional
Polisi Temukan Kejanggalan saat Olah TKP atas Laporan Pembegalan di Garut
Polisi temukan kejanggalan saat olah TKP atas laporan pembegalan motor dan uang Rp 1,3 miliar di Garut.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Polisi temukan kejanggalan saat olah TKP atas laporan pembegalan motor dan uang Rp 1,3 miliar di Garut.
Diketahui, wanita yang mengaku jadi korban begal uangnya raib Rp 1,3 miliar kini ditetapkan jadi tersangka.
Wanita berinisial IS (31) asal Garut itu ternyata membuat laporan palsu ke pihak kepolisian.
Tak hanya IS yang jadi tersangka, dalam kasus itu polisi juga menetapkan MM (39) yang membantu aksi ISN.
Penetapan IS jadi tersangka lantaran adanya kejanggalan yang ditemukan oleh pihak kepolisian.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Kasat Reskrim Polres Garut AKP Dede Sopandi.
Dede Sopandi mengungkapkan pihaknya menemukan kejanggalan saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Salah satu bentuk kejanggalan itu, kata Dede, yakni dari jumlah nominal uang yang dibegal.
Baca juga: Wanita asal Garut Terlilit Utang Rp 25 Miliar Kini di Penjara, Sempat Mengaku Jadi Korban Begal
Di mana IS mengaku uang yang dibegal dengan nominal yang sangat besar itu di simpan di bagasi motornya.
“Nggak mungkin uang Rp 1,3 miliar masuk bagasi motor Scoopy. Kan dia bilang uangnya disimpan di bagasi motor,” kata Dede Sopandi.
Dikatakan Dede, kejanggalan itu diperkuat dengan pengakuan ISN soal asal uang yang dibegal itu dari hasil transaksi dengan teman bisnisnya.
Pengakuan IS itu, tambah Dede, membuat timnya sangat curiga.
“Nggak mungkin transaksi uang sebesar itu cair di malam hari. Kan kejadian malam, katanya dari transaksi dengan rekan bisnis,” tambah Dede.
Kecurigaan itu membuat timnya kemudian melakukan pemeriksaan intensif kepada ISN.
Akhirnya, wanita itu pun mengakui bahwa ia tidak menjadi korban begal.
Menurut pengakuan IS, ia memberikan keterangan palsu karena ia telilit utang dengan rentenir dengan nominal yang sangat besar.
“Utangnya pusing, catatan rentenir (utang IS) antara Rp 10 miliar hingga Rp 25 miliar lebih,” beber Dede.
Lilitan utang yang sangat besar itulah, lanjut Dede, yang mendorong IS untuk membuat cerita bohong agar dipercaya oleh rentenir.
“Nah karena dia pusing ditagih-tagih terus jadi punya ide dirampok agar rentenir percaya,” ucapnya.
Dede menyebut utang itu berawal saat IS meminjam uang sebesar Rp 20 juta kepada rentenit untuk modal usahanya.
Namun, IS tidak mampu mengembalikkan bunga yang wajib dibayarkan kepada rentenir.
Hingga akhirnya ia kembali meminjam uang kepada rentenir dengan dalih ada banyak permintaan dari pelanggan.
“Pinjam Rp 20 juta harus dikembalikan dengan lebih Rp 8 juta. Sekarang jual telur ke warung-warung, labanya nggak akan sampai Rp 8 juta ,”
“Akhirnya untuk nutupin itu dia pinjem Rp 8 juta, nah dibalikan ke rentenir itu Rp 8 juta,” jelas Dede.
Uang yang IS pinjam itu bunganya terus menggelembung hingga menjadi Rp 40 juta.
“Dihitung bunganya diakumulasikan jadi Rp 6 miliar,” ungkapnya.
Diungkapkan Dede, dalam menjalankan usahanya IS diketahui sudah bisa mengambil balik keuntungan dalam waktu enam bulan.
Namun, bunga yang ditetapkan oleh rentenir terus membengkak hingga utangnya menjadi Rp 25 miliar.
“Sebenarnya dalam jangka enam bulan modal dia usaha udah kembali modal. Tapi bunganya dilipatgandakan sama rentenir itu akhirnya dijadikan Rp 25 miliar,” bebernya.
Kepada polisi, IS mengaku terjerat utang kepada rentenir sejak satu tahun ke belakang.
Wanita berusia 31 tahun itu meminjam uang kepada seorang rentenir di Kecamatan Cikajang, Garut, Jawa Barat.
“Terjerat rentenirnya sejak enam bulan sampai satu tahun ke belakang,” kata Dede.
IS mengaku kehidupannya mulai berubah semenjak ibunya meninggal dunia.
Dede mengatakan, IS meneruskan usaha ibunya berdagang dan mulai meminjam modal kepada rentenir.
Kisah bohong dibegal
Sebelumnya, perempuan asal Cikajang Garut itu mengaku menjadi korban pembegalan. Ia mengatakan uang senilai Rp 1,3 miliar dan satu unit motor miliknya ikut dirampas.
Kepada polisi, ia menyebut pembegalan tersebut terjadi Jumat petang sekira pukul 18.10 di Jalan Raya Cisurupan-Cikajang Kabupaten Garut.
"Dari pengakuan korban, dia sudah dibuntuti dari pertigaan Papandayan Cisurupan kemudian setelah itu korban dipepet oleh tiga orang dengan menodongkan senjata tajam berupa pisau," ujar Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Dede Sopandi, kepada Tribunjabar.id, Sabtu (9/10/2021) malam.
Bahkan, Ineu Siti Nurjanah mengatakan sudah curiga dibuntuti dari mulai pertigaan Papandayan oleh dua motor.
"Korban melihat pelaku berjumlah tiga orang, modusnya menyerempet korban, pelaku kemudian meminta korban untuk berhenti dengan menodongkan pisau," ungkapnya.
Ineu yang takut akhirnya berhenti, lalu pelaku memaksanya mengeluarkan kunci dan merampas tas
Pelaku kemudian merampas tas korban yang berisi uang tunai dan mengambil motor korban.
"Di dalam bagasi motor korban ada uang sebesar kurang lebih Rp 1,1 miliar dan di tas korban yang dirampas ada uang Rp 156 juta," ucap Deden.
AKP Dede Sopandi mengatakan korban memiliki usaha sebagai penyuplai telur ke berbagai desa dengan teman-temannya.
"Jadi uang itu uang kerjasama kerjaan bersama teman-temannya," ucap Dede.
Sepulang mengambil uang dari rekan bisnisnya di wilayah Cisurupan, korban kemudian pulang ke rumahnya di Kecamatan Cikajang, Garut.
"Dari pengakuan korban, bahwa dia sudah dibuntuti dari pertigaan Papandayan Cisurupan kemudian setelah itu korban dipepet oleh tiga orang dengan menodongkan senjata tajam berupa pisau," ujarnya.
Dede menjelaskan bahwa korban sudah curiga bahwa dirinya dibuntuti dari mulai pertigaan Papandayan oleh dua motor.
Ineu menjalankan aksinya dengan mengaku menjadi korban begal bersama salah seorang laki-laki.
Laki-laki tersebut bernama Mumun, ia merupakan teman dekat Ineu yang bertugas mengamankan motor beserta tas dan gawai miliknya.
Baca juga: Uang Rp 1,3 Miliar yang Dibawa Wanita Korban Begal di Garut Ternyata Uang Patungan
Keduanya kini harus mendekam di penjara lantaran membuat laporan palsu.
Keduanya kini harus mendekam di penjara lantaran membuat laporan palsu.
Ineu sengaja membuat cerita bohong menjadi korban begal agar rentenir percaya kepadanya.
Ineu disebut sudah pusing karena ditagih terus menerus.
"Jadi punya ide dirampok agar rentenir percaya," ujar Dede. ( Tribunlampung.co.id / Putri Salamah )