Wawancara Eksklusif
Bincang Bersama Atlet Peraih Medali Emas di PON Papua, 'Tak Ingin Generasi Emas Berhenti di Sini'
Berikut petikan wawancara Tribun dengan Kapten Tim Softball Lampung Juliyan Saputra J mewakili tim.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua telah usai pada Jumat (15/10/2021).
Provinsi Lampung bertengger di posisi 10 dengan mengoleksi 14 medali emas, 10 perak, dan 12 perunggu.
Adapun penyumbang medali emas pertama untuk Lampung di PON XX ini adalah cabang olahraga softball.
Berikut petikan wawancara Tribun dengan Kapten Tim Softball Lampung Juliyan Saputra J mewakili tim.
Bagaimana perasaannya telah kembali ke Lampung dengan membawa medali emas?
Perasaan kita pasti sangat senang dan bersyukur.
Apa yang sudah kita raih itu merupakan perjuangan bersama.
Berkat doa keluarga dan masyarakat Lampung.
Sambutan dari keluarga besar, teman-teman, dan para kolega seperti apa?
Saat tiba di Lampung, kita disambut Kadispora, KONI, dan ada selebrasi pengalungan bunga kepada kami.
Kalau keluarga dan teman-teman pastinya antusias dan bangga dengan raihan medali Emas dalam ajang PON XX Papua ini.
Dan seluruh pihak merasa senang, tim sudah kembali ke Lampung dengan selamat.
Saat PON kemarin, pengalaman apa yang paling berkesan selain meraih emas?
Kalau pengalaman, yang pastinya bangga bisa bertanding di ajang bergengsi di ujung tanah Indonesia.
Kami juga bisa memberikan sejarah baru di dunia persoftballan Lampung dengan meraih medali emas.
Apa penilaian Anda soal Papua?
Papua merupakan daerah yang cantik dan ini pengalaman baru bertanding di Papua. Biasanya kan di Pulau Jawa.
Apa di sana sempat jalan-jalan? Mengunjungi apa saja?
Saat di sana memang ada dua hari jeda. Itu digunakan untuk jalan dan makan.
Kita juga sempat ke pasar tradisional Papua untuk mencari oleh-oleh bagi keluarga.
Ada beberapa peristiwa saat PON Papua, seperti kericuhan saat pertandingan tinju dan gulat, bagaimana penilaian Anda?
Kalau kericuhan memang ada bahkan saat pertandingan di cabor softball juga.
Namun hal itu wajar saja, setiap pertadingan memang ada emosi serta ego.
Sebab semua daerah ingin menang. Di situasi itu, kita dituntut untuk dewasa bersikap dan bisa meredam emosi para atlet.
Secara keseluruhan, bagaimana menurut Anda penyelenggaraan PON Papua? Panitia, wasit, dan fasilitasnya?
Secara keseluruhan pasti sudah yang paling terbaik dilakukan oleh panitia.
Ajang PON ini merupakan event sangat besar. Sambutan warga Papua juga sangat antusias.
Bonus sudah menanti. Jika bonus sudah cair, untuk apa bonusnya?
Adapun bonus emas ini kami kembalikan ke pengurus Perbasasi dan ini capaian dari semua pihak.
Kita ingin fasilitas dan lapangan softball bisa terpenuhi sehingga semakin maksimal berlatih.
Setelah PON, apa agenda ke depan?
Jadi setelah PON XX Papua, kita tidak ingin sampai di sini saja.
Hasil emas ini merupakan awal dari kebangkitan olahraga Softball Lampung.
Kita tidak ingin generasi emas berhenti hanya sampai di sini saja.
Dalam waktu dekat ini tim ingin mencari bibit baru untuk melanjutkan tren positif ini hingga ke semua jenjang pendidikan.
Harapan untuk para atlet bibit muda di Lampung?
Harapan kedepan, kita ingin mencari bibit atlet softball dari jenjang pendidikan sekolah dasar hingga SMA.
Sehingga ada generasi baru, tak terhenti di PON Papua ini.
Dalam waktu dekat ini akan ada liga antarsekolah yang bisa membuat warga Lampung suka softball.
Cabor olahraga beregu softball ini mengajarkan kita kerjasama, kekeluargaan, dan tidak mengajarkan sifat individu.
Saya mewakili tim softball Lampung berterima kasih semua pihak mulai dari pemerintah, warga Lampung yang telah mendukung perjuangan kami di ajang PON XX Papua.
(Tribunlampung.co.id/bayu saputra)