Tempat Wisata
Tempat Wisata di Bandung, Indahnya Danau Sanghyang Heuleut di Cipatat
Sanghyang Heuluet adalah tempat wisata di Bandung, lebih tepatnya wisata air yang sayang untuk dilewatkan, yang merupakan sebuah danau asri dan akami.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Berikut Sanghyang Heuleut tempat wisata di Bandung yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Tak ditampik keindahan panorama alam ditambah udara sejuk lekat dengan destinasi di Kota Kembang.
Wisata yang ditawarkan pun juga beragam, mulai dari pemandangan kebun teh, perbukitan, hingga destinasi kekinian.
Selain itu, Bandung juga menyimpan tempat wisata air yang sayang untuk dilewatkan.
Sebab menurut cerita warga setempat, lokasinya disebut sebagai tempat mandinya para bidadari yang turun dari langit.
Baca juga: Tempat Wisata di Bandung, Taman Wisata Bougenville Surganya Penyuka Fotografi
Destinasi itu bernama Sanghyang Heuleut yang merupakan sebuah danau asri dan masih begitu alami.
Nama Sanghyang Heuleut berasal dari kata Shangyang yang berarti tempat suci dan Heuleut berarti selang antara dua waktu.
Singkatnya, Sanghyang Heuleut adalah tempat suci yang dikunjungi bidadari yang memiliki dua dunia.
Di sini, pengunjung bisa menikmati eksotisme pemadangan airnya yang dikelilingi tebing batu berukuran besar di sekelilingnya.
Bebatuannya yang tinggi sering dipakai sebagai tempat untuk meloncat indah.
Baca juga: Tempat Wisata di Bandung, Sambangi Rumah Hobbit di Garden of Dream
Di sela-sela bebatuan, terdapat pepohonan rindang dan rerumputan yang meneduhkan mata.
Ada pula bunyi gemericik aliran air sungai yang menenangkan hati.
Sanghyang Heuleut dipercaya merupakan danau purba hasil letusan Gunung Sunda.
Letusannya menyebabkan bentuk danau itu menyerupai mangkuk besar berkedalaman tiga meter dengan bebatuan alam yang mengelilinginya.
Selain memiliki air yang jernih, Sanghyang Heuleut juga memiliki sebuah air terjun kecil yang merupakan aliran sungai Citarum purba.
Aliran sungai Citarum purba itulah yang mengairi danau Sanghyang Heuleut.
Selain duduk bersantai dan menikmati eksotisnya danau Sanghyang Heuleut, kamu juga bisa mencoba untuk mandi dan bermain air di sini.
Saat berkunjung ke tempat wisata di Bandung, kamu juga tak boleh melewatkan menyusuri dua goa yang berada di sekitarnya, yakni Goa Sanghyang Tikoro dan Sanghyang Poek.
Goa Sanghyang Tikoro berada bersebelahan dengan bangunan Power House PLTA.
Meski lokasinya sedikit tersembunyi, goa bawah tanah ini tak kalah indah.
Konon, keberadaannya tak terlepas dari legenda Sangkuriang yang gagal memperistri Dayang Sumbi.
Ia disebutkan menjebol bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dan sumbatnya dilemparkan ke arah utara kemudian menjelma menjadi Gunung Manglayang.
Sementara Sanghyang Poek adalah goa pubakala yang terhimpit tebing tinggi.
Aliran sungai yang ada di goa ini juga tidak terlalu deras.
Sayangnya, lokasi wisata ini masih belum memiliki banyak fasilitas.
Hanya ada beberapa warung kecil yang menjajakan kuliner bagi para wisatawan.
Jika kamu tertarik mengunjung tempat wisata ini, danau Sanghyang Heuleut berada di Rajamandala Kulon, Cipatat, Bandung, yang setara dengan 1,5 jam perjalanan dari Kota Bandung.
Setiap pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp 10 ribu dan biaya parkir Rp 5 ribu untuk motor serta Rp 10 ribu untuk mobil.
Lelah bermain air, tak jarang akan membuat perut kelaparan.
Kamu bisa mengunjungi tempat wisata di Bandung yang legendaris, seperti Sate Gule Kambing Kang Dedi.
Dibuka sejak tahun 1950, makanan di warung sate dan gulai ini masih menjadi buruan warga Bandung.
Bahkan pelanggannya juga dari kalangan pejabat Kota Bandung, mulai dari camat, wali kota, gubernur, termasuk Kapolda.
Menariknya, para pejabat yang datang berombongan itu rela menikmati sate dan gulai buatan Kang Dedi sambil duduk di trotoar.
Kuah gulai yang kental ditambah dengan aroma rempah yang menyengat serta daging yang empuk dan besar menjadikan hidangan di tempat wisata ini menjadi buruan banyak orang.
Terlebih, pemiliknya juga masih mempertahankan usahanya yang dijual menggunakan gerobak di pinggir jalan.
Kang Dedi (55) yang kini mengelola Sate Gule Kambing Kang Dedi menuturkan usahanya telah dirintis oleh sang kakek sejak tahun 1950.
Usaha tersebut kemudian dilanjutkan oleh ayahnya pada 1957 dan Dedi sering ikut berjualan saat masih menjadi pelajar SD.
Ia mengatakan sate dan gulai buatannya tersebut berasal dari domba muda yang dipasok dari peternak langsung.
"Sehari kadang bisa dua ekor domba jika sedang ramai," kata Dedi dikutip dari Tribun Jabar.
Dedi juga ingat banyak pejabat yang menjadi pelanggan setia dagangannya.
Di antaranya mantan Wali Kota Bandung, Otje Djunjunan hingga mantan Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan.
"Pak gubernur sejak tahun 1980-an sering makan sate dan gule. Selain makan, kadang membeli untuk dibawa pulang. Yang sering Gubernur Danny Setiawan," tambahnya.
Dedi juga bercerita para pejabat Pemerintah Kota Bandung, termasuk Dada Rosada masih terus berlangganan makanannya.
"Saya sering kirim sate dan gule ke Sukamiskin karena pelanggan setia. Waktu Pak Dada (jadi) Wali Kota, sering diundang ke Pendopo jika ada acaranya," terangnya lagi.
Sayangnya, Dedi sempat tak bisa berjualan saat pemerintah daerah menyerukan adanya pemberlakuaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Namun kini, ia sudah bisa kembali berjualan bersama anaknya, Dani.
Jika tertarik untuk datang ke tempat wisata ini, Sate Gule Kambing Kang Dedi buka mulai pukul 18.00-22.00 WIB.
Lokasinya ada di Jalan Astanaanyar Kota bandung, tepatnya depan toko Jalan Astanaanyar No 108.
Baca juga: Tempat Wisata di Bandung, Rekomendasi Kuliner Legendaris Sate Gule Kambing Kang Dedi
Harga per 10 tusuk sate di tempat wisata di Bandung ini dijual Rp 50 ribu dan seporsi gulai dibanderol dari Rp 50 ribu. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )