Tempat Wisata

Tempat Wisata di Bandung, Lezatnya Mie Ayam Lumer yang Kuahnya Mirip Mozarella

Mie Ayam Lumer bisa jadi pilihan kuliner saat berkunjung ke tempat wisata di Bandung. Sajian kuah pada mi ayam ini terasa seperti keju mozarella.

Penulis: Virginia Swastika | Editor: Kiki Novilia
Instagram/@mie_lumer
Ilustrasi mie ayam lumer. Tempat Wisata di Bandung, Lezatnya Mie Ayam Lumer yang Kuahnya Mirip Mozarella 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Berkeliling ke tempat wisata di Bandung tak akan lengkap tanpa mencicipi kulinernya.

Ada aneka makanan hingga minuman yang bisa dipilih, mulai dari kuliner khas, kekinian, hingga internasional.

Namun, jika ingin mencoba kuliner yang unik, maka bisa datang ke Mie Ayam Lumer di Jalan Baladewa Nomor 57, Pajajaran Cicendo, Bandung.

Seperti namanya, Mie Ayam Lumer menjajakan hidangan mi ayam.

Menariknya kuah pada kuliner Bandung ini tidak encer, melainkan kental.

Baca juga: Tempat Wisata di Bandung, Manjakan Cake Lovers di The Harvest Dago

Bumbunya lumer berpadu dengan mi bertekstur lembut dan suwiran ayam yang melimpah.

Bahkan banyak pelanggan yang mengatakan kuahnya mirip dengan keju mozarella.

Sang pemilik mengaku baru berjualan menu unik tersebut selama tiga tahun.

Meski begitu, ternyata berdagang mi ayam sudah digeluti keluarganya sejak dulu, tepatnya dari 1989.

"Ini saya nerusin usaha orangtua. Udah jualan dari tahun 1989. Kalau saya baru tiga tahun," kata pemilik Mie Ayam Lumer yang tak disebutkan namanya dalam video yang diunggah YouTube Anak Kuliner.

Baca juga: Tempat Wisata di Bandung, Nikmatnya Ayam Opor Honje Ala Ruang Santap

"Dari dulu emang jualan mi ayam, tapi mi ayam biasa. Kalau mi ayam lumer baru saya," terangnya lagi.

Meski terbilang baru, Mie Ayam Lumer sudah berhasil menyita perhatian pengunjung hingga berkembang dan memiliki dua cabang.

Akan tetapi, lanjut sang pemilik Mie Ayam Lumer, jika ditotal bersamaan dengan warung mi ayam keluarganya, terhitung sudah ada 10 cabang.

"Kalau dari saya cabangnya cuma dua, tapi kalau semua dari kakak-kakak saya, udah ada 10," katanya.

Keunikan kuliner di tempat wisata di Bandung tersebut berhasil ia temukan saat menginginkan suatu inovasi dari sajian mi ayam.

Terlebih, dirinya juga menginginkan dagangannya memiliki keunikan tersendiri sehingga mudah diingat para pengunjung.

"Ini saya yang buat, ya cari inovasi lain biar unik aja," tambahnya.

Menariknya lagi, semua bahan makanan di tempat wisata ini juga dibuat langsung oleh pemiliknya.

Mulai dari mi, bakso, pangsit, bumbu, hingga suwiran ayam.

Jika tertarik untuk datang ke tempat wisata ini, Mie Ayam Lumer buka setiap Senin-Sabtu mulai pukul 10.00-19.00 WIB.

Seporsi mi ayam dijual dengan harga yang terjangkau, yakni Rp 10.000.

Harga tersebut bahkan sudah meliputi hidangan pelengkap seperti pangsit.

Sementara bagi yang ingin seporsi mi ayam dengan tambahan pangsit dan bakso, kuliner Bandung ini dijual seharga Rp 12.000.

Belum puas, kamu bisa berkunjung ke tempat wisata di Bandung lainnya.

Seperti Sate Gule Kambing Kang Dedi yang menawarkan hidangan legendaris.

Dibuka sejak tahun 1950, makanan di warung sate dan gulai ini masih menjadi buruan warga Bandung.

Bahkan pelanggannya juga dari kalangan pejabat Kota Bandung, mulai dari camat, wali kota, gubernur, termasuk Kapolda.

Menariknya, para pejabat yang datang berombongan itu rela menikmati sate dan gulai buatan Kang Dedi sambil duduk di trotoar.

Kuah gulai yang kental ditambah dengan aroma rempah yang menyengat serta daging yang empuk dan besar menjadikan hidangan di tempat wisata ini menjadi buruan banyak orang.

Terlebih, pemiliknya juga masih mempertahankan usahanya yang dijual menggunakan gerobak di pinggir jalan.

Dedi (55) yang kini mengelola Sate Gule Kambing Kang Dedi menuturkan usahanya telah dirintis oleh sang kakek sejak tahun 1950.

Usaha tersebut kemudian dilanjutkan oleh ayahnya pada 1957 dan Dedi sering ikut berjualan saat masih menjadi pelajar SD.

Ia mengatakan sate dan gulai buatannya tersebut berasal dari domba muda yang dipasok dari peternak langsung.

"Sehari kadang bisa dua ekor domba jika sedang ramai," kata Dedi dikutip dari Tribun Jabar.

Dedi juga ingat banyak pejabat yang menjadi pelanggan setia dagangannya.

Di antaranya mantan Wali Kota Bandung, Otje Djunjunan hingga mantan Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan.

"Pak gubernur sejak tahun 1980-an sering makan sate dan gule. Selain makan, kadang membeli untuk dibawa pulang. Yang sering Gubernur Danny Setiawan," tambahnya.

Dedi juga bercerita para pejabat Pemerintah Kota Bandung, termasuk Dada Rosada masih terus berlangganan makanannya.

"Saya sering kirim sate dan gule ke Sukamiskin karena pelanggan setia. Waktu Pak Dada (jadi) Wali Kota, sering diundang ke Pendopo jika ada acaranya," terangnya lagi.

Sayangnya, Dedi sempat tak bisa berjualan saat pemerintah daerah menyerukan adanya pemberlakuaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Namun kini, ia sudah bisa kembali berjualan bersama anaknya, Dani.

Jika tertarik untuk datang ke tempat wisata ini, Sate Gule Kambing Kang Dedi buka mulai pukul 18.00-22.00 WIB.

Lokasinya ada di Jalan Astanaanyar Kota bandung, tepatnya depan toko Jalan Astanaanyar No 108.

Baca juga: Tempat Wisata di Bandung, One Eighty Coffee Nuansa Kolam Sambil Menikmati Kulineran

Harga sate di tempat wisata di Bandung ini dijual Rp 50 ribu per 10 tusuk  dan seporsi gulai dibanderol dari Rp 50 ribu. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved