Terduga Teroris Diamankan di Lampung
Densus Tangkap Pengajar Ponpes, 4 Terduga Teroris Diamankan di Lampung, Anggota Jamaah Islamiyah
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri kembali menangkap terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Lampung.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri kembali menangkap terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Lampung.
Kali ini Densus menangkap empat terduga teroris sekaligus pada Jumat (5/11/2021).
Mereka ditangkap di lokasi berbeda.
Adapun keempat terduga teroris yang ditangkap yakni NA (42) selaku pengajar pondok pesantren Al Muksin Metro.
Ia ditangkap di kediamannya di Jalan Raya Pekalongan Lampung Timur pada pukul 08.30 WIB.
Kemudian, SW (47) ditangkap di rumahnya di Dusun Karang Anyar, Lampung Selatan, sekitar pukul 07.30.
Selanjutnya, FR (37) dan AA (42) ditangkap di rumah mereka masing-masing di Desa Purwosari, Kota Metro, pada pukul 07.40 dan 08.00 WIB.
"Mereka anggota teroris Jamaah Islamiah. Mereka ditangkap tanpa perlawanan," jelas Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan, Jumat.
Menurut Ramadhan, pihaknya tengah melakukan penggeledahan di rumah para tersangka.
Keempatnya juga telah dibawa ke Mapolda Lampung.
Baca juga: 4 Warga Lampung Ditangkap Tim Densus 88 Antiteror, Diduga Terlibat Jaringan Teroris
"Langkah tindak lanjut mengamankan ke Mapolda Lampung untuk dilakukan test antigen dan pemeriksaan awal untuk pengembangan," kata dia.
Sebelumnya, Densus juga telah menangkap tiga anggota JI pada Minggu (31/10) hingga Selasa (2/11/2021).
Mereka adalah SU (61), SK (59), dan DRS (47).
SU merupakan Ketua Lembaga Amil Zakat Abdurrahman Bin Auf (LAZ-ABA), sebuah adalah yayasan yang terafiliasi dengan teroris JI.
Sementara SK bertugas sebagai Bendahara LAZ ABA. Kemudian DRS berprofesi sebagai kepala sekolah di daerah Pesawaran sekaligus sekretaris Lembaga Amil Zakat Abdurrahman Bin Auf (LAZ-ABA).
Sehingga, total sudah tujuh orang terduga teroris yang ditangkap Densus di Lampung sampai kemarin.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad ikut membenarkan adanya penangkapan 4 terduga teroris jaringan JI tersebut.
Menurutnya penangkapan tersebut masih bagian dari rangkaian kegiatan Densus 88.
"Giat tim Densus 88 dalam rangka untuk melakukan penangkapan dan pengamanan barang bukti terhadap kasus terorisme yang terjadi di Indonesia," ujar Pandra.
Namun, Pandra belum bisa memaparkan lebih lanjut mengenai keterlibatan para terduga yang diamankan berikut barang bukti yang diamankan.
"Karena ini kewenangan dari Mabes Polri, kami Polda Lampung hanya membenarkan telah dilakukan serangkaian kegiatan penangkapan terhadap pelaku yang patut diduga pelaku aksi terorisme," kata Pandra.
Pihaknya juga belum bisa memaparkan peran keempat terduga dan kaitannya dengan penangkapan sebelumnya.
"Untuk keterangan lebih lanjut nanti pihak Mabes Polri yang akan menyampaikan secara detailnya," kata Pandra.
F Pedagang Pakaian
Ketua RT 13 Purwoasri Metro Utara Sukamdi membenarkan adanya penangkapan salah satu warganya, inisial F, oleh Densus 88 terkait jaringan teroris.
"Kami tidak tahu sama sekali kalau beliau ini termasuk dalam jaringan teroris. Tahunya tadi pagi udah diamanin sama Densus 88. Kalau penangkapan tadi pagi itu sekitar jam 08.00 WIB. Dibawa ke Polda katanya," ujarnya, Jumat.
Terkait keseharian F, Sukamdi mengaku, selama ini bermasyarakat dengan baik.
Setiap ada kegiatan gotong royong dan kegiatan sosial lainnya ia ikut terlibat.
Pun demikian dengan ibadah selalu aktif di dua masjid di dekat kediamannya.
"Kita enggak tahu. Enggak nyangka juga kalau beliau ini termasuk dalam jaringan teroris. Kalau untuk pekerjaan, beliau ini pemilik butik. Usaha lah. Kalau yang diamankan ya cuma dia, satu orang yang dibawa. Saya enggak tahu persis juga," ungkap Sukamdi.
Sementara Suli, salah satu tetangga F, mengaku cukup syok atas penangkapan tersebut.
Pasalnya, selama ini pelaku terduga teroris tidak pernah terlibat masalah atau cukup dikenal baik dalam bertetangga.
"Keseharian dagang. Ya punya toko pakaian dan perawatan bayi. Orangnya ya baik, biasa kayak orang-orang. Ibadahnya memang baik. Kalau pas penangkapan tadi enggak tahu persis. Kita tahunya sudah ramai saja di sini," ungkapnya.
Ketua Tholiah JI
Sementara terkait terduga teroris SW, menurut sumber internal Kepolisian yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan SW merupakan Ketua Bagian Tholiah JI wilayah Lampung.
SW sempat mengikuti berbagai pelatihan fisik di berbagai tempat di Lampung dan Jawa.
Dia juga berperan membantu atau terlibat menyembunyikan beberapa DPO tindak pidana terorisme.
Kepala Desa Klaten Toto membenarkan penangkapan warganya, SW, oleh Tim Densus.
Menurutnya, kesehariannya SW berperilaku normal dan bermasyarakat dengan warga sekitar.
"Keseharian SW ke kebun. Istrinya jualan obat herbal. SW memang asli orang sini, bukan pendatang. Istrinya merupakan guru ngaji," kata Toto saat dikonfirmasi.
Toto mengaku dirinya pun baru mengetahui ada salah satu warganya yang ditangkap setelah ibadah salat Jumat dari pihak kepolisian.
Ia mengaku, sempat kaget dan tidak percaya saat menerima infomasi terkait penangkapan SW ini.
"Bahkan kami tidak tahu bahwa ada penangkapan warga kami oleh Tim Densus. Kadus dan RT pun nggak tahu informasinya. Bahkan beberapa warga juga masih banyak yang belum tahu informasi tersebut," kata dia.
Tetangga SW bernama Yitno mengatakan, keseharian pelaku biasa saja, bermasyarakat dan suka bersenda gurau dengan tetangga.
Yitno sendiri rumahnya tidak jauh dari rumah SW, hanya berjarak 50 meter.
"Keseharian dia sih biasa saja. Bermasyarakat, orangnya baik.Enggak ada yang aneh-aneh lah pokoknya," kata Yitno.
Saat ditanya apakah terduga teroris SW ini sering mengumpulkan orang-orang ke rumahnya, Yitno mengatakan, tidak.
"Setahu saya sih nggak pernah," katanya.
Kapolres Lampung Selatan AKBP Edwin membenarkan berita terkait penangkapan warga penengahan oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
(Tribunlampung.co.id/joe/dom/dra)