Pringsewu
Kisah Pensiunan PNS di Pringsewu Tekuni Ternak Murai Batu, Subarji Berhasil Beli Sawah
Subarji, warga Kelurahan Pajaresuk, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu meraup keuntungan dari ternak burung murai batu.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Ternak yang menguntungkan tidak hanya melulu pada ternak hewan besar.
Namun hewan kecil yang menyajikan suara merdu dan menarik juga potensi memberi keuntungan.
Sebagaimana yang ditekuni oleh pensiunan PNS satu ini.
Subarji, warga Kelurahan Pajaresuk, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu meraup keuntungan dari ternak burung murai batu.
Ia pun berhasil membeli sawah seluas 2000 meter per segi dari mengumpulkan hasil penjualan ternak murai batu.
Selama kurang lebih 4,5 tahun, Subarji menekuni ternak murai batu ini.
Sebelumnya, dia hanya menernakan sepasang murai batu.
Kini berkembang jadi delapan pasang murai batu.
"Merintis dari satu pasang, sampai sekarang ada delapan pasang," tukasnya.
Menurut Subarji, dalam satu ekor indukan murai batu dapat menghasilkan empat butir telur.
Baca juga: Viral Kades di Pringsewu Lampung Digerebek Warganya karena Bertamu ke Rumah Wanita Tengah Malam
Kemudian dari telur itu, ada yang menetas semua dan ada yang terkadang menetas tiga.
Panennya rata-rata perbulan.
Dalam satu bulan tersebut menghasilkan paling tidak 24 ekor per bulan.
Sedangkan harga jualnya Rp 1,8 juta per ekor. Anakan murai batu betina sekitar Rp 1 juta.
Harga sebesar itu, menurut dia, untuk burung yang sudah sapihan.
Menurut Subarji, dari sapihan tersebut kemudian dirawat jadi gacor antara tujuh hingga delapan bulan kemudian.
Subarji mengakui bila harga murai batu ini bervariasi.
Tergantung dari indukannya, apakah mempunyai predikat juara atau tidak.
Trah juara itu lah yang mengakibatkan harga murai batu ini tinggi.
Subarji memasarkan burung ternakannya melalui online dan jaringan pertemanan.
Sekretaris Komisi II DPRD Pringsewu Anton Subagiyo mengapresiasi masyarakat Pringsewu yang inovatif.
Menurut dia, sebetulnya masyarakat ini memerlukan pasar, supaya banyak diketahui khalayak. Khususnya pasar hewan.
Demikian peternak burung kicau dapat terorganisir dan bisa berjalan secara berkesinambungan.
(Tribunlampung.co.id/Robertus Didik)