Bandar Lampung
Harga Cabai Rawit Turun Jadi Rp 62 Ribu per Kg, Pedagang Prediksi Harga Akan Terus Turun
Harga cabai di pasar tradisional Bandar Lampung beranjak turun. Penurunan harga terjadi hampir pada setiap jenis cabai.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Harga cabai di pasar tradisional Bandar Lampung beranjak turun.
Penurunan harga terjadi hampir pada setiap jenis cabai.
Seperti harga cabai caplak atau sering disebut juga cabai setan dijual Rp 60 ribu per kilogram (kg).
Padahal dua pekan lalu harga cabai ini sempat menyentuh harga Rp 90 ribu per kg.
"Mulai awal Januari kemarin, harga cabai perlahan mulai turun," ucap Tuti, pedagang Pasar Tamin kepada Tribun, Senin (10/1/2021).
Kemudian, cabai merah besar dari harga Rp 65 ribu per kg turun menjadi Rp 52 ribu.
Lalu cabai merah biasa dari harga Rp 43 ribu menjadi Rp 32 ribu per kg, dan cabai rawit dari harga Rp 82 ribu per kg menjadi Rp 62 ribu.
Tuti mengatakan, penurunan harga cabai itu terjadi secara berkala sebelum akhirnya berada di nominal harga yang sekarang.
"Memang saat Natal dan Tahun Baru sempat tinggi karena banyak permintaan. Selain itu juga karena pengaruh musim penghujan," jelas dia.
Bahkan Tuti memperkirakan, harga cabai akan terus turun sampai beberapa waktu ke depan.
Baca juga: Parpol Lakukan Rekrutmen Anggota Baru, Kader Pindah Partai Marak di Lampung
Sebelumnya harga telur ayam di pasar tradisional Bandar Lampung juga mulai merangkak turun.
Jika sepekan kemarin masih menyentuh Rp 29 ribu sampai Rp 30 ribu, kini harganya Rp 26 ribu per kilogram (kg) pada Minggu (9/1/2021).
Dede, salah satu pedagang di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung mengatakan, harga telur ayam tersebut turun secara bertahap.
"Dari harga yang paling tinggi Rp 30 ribu, kemudian terus turun jadi Rp 29 ribu per kilo. Selanjutnya turun lagi Rp 28 ribu dan Rp 27 ribu. Baru sekarang Rp 26 ribu per kilo," kata Dede.
Dede mengaku, turunnya harga telur ayam seiring dengan jumlah pembeli yang tak seramai libur nasional kemarin itu.
"Nanti kalau sudah agak jauh dari tahun baru, biasanya akan normal lagi harga telur di kisaran Rp 20-23 ribu per kilo," tutupnya.
Berharap Segera Normal
Warga Bandar Lampung menyambut gembira turunnya harga cabai.
"Alhamdulliah, yah disyukuri saja. Walau belum normal, paling tidak tinggi lagi (harganya)," kata Simamora, seorang ibu rumah tangga (IRT) di Bandar Lampung, Senin (10/1/2021).
"Jadi uangnya bisa ditabung atau digunakan untuk keperluan yang lain," ucap dia.
Hal senada dikatakan Yani, pelaku UMKM di bidang kuliner.
"Kalau semua harga tinggi terus susah untuk mematok harga. Karena kalau kemahalan kan susah lakunya," ucap dia.
"Ya semooga bisa secepatnya berada di harga normal," katanya.
Nurman, pedagang ayam geprek di kawasan Batu Putuk mengaku, dirinya sempat kewalahan ketika harga cabai rawit setan menyentuh Rp 90 ribu per kg.
"Saya jualan ayam geprek, kuncinya pada sambal. Kalau sambalnya kurang pedas, nanti pembeli komplain. Sementara bahan baku sambal saya menggunakan cabai setan," kata Nurman.
Meski demikian, Nurman tetap menggunakan cabai setan dalam membuat sambal untuk ayam gepreknya.
Dirinya juga tidak menaikkan harga.
"Tapi kini harga cabai mulai agak turun, jadi kita tidak terbebani lagi," ucapnya.
(Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)