Bandar Lampung

Mahasiswa Itera Beri Pelatihan Membuat Pestisida Alami dari Daun Pepaya

Mahasiswa ITERA memberikan pelatihan mengolah daun pepaya sebagai bahan pembuatan pestisida alami yang aman digunakan untuk tanaman pertanian.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi Humas itera
Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) memberikan pelatihan mengolah daun pepaya sebagai bahan pembuatan pestisida alami yang aman digunakan untuk tanaman pertanian. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) memberikan pelatihan mengolah daun pepaya sebagai bahan pembuatan pestisida alami yang aman digunakan untuk tanaman pertanian.

"Kegiatan pelatihan pembuatan biopestisida merupakan salah satu program kerja mahasiswa KKN ITERA tahun ini sudah beberapa diilakukan di desa dengan basis mata pencaharian petani, misalnya Kampung Bandar Dalam, Kecamatan Negeri Agung, Way Kanan," kata penanggung jawab kegiatan Fajri Aditya, yang jugs merupakan peresta KKN ITERA dalam keterangan yang disampaikan kepada Tribunlampung.co.id, Sabtu (22/1/2022)

Selain daun pepaya, bahan lain yang digunakan ialah seperti rempah-rempah seperti jahe, kunyit, bawang putih, laos, dan sabun pencuci piring dengan metode fermenstasi.

"Biopestisida tidak memiliki zat racun yang berbahaya bagi manusia atau pun lingkungan sehingga meminimkan pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida kimia. Sehingga lingkungan persawahan akan tetap asri," jelas dia.

Diklaimnya, biopestisida yang merupakan hasil dari fermentasi bahan hayati tersebut ampuh untuk menghalau dan mengendalikan hama dan penyakit tanaman seperti werang, ulat daun, kutu putih dan lainnya. 

"Selain itu, dapat memudahkan masyarakat setempat untuk mendapatkan pestisida berkualitas dengan harga yang murah, dan tidak merusak lingkungan,” ujar Fajri.

Fajri menambahkan, banyaknya masyarakat Kampung Bandar Dalam yang berprofesi sebagai petani dirasa penting untuk menciptakan ide dan inovasi kreatif dalam mengolah sumber daya alam setempat.

Dengan begitu akan terciptalah cyrcle economic untuk mendukung kemanjuan revolusi industri 4.0. 

Kepala Dusun Bandar Rejo, Agus mengaku sangat terbantu dengan adanya pelatihan pembuatan biopestisida organik dan herbisida alami dari para mahasiswa ITERA.

Menurut Agus hal tersebut perlu direalisasikan karena selama ini petani atau masyarakat setempat hanya mengandalkan pestisida kimia sebagai sumber pestisida utama. 

“Adanya inovasi ini petani dapat mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam setempat untuk menjadi biopestisida organik dan herbisida alami yang memiliki nilai ekonomis,” ujar Agus.

(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved