Bandar Lampung
Agen di Bandar Lampung Prediksi Penggunaan Gas Elpiji Akan Turun hingga 17 Persen
Pemerintah telah menaikan harga Liquified Petroleum Gas (LPG) atau elpiji non subsidi untuk ukuran 5,5 kg dan 12 kg.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pemerintah telah menaikan harga Liquified Petroleum Gas (LPG) atau elpiji non subsidi untuk ukuran 5,5 kg dan 12 kg.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur PT Sony Prayudha Endin Supriyadi salah satu agen resmi dari PT Pertamina saat diwawancarai Tribun Lampung, Senin (28/2/2022) di kantornya di Jalan Endro Suratmin Gang Kalpataru Sukarame.
Dirinya menjelaskan bahwa di tempatnya akan mengikuti apa yang menjadi kebijakan Pertamina.
Sehingga pihaknya masih menunggu hasil rapat dengan Pertamina terkait harga.
"Ada kenaikan sekitar Rp 24 Ribu kalau sebelumnya Rp 172 ribu untuk elpji yang beratnya 12 kg, elpiji yang beratnya 5,5 kg juga naik sekitar Rp 12 ribu yang sebelumnya Rp 85 ribu," kata Endin.
Kalau harga itu keputusan dari Pertamina, dan pasti akan berdampak kepada masyarakat.
Karena dalam kurun waktu 2 bulan yang lalu sudah ada kenaikan dan sekarang ada lagi, pasti masyarakat sangat berdampak.
Berdampak juga pada pendistribusian dari PT Sony Prayudha kepada masyarakat.
"Kalau sudah naik ini apakah akan beralih ke elpiji yang 3 kg, tapi kita tetap komitmen untuk mendistribusikan kepada masyarakat," ujar Endin.
Dari kenaikan Desember tahun lalu dan pihaknya mengalami pengurangan pendistribusian yang juga merasakan penebusannya.
Baca juga: Harga Daging Sapi di Bandar Lampung Naik Rp 15 Ribu, Tembus Rp 135 Ribu per Kg
Serta berdampak otomatis kepada penjualan, karena pihaknya rata-rata dalam sebulan menjual 300 ribu metrik ton gas elpiji.
Dengan rincian untuk elpji ukuran 12 kg ada sebanyak 16 ribu tabung dan yang beratnya 5,5 kg itu sekitar 19 ribu tabung.
Sekarang ini dirinya belum ada penghitungan ulang, tapi setelah ada kenaikan harga pada Desember lalu sekarang menjadi 287 metrik ton.
Kalau sebelumnya itu normal 300 ribu metrik ton normalnya yang didistribusikan atau dijual kepada masyarakat.
Jadi adanya penurunan sekitar 17 persen secara akumulatifnya dari kenaikan Desember lalu dan bulan ini dirinya juga sama memprediksi adanya penurunan pasokan kepada masyarakat.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)
