Berita Terkini Nasional
Masih Syok, Adik Emmeril Pilih Hapus Akun IG, Anak Ridwan Kamil Tak Juga Ditemukan
Menjadi orang terakhir yang melihat sang kakak, Emmeril Kahn, anak Ridwan Kamil, Camillia Laetitia Azzahra alias Zara, kini masih terlihat syok.
Tribunlampung.co.id, Bandung - Menjadi orang terakhir yang melihat sang kakak, Emmeril Kahn Mumtadz, anak Ridwan Kamil, Camillia Laetitia Azzahra alias Zara, kini masih terlihat syok.
Adik Eril ini menjadi salah seorang yang juga turut berenang di Sungai Aaree, Bern, Swiss.
Menjadi saksi mata atas hanyutnya sang kakak, nampaknya Zara masih syok dan memutuskan untuk melakukan hal ini.
Seperti diketahui, polisi mengungkap dua alasan sulitnya melakukan pencarian Eril.
Humas Polisi Bern, Patrick Jean, menerangkan, ada dua alasan sulitnya pencarian orang hilang atau tenggelam di Sungai AareE, sungai terpanjang di Swiss.
Baca juga: Penyebab Atap Sirkuit Formula E Jakarta Ambruk, Ahmad Sahroni Sebut Sudah Aman
Baca juga: Kesulitan Pencarian Anak Ridwan Kamil, Air Sungai Aare Swiss Jadi Alasan
Pertama, air Sungai Aaree sekarang sedang keruh karena lelehan salju.
Itulah sebabnya mengapa pencarian selama enam jam sejak anak Ridwan Kamil hilang belum membuahkan hasil.
Kedua, pencarian hanya bisa dilakukan dengan boat (perahu) dan berjalan kaki karena banyak pohon di sekitar Sungai AareE.
Sehingga tidak memungkinkan menggunakan helikopter.
Sementara itu, dilansir dari tribunnewsmaker.com, hilangnya putra Ridwan Kamil, Emmeril Kahn, disaksikan langsung oleh sang adik, Camillia Laetitia Azzahra alias Zara.
Diketahui, pada 26 Mei 2022, Emmeril Kahn berenang di Sungai Aere, Swiss bersama Zara dan juga teman-teman.
Karena arus yang deras, mereka memutuskan untuk naik ke permukaan.
Baca juga: Datangi Sungai Aare Swiss, Ridwan Kamil Ikut Cari Anaknya yang Hilang Sejak Kamis
Baca juga: Anak Ridwan Kamil Belum Juga Ditemukan, Rekan Eril Ungkap Video Mengejutkan
Zara dan yang lainnya berhasil naik ke permukaan dengan selamat.
Namun, Emmeril terlanjut terbawa arus yang kuat di Sungai Aere itu.
Emmeril sempat terpegang oleh temannya, namun lepas karena arus yang terlalu kuat.
Emmeril dinyatakan hilang dan dilakukan pencarian Tim SAR dan Kepolisian Swiss.
"Kronologinya Eril berenang di Sungai Aaree, Bern, bersama adik dan kawannya."
"Saat ingin naik ke permukaan, Eril terseret arus sungai yang cukup deras yang sebelumnya sempat mendapat bantuan dari kawannya."
"Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 26 Mei 2022 siang hari waktu Swiss dengan kondisi cuaca cerah," kata Elpi Nazmuzaman selaku perwakilan keluarga seperti yang dikutip dari Grid.id.
Setelah itu, akun Instagram Zara pun dibanjiri ucapan dari netizen.
Banyak yang mendoakan agar Emmeril segera ditemukan dengan kondisi sehat.
Tidak sedikit juga yang menguatkan Zara dengan doa.
Emmeril sendiri memang sangat dekat dengan Zara.
Keduanya kerap memamerkan kedekatan di media sosial masing-masing.
Mereka sangat dekat karena tumbuh bersama sebagai dua bersaudara.
Kini, banyak yang menduga Zara tengah syok karena melihat sendiri secara langsung kakaknya terseret arus.
Sedangkan dirinya tidak bisa melakukan apa-apa.
Tak lama setelah kabar ini jadi sorotan, akun Instagram Zara menghilang dan tak bisa ditemukan di Instagram.
Publik menduga Zara menghapus Instagram-nya karena terus-terusan mendapat komentar bernada duka.
Atau ada yang menduga karena Zara jadi teringat dengan kakaknya melalui foto-foto di Instagram.
Hingga berita ini diturunkan, akun Instagram Zara belum kembali.
Kini, keluarga Ridwan Kamil masih berupaya untuk mencari keberadaan Emmeril.
Pihak penyelamat mengumumkan akan melakukan pencarian dengan jarak yang lebih luas.
Patroli Via Darat dan Udara
Dikutip dari Kompas.com, hilangnya Eril turut diberitakan media Swiss, 20 Minuten pada Jumat (27/5/2022).
20 Minuten memasang judul Zuletzt in der Aare gesehen – indonesischer Tourist (23) wird vermisst (Terakhir terlihat di Aare - turis Indonesia (23 tahun) hilang).
Setelah mendapat laporan, polisi langsung menggelar pencarian di wilayah antara Eichholz dan Marzili, lokasi Eril terakhir terlihat.
Pencarian dilakukan dengan berbagai patroli jalur udara dan darat.
Tepi Sungai Aare disisir dengan berjalan kaki, dan pos-pos pengamatan didirikan di sejumlah jembatan.
Kemudian di sungai, polisi medis dan maritim yang bertugas melakukan pencarian anak sulung Ridwan Kamil tersebut.
Operasi pencarian masih berlangsung, tetapi diprediksi bakal tidak mudah karena air Sungai Aare sedang keruh.
Menurut Humas Polisi Bern, Patrick Jean, air Sungai Aare keruh karena lelehan salju pada Jumat (27/5/2022).
Masih dari Kompas.com, polisi Bern mengungkap dua alasan sulitnya melakukan pencarian Eril yang hilang di Sungai Aare.
Patrick Jean menerangkan, ada dua alasan sulitnya pencarian orang hilang atau tenggelam di Sungai Aare.
Pertama, air Sungai Aare sekarang sedang keruh karena lelehan salju.
Itulah sebabnya mengapa pencarian selama enam jam sejak anak Ridwan Kamil hilang belum membuahkan hasil.
Kedua, pencarian hanya bisa dilakukan dengan boat (perahu) dan berjalan kaki karena banyak pohon di sekitar Sungai Aare.
Sehingga tidak memungkinkan menggunakan helikopter.
Lokasi tepatnya Eril hilang adalah di pusat kota Schonau Steg, Provinsi Bern, Swiss.
Kronologi
Kejadian ini terjadi siang hari waktu Swiss dalam kondisi cuaca cerah.
Eril berenang di Sungai Aare, Bern bersama adik dan kawannya.
Saat ingin naik ke permukaan, Eril terseret arus sungai yang cukup deras.
Sebelumnya, ia juga sempat mendapat bantuan dari kawannya, namun upaya tersebut tidak berhasil.
Tim SAR dan pihak kepolisian Swiss pun langsung terjun dalam upaya pencarian Eril.
Diketahui, saat kejadian, Ridwan Kamil sedang berada di Inggris dalam kegiatan pemerintahan di luar negeri bersama delegasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Ridwan Kamil langsung menyusul ke Swiss setelah menerima kabar musibah tersebut dan saat ini telah bertemu dengan keluarga di sana.
Banyak Turis Tenggelam di Sungai Aare
Diwartakan Tribunnews.com, ternyata, hilangnya Eril di Sungai Aare bukanlah kejadian baru.
Menurut data Kantor Polisi Bern, banyak orang asing tenggelam di Sungai Aare karena tak tahu bahayanya berenang di sungai tersebut.
Di Swiss sendiri, menurut Biro Statistik Komunitas Penyelamatan (SLRG) Swiss, rata-rata ada 40 orang yang tenggelam dalam setahun.
Dari jumlah tersebut, 90 persen insiden terjadi di danau atau sungai, dan korban didominasi laki laki.
Di Sungai Aare yang membelah Kota Bern, meskipun tidak banyak yang tenggelam, namun sebagian besar korban memang merupakan kalangan pengungsi atau turis asing.
"Sebagian besar korban masih muda. Kurang tahu soal kondisi sungai setempat, sekaligus meremehkannya," tulis Der Bund, koran dari Bern.
Artikel ini telah tayang di gridhot.id dan TribunStyle.com
(Tribunlampung.co.id/Putri Salamah)