Berita Lampung

Mantulnya Durian Lokal Pesawaran, Gurih Rasanya Menusuk Wanginya 50 Ribu Dijamin Puas

Berat durian lokal hanya sekitar 1.5 kilogram. "Tapi untuk ukuran rasa durian lokal lebih gurih dan manis. Aroma yang khas dan lebih menusuk," ujarnya

Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya
Musim durian telah tiba, sepanjang jalan Ahmad Yani Gedong Tataan, Pesawaran, Lampung ramai penjual durian. 

Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Pecinta kuliner, musim durian telah tiba di Kabupaten Pesawaran Lampung.

Pantauan Tribunlampung.co.id, pedagang dadakan durian sudah mulai memenuhi sepanjang jalan Ahmad Yani Gedong Tataan, Pesawaran, Lampung.

Durian memang memiliki tempat khusus bagi masyarakat Lampung dengan berbagai olahan makanan.

Tak hanya olahan makanan, durian di Lampung juga turut difermentasi.

Fermentasi durian di Lampung disebut Tempoyak, yang namanya melegenda sebagai salah satu resep tradisional nusantara.

Baca juga: 4 Puskesmas di Metro Tingkatkan Fasilitas Pelayanan Air Sanitasi dan Kebersihan

Baca juga: Mayat Pria yang Ditemukan di Kali Awi Bandar Lampung Mememakai Celana Training Biru Dongker

Buah dengan bau dan rasa khas ini memang menjadi primadona bagi penggemarnya.

Adapun durian yang dijajakan penjual di Pesawaran bervariasi baik warna maupun ukuran.

Toni, salah satu penjual durian di jalan Ahmad Yani Gedong Tataan mengatakan, bahwa ia menjual durian lokal asli dari Pesawaran.

Durian lokal adalah durian dengan ukuran yang tidak terlalu besar.

Tapi memiliki warna yang kuning sampai kuning kehijauan.

Bobotnya pun tidak seberat durian montong.

Berat durian lokal hanya sekitar 1.5 kilogram.

Baca juga: Breaking News Warga Way Halim Bandar Lampung Geger Penemuan Mayat Pria di Kali Awi

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini 18 Agustus 2022 Kembali Turun, Cek Daftar Harga Terbaru

"Tapi untuk ukuran rasa durian lokal lebih gurih dan manis" ucapnya.

Ia menuturkan, durian lokal memiliki aroma yang khas dan lebih menusuk.

Saat ini, Toni mengaku bisa menjual sebanyak 50 buah durian per hari.

Adapun durian yang saat ini dijualnya berasal dari dua daerah.

Yakni Waylima Kabupaten Pesawaran dan juga Kota Agung Kabupaten Tanggamus.

Dua daerah tersebut sudah mulai mengawali masa panen durian.

"Dari Agustus ini kan awal-awal sampai akhir tahun baru mulai banjir durian" terangnya.

Toni mengaku senang dengan musim panen durian.

Karena banyak masyarakat sekitar maupun pengemudi yang lewat menyempatkan untuk singgah dan membeli durian miliknya.

Adapun durian lokal di Pesawaran dijual dengan harga.

Ukuran besar durian lokal dijual Rp 50 ribu.

Ukuran sedang dijual dengan harga Rp 35 ribu.

Ukuran sedang 3 buah Rp 100 ribu.

Tempoyak

Tempoyak adalah durian yang difermentasi.

Bagi masyarakat Melayu di Bengkulu, Palembang, Lampung, Kalimantan dan Semenanjung Tempoyak biasa dikonsumsi sebagai lauk saat menyantap nasi. 

Tempoyak atau dalam bahasa daerah biasa disebut tempuyak, juga dapat di makan secara langsung, tetapi hal ini jarang sekali dilakukan karena banyak yang tidak tahan dengan rasa asam dan aroma yag menyengat dari tempoyak itu sendiri.

Rasa asam dari tempoyak terjadi karena adanya proses fermentasi pada daging buah durian yang menjadi bahan bakunya.

Selain dijadikan sebagai lauk, tempoyak juga sering dijadikan bumbu masakan yang membuat rasa masakan berbeda dengan masakan lainnya.

Tempoyak banyak dikenal di berbagai daerah di Indonesia, terutama di Bengkulu, Palembang, Lampung, Sumatra Barat, Jambi, dan Kalimantan.

Selain itu, makanan ini juga terkenal di Malaysia.

Di Kalimantan, tempoyak diolah dengan cara digoreng dan ditambahi sedikit gula untuk mengurangi rasa asam dari tempoyak ketika dimakan.

Selain digoreng masyarakat Kalimantan juga menjadikan tempoyak sebagai sambal dengan ditumbuk bersama dengan bahan lain seperti cabai, bawang, gula, dan terasi.

Dengan begitu sambal akan memiliki rasa yang khasdengan sedikit rasa asam dari tempoyak berpadu dengan rasa pedas dan manis. (2)

Sejarah

Sejarah dari tempoyak sendiri diriwayatkan dalam Hikayat Abdudllah, tempoyakk merupakan makanan sehari-hari rakyak Terengganu. Sebuah suku asli bangsa Melayu.

Dari raja hingga rakyak jelata sangat gemar memakan olahan fermentasi durian ini.

Ketika Abdullah bin abdulkadir Munsyi, seorang sastrawan Melayu asal Turki berkunjung ke Terenggnanu sekitar tahun 1836, ia mengatakan bahwa salah satu makanan kegemaran penduduk setempat adalah tempoyak.

Berdasarkan sejarah yang ada dalam Hikayat Abdullah, tempoyak merupakan makanan khas rumpun bangsa Melayu, yaitu suku bangsa Melayu di Malaysia dan Indonesia yang terdapat di Sumatra dan Kalimantan. (3)

Proses Pembuatan

Cara pembuatan tempoyak yang tergolong cukup mudah, adonan tempoyak dibuat dengan cara menyiapkan daging durian, baik durian lokal atau durian mothong.

Usahakan menggunakan durian lokal karena durian mothong terlalu banyak mengandung air.

Durian yang dipilih juga harus yang sudah masak sempurna, karena apabila menggunakan durian yang belum masak akan berakbat kepada tekstur tempoyak yang menjadi keras sedangkan tempoyak yang bagus memiliki tekstur yang kental dan sedikit becek.

Kemudian daging durian dipisahkan dari bijinya, setelah itu diberi sedikit garam aduk hingga rata, setelah selesai lalu ditambah dengan cabai rawit yang dapat mempercepat proses fermentasi kemudian masukan kedalam wadah yang tertutup dan usahakan pada ruangan yang lembab agar proses fermentasi berjalan dengan baik.

Namun, proses fermentasi tidak bisa terlalu lama karena akan memmpengaruhi cita rasa akhir, juga jika terlalu lama biasanya warna adonan akan menjadi hitam dam memiliki aroma sedikit busuk.

Tempoyak yang telah difermentasi selama 3-5 hari memiliki bau durian dan warnanya masih putih namun sudah memiliki erasa asam yang kuat menandakan tempoyak sudah siap dikonsumsi.

Tempoyak yang baru jadi seperti ini cocok untuk dibuat sambal, karena sudah asam dan masih ada rasa manisnya. Sambal tempoyak biasanya dipadukan dengan teri, ikan mas, ikan patin, ataupun ikan-ikan lainnya. (3)

Kandungan Gizi

Tempoyak Durian adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Tempoyak Durian mengandung energi sebesar 142 kilokalori, protein 2,7 gram, karbohidrat 22,7 gram, lemak 4,6 gram, kalsium 190 miligram, fosfor 45 miligram, dan zat besi 2,9 miligram.

Selain itu di dalam Tempoyak Durian juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,16 miligram dan vitamin C 1 miligram.

Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Tempoyak Durian, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 persen. (3)

Resep

Untuk membuat sambal tempoyak, diperlukan bahan-bahan sebagai berikut:

3 buah Durian matang

1sdt Garam

4 butir Bawang merah

2 siung Bawang putih

3 sdm Tempoyak durian

3 buah Cabai merah besar

2 buah Cabai rawit

1 sdt Gula pasir

2 sdm Minyak

Cara Membuat

Ambil daging buah durian atau duren, masukan ke dalam guci atau stoples sembari bubuhi garam secukupnya, lalu ditutup rapat.

Setelah sekitar satu minggu, buka dan diaduk rata, tempoyak siap digunakan.

Mengolah tempoyak:

Tumis bumbu halus sampai harum.

Tambahkan tempoyak (seperlunya) tambahkan sedikit gula sebagai pengganti penyedap rasa.

Tumis sebentar (sekitar 2-3 menit). angkat, sajikan hangat-hangat atau panas. (1)

(Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya/Tribunnewswiki.com)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved