Advertorial

Kisah Menginspirasi Penderita Tuna Rungu di Lampung, Sukses Membangun Usaha Cucian Motor

Berkat kerja keras dan kemandiriannya, Chandra kini sukses mengelola usaha pencucian sepeda motor.

Istimewa
Kisah Menginspirasi Penderita Tuna Rungu di Lampung, Sukses Mengelola Usaha Cucian Sepeda Motor 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- Keterbatasan fisik tidak melulu membawa kemunduran dalam berinteraksi untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan ini.

Dan kesuksesan, bukan pula hanya milik orang yang mempunyai kondisi fisik normal.

Penyandang disabilitas yang mempunyai keterbatasan pun bisa meraih sukses menjalankan usaha layaknya orang yang memilik kondisi fisik normal.

Asalkan, ada keinginan dan tekat yang kuat untuk berusaha, kesuksesan bukan tidak mungkin diraih.

Seperti kisah menginspirasi seorang penyandang disabilitas tuna rungu di Lampung.

Chandra, begitu namanya disebut. 

Terlahir dengan keterbatasan fisik, tak membuat pria berusia 29 tahun ini berputus asa. 

Berkat kerja keras dan kemandiriannya, Chandra kini sukses mengelola usaha pencucian sepeda motor.

Cerita ini bermula ketika Chandra, yang merupakan seorang penyandang disabilitas tuna rungu tidak memiliki pekerjaan bahkan pendapatan tetap.

Dia kesulitan mencari pekerjaan karena keterbatasan yang dimilikinya. 

Dianggap tidak memiliki kualifikasi yang sesuai dengan perusahaan, membuat Chandra tidak percaya diri karena keterbatasan yang dimilikinya.  

Berangkat dari ketidakpercayaan diri itulah, Chandra dan teman-teman tuli lainnya berinisiatif untuk membuka sebuah lapangan pekerjaan bagi teman-teman disabilitas yang memiliki keterbatasan seperti dirinya.  

Ditengah kebimbangan itu, Chandra mencoba membangun sebuah usaha steam pencucian motor.

Usaha itu dia coba bangun dengan harapan dapat membantu teman-teman disabilitas lain yang kesulitan mencari pekerjaan serta pendapatan tetap. 

Tempat usaha yang sudah dirintis Chandra bersama teman-teman tersebut hampir tiap hari tidak pernah sepi dikunjung pelanggan. 

Chandra juga berhasil mengentaskan pengangguran di wilayahnya dengan merekrut pekerja sesama penyandang disabilitas.

Menggunakan bahasa isyarat dan bantuan penerjemah, Chandra bercerita dirinya bersama teman-teman tuli mencoba mencari sebuah solusi agar tidak terus merenungi keterbatasan yang kami miliki.

"Satu persatu ide-ide mulai bermunculan, hingga muncul sebuah ide untuk mendirikan steam dan bengkel motor yang diberi nama Isyarat Hati. Akhirnya kami para penyandang disabilitas tidak khawatir lagi karena dapat memiliki pekerjaan dan pendapatan tetap setiap harinya," kata Chandra.

Chandra menambahkan, dirinya bersama teman-teman juga mendapat dukungan penuh dari Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui Pertamina Integrated Terminal Panjang. 

Dukungan yang diberikan berupa pembangunan sarana dan prasarana serta pelatihan mekanik steam dan bengkel senilai Rp 250 juta, sehingga teman-teman tuli dapat mandiri dan berdikari.  

Steam motor dan bengkel bagi disabilitas ini juga merupakan perwujudan nyata dari SDGs poin 10,  mengurangi ketimpangan.

Tujuan No. 2 (Pada tahun 2030) yaitu memberdayakan dan mendorong penyertaan sosial, ekonomi dan politik bagi semua, tanpa melihat usia, jenis kelamin, disabilitas, bangsa, suku, asal, kelompok etnis, agama atau ekonomi atau status lainnya.  

Pertamina juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi bagi komunitas penyandang disabilitas. (*)

(Tribunlampung.co.id/Adv)
 


 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved