Berita Lampung
Annisa Produksi Kue Tat Khas Lampung Merek Buak Tat, Harga Mulai Rp 10.000
Annisa Safira Fitri merupakan pelaku usaha di Lampung yang produksi kue tat lewat brandnya Buak Tat.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Salah satu kuliner khas Lampung adalah kue tat yang isinya selai nanas.
Annisa Safira Fitri merupakan pelaku usaha di Lampung yang produksi kue tat lewat brandnya Buak Tat.
Untuk memproduksi kue tat khas Lampung bermerek Buak Tat, Annisa Safira Fitri melibatkan ibunya.
Harga kue tat yang diproduksi Annisa Safira Fitri cukup terjangkau yakni Rp 10.000 per satuan.
"Harganya sangat terjangkau hanya Rp 10 ribu per pcs," kata Annisa kepada Tribunlampung.co.id, Senin (3/10/2022).
Baca juga: Bupati Tulangbawang Lampung Winarti dan Baznas Beri Bantuan Bedah Rumah ke 9 Penerima
Baca juga: Kodim 0424 Tanggamus Lampung Pra-TMMD di Pekon Sinar Jawa Kecamatan Air Naningan
Buak Tat ini dibuat dari olahan tepung terigu, gula, telur, dan margarin yang dipadukan dengan selai nanas sebagai isiannya.
Mengenai Buak Tat bikinannya, merupakan resep asli kue khas Krui, Pesisir Barat, dengan ciri khas catutan bermotif pada bagian atas rotinya.
"Konsumen bisa mendapatkan Buak Tat dengan berbelanja secara online melalui Shopee dengan toko snacku.official," paparnya.
Bisa juga berbelanja offline langsung datang ke rumah dengan alamat di Jalan Nusantara 6, Labuhan Ratu, Bandar Lampung.
Bisa juga beli di tempat perbelanjaan karena kue tat merek Buak Tat tersedia di toko oleh-oleh dan supermarket yang ada di Bandar Lampung.
Untuk mendapatkan Buak Tat premium bisa didapatkan dengan harga Rp 39 ribu per pcs di Yussy Akmal.
Ketahanan Buak Tat ini diungkap Annisa adalah satu pekan setelah proses produksi.
Baca juga: Kuliner di Lampung, Kue Pukis ala Naba di Pasar Gedong Tataan Rasanya Lebih Gurih
Baca juga: Tempat Kuliner di Lampung, Es Kopi Susu Cikwo Resto and Coffe Liwa Gunakan Kopi Lampung Barat
Dari Buak Tat, Annisa mampu meraup omzet puluhan juta rupiah tiap bulannya yang bisa untuk membiayai hidupnya bersama ibu dan adik-adiknya.
Terlebih dengan kondisi ayah sudah berpulang.
Diakui dara berkulit putih ini, kecintaannya di dunia usaha lantaran tak ada niatan kerja kantoran.
Annisa lulus dari bangku kuliah medio 2020 lalu.
"Nisa lulus kuliah pertengahan 2020 lalu, kok nggak pengen ya cari-cari kerja gitu, pengennya punya usaha aja," ungkap Annisa.
Terlebih, kue tat menurut Nisa hanya bisa ditemukan saat acara adat.
Hal itu jadi potensial untuk dihadirkan dan bisa dinikmati sewaktu-waktu bagi penyukanya tanpa harus menunggu acara adat.
"Ibu awalnya suka buat-buat saja untuk konsumsi sendiri karena ayah suka, jadi terfikir untuk dijadikan bisnis bareng ibu," papar gadis berhijab ini.
Sang ibunda sudah mengawali berjualan tat saat dirinya masih duduk di bangku kuliah.
Hingga kemudian dikembangkan lebih luas lagi pangsa pasarnya oleh Nisa.
Buak Tat yang dijualnya bahkan sudah berlabel halal dan memiliki izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga).
Ada proses panjang yang harus dilaluinya agar produk olahannya ini bisa lebih diterima, seperti pengurusan PIRT hingga label halal.
Nisa berpesan kepada kalangan milenial atau pun orang yang hendak memulai bisnis, jika ingin sukses maka harus konsisten dan memiliki rasa percaya diri.
"Konsisten dalam menghasilkan produk dan terus percaya diri menawarkan apa yang kita jual," tandasnya.
(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia Markhamah)