Banjir di Pesisir Barat

Warga Mulai Bersihkan Lumpur Pasca Banjir Rendam 6 Pekon di Pesisir Barat

Warga Pekon Raja Basa Kecamatan Ngaras, Pesisir Barat mulai membersihkan lumpur pasca banjir akibat meluapnya Sungai Way Ngaras.

Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi Warga
Salah seorang warga tengah membersihkan lumpur akibat banjir yang merendam rumah mereka. Warga mulai bersihkan lumpur pasca banjir rendam 6 pekon di Pesisir Barat. 

Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Warga Pekon Raja Basa Kecamatan Ngaras Pesisir Barat mulai membersihkan rumah pasca banjir akibat meluapnya Sungai Way Ngaras.

Pantauan Tribun Lampung.co.id banjir yang merendam enam pekon akibat meluapnya Sungai Way Ngaras di Kecamatan Ngaras tersebut saat ini sudah surut.

Warga juga sudah mulai membersihkan puing dan lumpur yang merendam rumah mereka.

Muslimin (46) Seorang warga di Pekon Raja Basa mengatakan, banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Way Ngaras sudah sering terjadi.

"Dalam bulan ini saja sudah dua kali terjadi banjir ini," kata dia.

" Ketinggian banjir kali ini mencapai lebih dari 1 meter yang masuk perkarangan rumah warga," sambungnya.

Dikatakanya, banjir di Pekon Raja Basa tersebut memang selalu terjadi setiap tahun.

Ia berharap Pemerintah Pesisir Barat dapat segera menormalisasi Sungai Way Ngaras tersebut.

"Harapan kita Pemerintah dapat menormalisasi sungai ini dengan cara pengerukan," harapnya.

Sebab kata dia, jika tidak segera dilakukan normalisasi Sungai Way Ngaras tersebut akan mengakibatkan hal yang sama terulang kembali.

Dalam musibah banjir kali ini beruntung tidak memakan korban jiwa.

Sebab luapan banjir kali ini hanya terjadi dalam 2 jam dan kemudian surut.

"Banjir tadi memang sangat besar, tapi Alhamdulillah cepat surutnya hanya sekitar 2 jam," jelasnya.

Banjir Mulai Surut

Banjir yang merendam enam pekon di Kecamatan Ngaras Pesisir Barat Lampung akibat luapan Sungai Way Ngaras saat ini sudah berangsur surut.

Peratin Pekon Raja Basa Khohirin mengatakan luapan Sungai Way Ngaras yang merendam rumah warga kini sudah mulai surut.

"Alhamdulillah, sekarang banjir sudah mulai surut, tinggal setengah meter lagi," ungkapnya, Jumat 14 Oktober 2022.

Menurut Khohirin, ada 50 lebih rumah warga yang terendam akibat luapan Sungai Way Ngaras.

Saat ini aparatur pekon bersama warga sedang berjibaku membersihkan puing-puing kayu yang masuk ke dalam pekarangan warga.

"Dalam bencana ini alhamdulilah tidak ada korban jiwa, untuk jumlah kerugian belum bisa kita pastikan," jelasnya.

Khohirin berharap Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat melakukan normalisasi Sungai Way Ngaras tersebut.

Sebab kata dia, jika tidak dilakukan normalisasi dikhawatirkan bencana serupa akan terulang kembali.

Dikatakannya, Pemerintah Pekon Raja Basa sudah mengajukan permohonan normalisasi itu sejak dua tahun terakhir.

Namun permohonan itu hingga kini belum direalisasikan.

"Sudah lama tidak ada normalisasi sungai Way Ngaras ini sudah sekitar 4 tahun," ucapnya.

6 Pekon Terendam Banjir

Sebelumnya diberitakan, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pesisir Barat menyebabkan aliran Sungai Way Ngaras meluap dan banjir sehingga merendam pemukiman warga.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Barat Mirza Sahri mengatakan, ada enam pekon di Kecamatan Ngaras yang terendam banjir akibat luapan Sungai Way Ngaras tersebut.

"Enam pekon yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Way Ngaras yaitu Pekon Kota Batu, Negeri Ratu Ngaras, Rajabasa, Pardasuka, Mulangmaya, dan Pekon Bandarjaya," jelasnya, Jumat (14/10/2022).

Dikatakanya, saat ini curah hujan di wilayah Pesisir Barat cukup tinggi sehingga menyebabkan debit air di Sungai Way Ngaras meluap dan banjiri pemukiman warga.

Ketinggian air yang merendam pemukiman warga diperkirakan mencapai 60 hingga 80 centimeter.

Ada ratusan rumah warga yang terdampak banjir, namun jumlah pastinya belum bisa dilakukan.

Sebab pihaknya saat ini sedang fokus melakukan pemantauan.

"Kita masih terus memantau kondisi banjir di wilayah tersebut," jelasnya.

Sementara itu jumlah kerugian saat ini belum bisa dipastikan.

Mirza mengatakan, Sungai Way Ngaras yang meluap itu akibat hutan di hulu sungai sudah mulai habis.

Akibatnya saat musim hujan tiba, daerah resapan air berkurang dan terjadi banjir.

"Sekali lagi kita mengimbau agar masyarakat mengingkatkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian hutan, khususnya hulu Way Ngaras," ungkapnya.

"Karena di hulu Sungai Way Ngaras itu sudah tidak ada lagi pohon besar, kalau tidak dilakukan reboisasi setiap musim hujan akan selalu terjadi banjir seperti ini," sambungnya.

Dikatakan Mirza, di hulu Sungai Way Ngaras saat ini sudah dijadikan kebun kopi oleh warga.

 Yang berkebun di situ bukan orang Ngaras tapi dari luar daerah kita, ada dari Perawatan, Kota agung dan lainya, artinya kenapa mereka bisa masuk di situ sementara daerah itukan sangat rentan dengan bencana," tutupnya.

( Tribunlampung.co.id/ Saidal Arif )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved