PLN UID Lampung
Ekosistem Perairan Pasca Tsunami, PLN UPK Tarahan Rehabilitasi Terumbu Karang Pulau Sebesi
PLN UPK Tarahan terus menunjukkan komitmen dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pengembangan masyarakat. Setelah melakukan peresmian Rumah Apung, Ke
Tribunlampung.co.id, - PLN UPK Tarahan terus menunjukkan komitmen dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pengembangan masyarakat.
Setelah melakukan peresmian Rumah Apung, Keramba Jaring Apung (KJA) dan Program Inovasi Pembuatan Pakan Mandiri (IP MAN), PLN UPK Tarahan kembali melanjutkan pengembangan Program Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Daerah Perlindungan Laut (DPL) Pulau Sebesi.
Kali ini PLN UPK Tarahan kembali melanjutkan program pelestarian terumbu karang dengan meletakkan substrat transplantasi atau yang biasa disebut Fish Aggregating Device (FAD).
Acara peletakkan FAD ini dihadiri oleh Manager PLN UPK Tarahan, Perangkat Desa Pulau Sebesi, Ketua BPDPL Pulau Sebesi, PT Indocarbon di Ruang Pertemuan Sebesi.
Program pelestarian terumbu karang ini merupakan salah satu program utama dalam Program Pengelolaan Kahati DPL Pulau Sebesi. Dengan menggandeng Institut Pertanian Bogor melalui Fisheries Diving Club dan PT Indocarbon Nusantara, PLN Peduli memberikan bantuan yang akan digunakan untuk pembuatan FAD, pembuatan bibit karang, penanaman terumbu karang dan melakukan monitoring evaluasi program.Program ini sudah dilaksanakan mulai tahun 2018.
Manager PLN UPK Tarahan, Yuli Tri Setyono mengatakan PLN UPK Tarahan bersinergi dengan Institut Pertanian Bogor dan Indocarbon Nusantara ini untuk pengembangan Program Pengelolaan Kahati DPL Pulau Sebesi.
“Dari tahun 2018, kami sudah menginisiasi program pelestarian terumbu karang ini. Mulai dari peletakkan FAD, pemasangan bibit karang, hingga di 2020 kemarin kita melakukan pengembangan FAD dengan bentuk branching dan tabulate,” ujarnya.
Ketua Badan Pengelola Daerah Perlindungan Laut Pulau Sebesi, Ahyar Abu mengucapkan terima kasih kepada segenap PLN UPK Tarahan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN UPK Tarahan yang telah terus berkomitmen membantu kami dalam menjaga lingkungan desa kami. Mulai dari Rumah Apung, pakan ikan kemarin hingga sekarang FAD ini. Mudah-mudahan program yang diberikan pada saat ini dapat berjalan dengan lancar dapat membantu memulihkan ekosistem perairan di Pulau Sebesi ini. “tuturnya.
Babel salah satu perwakilan dari IPB menuturkan degradasi ekosistem terumbu karang di DPL Pulau Sebesi telah terjadi karena peristiwa tsunami di tahun 2018. Keberadaan jumlah cumi-cumi yang kian hari semakin menurun dan semakin menjauh dari garis pantai juga menjadi semangat untuk mengembalikan ekosistem terumbu karang di DPL Pulau Sebesi.
“Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah dan mendekatkan cumi-cumi di perairan Pulau Sebesi adalah melalui media Fish Aggregating Device (FAD). Salah satunya menggunakan atraktor cumi-cumi ini,” ucapnya.
Atraktor cumi-cumi adalah salah satu sarana tepat guna meningkatkan daya dukung sumberdaya cumi-cumi. Atraktor cumi-cumi juga dapat berfungsi sebagai artificial reef yang menjadi daerah baru bagi tempat ikan, karang lunak, dan makroalga sehingga menjadi suatu ekosistem baru di suatu perairan.
Atraktor cumi-cumi sebagai program FAD di Pulau Sebesi terbuat dari bahan PVC 2 inci yang disambungkan dan diisi semen. Penggunaan bahan PVC dimaksudkan agar kerangka memiki ketahanan jangka panjang dan penggunaan semen agar atraktor cumi memiliki bobot yang tidak goyah jika kerkena arus vertical maupun horizontal.
Bagian atas dan samping atraktor cumi dilengkapi dengan jaring dan tali untuk sarana penempelan transplantasi fragmen terumbu karang. Penempelan fragmen karang pada atas dan samping atraktor cumi diharapkan akan membuat relung gelap di dalam atraktor cumi untuk tempat peneluran cumi-cumi.
( Tribunlampung.co.id / RIlis )
