Berita Chelsea
Pemain Chelsea Denis Zakaria Nganggur di The Blues, Diisukan Pulang ke Juventus
Sosok pemain Chelsea Denis Zakaria diisukan bakal segera kembali ke klub asalnya, yakni Juventus. Ini karena ia masih belum bermain di Chelsea.
Tribunlampung.co.id, Jakarta - Sosok pemain Chelsea Denis Zakaria diisukan bakal segera kembali ke klub asalnya, yakni Juventus.
Pasalnya, pemain Chelsea Denis Zakaria belum pernah bermain alias tak terpakai hingga dikabarkan pulang kampung ke Juventus.
Kabar pulangnya pemain Chelsea Denis Zakaria ke Juventus sontak menghebohkan publik karena baru dipinjam 2 bulan lalu.
Dikutip dari Daily Star, pesepak bola berusia 25 tahun itu direkrut oleh mantan bos The Blues, Thomas Tuchel.
Sementara mantan bos Brighton and Hove Albion telah mencoret Denis Zakaria dari setiap skuat matchday Liga Premier sejak penunjukannya ke kursi panas Stamford Bridge.
Adapun keputusan Chelsea akan keluarkan Denis Zakaria pada Januari mendatang.
Baca juga: Transfer Pemain Chelsea, The Blues Dapat Lampu Hijau Rekrut Striker West Ham Declan Rice
Baca juga: Hasil Chelsea vs Man United Imbang, Roy Keane Tuding Bek Ben Chilwell Malas Sundul Bola
Saat Denis Zakaria tak dipakai, Bos The Blues memanfaatkan Mateo Kovacic dan pemenang Euro 2020 Jorginho dalam kemenangan 2-0 mereka atas AC Milan di San Siro.
Denis Lemi Zakaria Lako Lado merupakan pemain asal Swiss yang bermain sebagai gelandang bertahan untuk klub Liga Utama Inggris Chelsea.
Ia dipinjam dari klub Serie A Juventus dan tim nasional Swiss.
Zakaria bergabung dengan BSC Young Boys pada bulan juni 2015 dari Servette FC dengan nilai yang tidak diungkapkan dengan menandatangani kontrak empat tahun.
Walaupun demikian, manajer Chelsea Graham Potter membantah spekulasi tersebut.
Menurut eks pelatih Brighton itu, Zakaria masih ada dalam rencana klub ke depan.
Pernyataan Potter menegaskan bahwa Zakaria tidak akan ke mana-mana.
Pemain timnas Swiss itu masih harus sabar menunggu gilirannya untuk bermain.
Baca juga: Transfer Pemain Chelsea, Todd Boehly Ingin Rekrut Cristiano Ronaldo di Era Graham Potter
Baca juga: Pemain Chelsea Marc Cucurella Cuma Bermain 36 Menit di Laga Chelsea vs Man United, Potter Buka Suara
Potter menjelaskan secara tegas bahwa tidak ada keputusan apapun yang diambil soal masa depan Zakaria di Chelsea.
Selama sang pemain masih ada di Chelsea, Potter masih membutuhkan tenaganya.
“Tidak ada keputusan apapun yang sudah dibuat terkait dirinya. Denis [Zakaria] masih berlatih bersama kami dan ia berlatih dengan baik,” kata dia dilansir dari Fotmob.
Profil Denis Zakaria
Melansir dari Chelseafc.com, Zakaria adalah gelandang kuat dan energik yang kuat dalam tekel dan pengumpan bola yang baik.
Dia menjadi terkenal di Bundesliga dengan Borussia Monchengladbach, di mana dia paling sering ditempatkan dalam peran lini tengah defensif.
Dia juga bisa bermain lebih jauh ke depan atau di tengah pertahanan.
Memiliki postur tinggi 6 kaki 3 inci, Zakaria memiliki mobilitas untuk mengcover lapangan, secara teratur memuncaki statistik lari selama waktunya di Gladbach.
Dia mencetak gol dan bermain untuk tim nasional Swiss, termasuk di Piala Dunia 2018 dan Euro 2020, dan telah tampil di kompetisi Eropa untuk Young Boys, Borussia dan Juve.
Biodata
Nama: Denis Zakaria
Timnas: Swiss
Tempat lahir: Jenewa, Swiss
Posisi: Gelandang
Tanggal lahir: 20 November, 1996 (Usia 25)
Tinggi: 1.91m
Kai Havertz Doyan Main Game
Kai Havertz punya hobi bermain game untuk meredakan stres.
Terkait kegemarannya bermain game, pemain Chelsea Kai Havertz pernah mengklarifikasi lewat wawancara di website resmi Chelsea, chelseafc.com.
Di sana terungkap jika pemain Chelsea Kai Havertz menyukai game di Playstation 2.
"Gaming adalah sesuatu yang saya lakukan pada hari libur dan setelah pertandingan ketika saya tidak bisa tidur," katanya.
Melalui game konsol tersebut Kai Havertz dapat terhubung dengan saudaranya untuk memainkan game FIFA.
"Saya mulai sangat muda, bermain dengan saudara saya di Playstation 2. Kami bermain FIFA 2005 dan 2006," imbuhnya.
"FIFA 2005 adalah tahun di mana Anda bisa mulai membuat karakter Anda sendiri. Adikku dan aku membangun diri kami sendiri dan kemudian kami bermain melawan satu sama lain dan itu seperti perang!"
Havertz pun tampak antusias dalam permainan tersebut.
Ia akui sangat kompetitif saat bertanding game bersama dengan saudaranya itu.
"Ketika saya kalah saya marah, jadi selalu sangat kompetitif meskipun dia tujuh tahun lebih tua dari saya," katanya.
"Saya tidak bermain sendiri sekarang, saya suka bermain dengan teman-teman saya dan berbicara dengan mereka di headset. Itu yang paling saya suka dari game sekarang, merupakan cara yang baik untuk tetap berhubungan dengan teman-teman saya di Jerman sejak saya pindah ke sini,"ucap dia.
Menurut Havertz ia dapat memainkan game sekitar 25 menit dengan saudara atau temannya sekadar melepas gundah.
“Sebuah permainan biasanya sekitar 25 menit, dan ketika Anda bermain, semua orang berkonsentrasi. Saya duduk satu meter dari TV dengan headset menyala," kata dia.
Lanjutnya ia mengatakan punya gangguan tidur sehingga harus bermain game untuk melepaskan pikirannya.
“Saya selalu butuh beberapa jam setelah pertandingan untuk tidur. Kamu lelah, matamu lelah dan kamu ingin tidur, tetapi itu tidak mungkin," ucapnya.
"Yang terburuk adalah ketika Anda memiliki pertandingan yang buruk dan Anda pergi ke tempat tidur dan Anda berpikir tentang apa yang bisa Anda lakukan dengan lebih baik yaitu bermain game," pungkas Havertz.
( Tribunlampung.co.id / Kiki Novilia )