Berita Chelsea
Pelatih Chelsea Graham Potter Punya PR Berat Selama Jeda Piala Dunia 2022
Pelatih Chelsea Graham Potter memiliki pekerjaan rumah alias PR yang berat selama jeda Piala Dunia 2022 di Qatar.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Yoso Muliawan
Tribunlampung.co.id - Pelatih Chelsea Graham Potter memiliki pekerjaan rumah alias PR yang berat untuk skuad The Blues selama jeda Piala Dunia 2022 di Qatar.
Setelah awal yang cukup meyakinkan saat menggantikan Thomas Tuchel, Graham Potter kini kesulitan mengembangkan permainan Chelsea.
Dalam lima laga terakhir di Liga Inggris, Graham Potter tak pernah membawa Chelsea menang.
Chelsea hanya mampu bermain imbang dua kali, selebihnya kalah tiga kali.
Hasil itu tak pelak membuat Chelsea terperosok dari posisi empat besar ke posisi delapan klasemen sementara Liga Inggris, dengan raihan 21 poin dari 13 laga.
Sementara di Liga Champions, agak mending: Graham Potter membawa Chelsea membukukan empat kali kemenangan dan sekali imbang.
Baca juga: Bursa Transfer Liga Inggris, Chelsea Kejar Striker Palmeiras Endrick Felipe
Baca juga: Profil Pemain Timnas Inggris Piala Dunia 2022 Conor Gallagher, Terbaik di Akademi Chelsea
Menengok hasil tersebut, Graham Potter memiliki PR berat untuk meningkatkan performa Chelsea.
Graham Potter, seperti banyak pelatih klub Liga Inggris dan liga lainnya, akan berurusan dengan skuad yang lebih kecil selama enam pekan ke depan.
Itu karena sebagian besar anak asuh tengah memperkuat timnas negara masing-masing untuk Piala Dunia 2022 di Qatar.
Graham Potter akan mengasuh sejumlah pemain yang tidak terpilih dalam skuad timnas negaranya, di pusat pelatihan Cobham.
Graham Potter bersama Chelsea rencananya berangkat menuju Abu Dhabi pada Desember.
Mereka akan berlatih dan menjalani beberapa pertandingan sebelum kembali aktif di Liga Inggris setelah Natal.
Hidupkan Lagi Chelsea
Laga perdana Chelsea di Liga Inggris setelah jeda Piala Dunia 2022 adalah bersua Bournemouth pada 27 Desember di Stamford Bridge.
Sebelum laga itu, Graham Potter harus menemukan jawaban jelas untuk menghidupkan kembali performa Chelsea yang angin anginan.
Merujuk situs resmi chelsea.com, Graham Potter akan memperbaiki beberapa taktik selama jeda Internasional ini.
Chelsea juga membutuhkan formasi yang konsisten.
Sejak menjadi pelatih Chelsea, Graham Potter tak pernah menggunakan formasi yang tetap.
Ia beberapa kali melakukan perubahan formasi, mulai dari 3-5-2, 4-2-2-2, 3-4-3, dan 4-3-3.
Langkah Graham Potter ini sedikit banyak merusak konsistensi dan mengganggu kesempatan berkembangnya pemain antarlini.
Graham Potter juga kerap mengambil keputusan berani, contohnya saat menurunkan Lewis Hall, pemain berusia 18 tahun, dalam laga melawan Newcastle United.
Graham Potter sepertinya terkesan dengan penampilan anak muda itu pada Piala Liga melawan Manchester City.
Setelah kekalahan atas Brighton dengan skor mencolok 1-4, Chelsea terlihat bermain aman saat melawan Arsenal dan Newcastle United.
Para pemain Chelsea mengambil sedikit risiko dalam penguasaan bola, dan hanya berusaha menghindari kesalahan. (Tribunlampung.co.id/Romi Rinando)