Pemprov Lampung Usulkan KH Ahmad Hanafiah Jadi Pahlawan Nasional

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi ( Pemprov ) Lampung mengusulkan KH Ahmad Hanafiah sebagai pahlawan nasional. Usulan telah disampaikan ke Kementerian Sosial melalui DPR RI pada Jumat (10/2/2023).

"Sudah diusulkan ke Kementerian Sosial RI melalui DPR RI," kata Kepala Dinas Sosial Pemprov Lampung Aswarodi dalam keterangannya yang diterima Tribunlampung.

Menurut dia, usulan nama tersebut telah dicanangkan sejak tahun-tahun yang lalu.

Usulan tersebut, kata Aswarodi, menjadi upaya mengenalkan pejuang kemerdekaan yang berasal dari Provinsi Lampung kepada masyarakat luas.

"Karena itu seluruh pihak ( dalam instansi Pemprov Lampung ) diminta untuk membuat anggaran demi usulan tersebut."

"Pak Gubernur sangat men-support, ia meminta diperjuangkan, semakin banyak semakin memberikan inspirasi," lanjut Aswarodi.

Baca juga: Anak Mr Gele Harun Berharap Sang Ayah Jadi Pahlawan Nasional Asal Lampung

Baca juga: Usulkan KH Ahmad Hanafiah sebagai Pahlawan Nasional, UIN dan Pemkab Lamtim Gelar Seminar Nasional

KH Ahmad Hanafiah sendiri merupakan ulama pendiri pondok pesantren pertama di Provinsi Lampung.

KH Ahmad Hanafiah dinilai sudah sangat pantas menjadi pahlawan nasional yang berasal dari Provinsi Lampung.

Selain karena ulama pendiri pondok pesantren pertama di Lampung atau tepatnya Pondok Pesantren Istishodiyah di Sukadana, Lampung Timur, KH Ahmad Hanafiah juga terlibat langsung dalam melawan penjajah.

KH Ahmad Hanafiah, pria kelahiran Sukadana, Lampung Timur ini, pernah terlibat dalam perlawanan agresi Belanda tahun 1947.

Saat itu tentara Belanda dengan serentak melancarkan serangan kepada sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Provinsi Sumatera Selatan. Saat itu Lampung masih menjadi bagian dari Karesidenan Sumatera Selatan.

Dalam catatan sejarah, KH Ahmad Hanafiah ditangkap hidup-hidup oleh tentara Belanda. Ia kemudian dimasukan ke dalam karung dan ditenggelamkan di sungai Ogan. Karena itu hingga sekarang makamnya tidak diketahui.

"KH Ahmad Hanafiah dikenal pemberani, ditakuti, dan disegani lawan. KH Ahmad Hanafiah juga dikabarkan kebal peluru."

"Itu yang menjadi sebab KH Ahmad Hanafiah ditangkap hidup-hidup dan dibuang ke sungai," ujar Aswarodi.

KH Ahmad Hanafiah juga disebutkan sebagai ulama yang rendah hati dan tidak mau menonjolkan diri. Ia selalu berjuang tanpa pamrih.

Sebelum KH Ahmad Hanafiah diusulkan menjadi pahlawan nasional, sebelumnya telah ada tokoh di Lampung yang memiliki gelar pahlawan nasional. Salah satunya yakni HR Mohammad Mangundiprojo.

Namanya dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo saat Provinsi Lampung masih dipimpin oleh Gubernur M Ridho Ficardo.

HR Mohammad Mangundiprojo diketahui adalah seorang Residen (Gubernur) pertama Lampung.

Dari rekam sejarah, saat Jepang menduduki Indonesia, Muhammad Mangundiprojo bergabung menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA) pada tahun 1944.

Setelahnya, HR Mohammad Mangundiprojo masuk menjadi pasukan inti Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang namanya kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan yang saat ini dikenal sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI)

Setelah mengakhiri karier militer, Muhammad Mangundiprojo ditugaskan menjadi Bupati Ponorogo (1951-1955).

Satu dari misi yang diberikan Muhammad Mangundiprojo ketika menjabat sebagai Bupati Ponorogo adalah mengamankan Madiun setelah pemberontakan PKI Muso pada 1948.

Muhammad Mangundiprojo kemudian diangkat menjadi menjadi Residen (Gubernur) pertama Lampung.

Muhammad Mangundiprojo wafat di Bandar Lampung pada 13 Desember 1988 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Bandar Lampung.

(Tribunlampung.co.id/Vincensius Soma Ferrer)