Pemkot Metro Lampung Alokasikan Anggaran Pembangunan Rp 33 Miliar untuk Kecamatan Metro Timur

Tribunlampung.co.id, Metro - Pemkot Metro, Lampung mengalokasikan anggaran Rp 33 miliar untuk pembangunan infrastruktur di Kecamatan Metro Timur di tahun 2023 ini.

Jumlah anggaran pembangunan di Kecamatan Metro Timur ini mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2022 lalu yang hanyar Rp 16,8 miliar.

Wali Kota Metro Wahdi mengatakan, prioritas pembangunan adalah pada pembenahan instrastruktur dan penanganan banjir di Kecamatan Metro Timur, Metro, Lampung.

Menurutnya, Pemkot Metro telah melakukan perencanaan pembangunan untuk tahun 2023 dan juga 2024 mendatang.

"Saya kira yang merancang perencanaan pembangunan sudah melihat secara keseluruhan, di 2024 itu tinggal mengisi saja apa yang sudah kita lakukan dari tahun 2021 hingga 2023 apa yang sudah kita lakukan di tahun-tahun sebelumnya," ungkapnya, Jumat (17/2/2023).

Baca juga: Kapolres Metro Polda lampung Sebut Jumat Curhat Ruang Penyampaian Keluh Kesah Warga

Baca juga: Satlantas Polres Metro Imbau Keselamatan Berlalu Lintas ke Ojol dalam Operasi Krakatau 2023

Terkait trotoar yang rusak di wilayah Kecamatan Metro Timur, pihaknya akan melakukan perbaikan di tahun 2023 ini.

"Trotoar yang rusak, ada 94, yang diutamakan di pusat kota, dan mana yang urgent atau mendesak diperbaiki dahulu. Trotoar di Ahmad Dahlan ini sudah masuk rencana perbaikan."

"Konsentrasinya di titik-titik banjir yang menyebabkan gangguan di sistem drainase kita juga," pungkasnya.

Sebelumnya, Kondisi trotoar di yang berada di zona pendidikan Kota Metro terlihat ambruk dan berlubang.

Berdasarkan pantauan Tribun Lampung di lapangan, terlihat beberapa pejalan kaki yang juga merupakan pelajar-pelajar yang berjalan kaki melewati trotoar yang berlubang tersebut.

Kondisi trotoar rusak dan berlubang yang paling parah terdapat di depan kampus IAIN Metro, Lampung.

Pada salah satu titik kerusakan, sarana pedestarian atau pejalan kaki itu terlihat sudah amblas dan membuat saluran drainase di bawahnya menjadi nampak terbuka lebar, hingga lebih dari satu meter.

Permukaannya yang sudah tipis, menyebabkan besi-besi kerangka konstruksinya mencuat timbul keluar.

Sedangkan, dinding pondasi yang keropos hingga memakan badan jalan itu terlihat seperti sedang menggerogoti aspal jalan raya.

Salah seorang siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Metro, Azel mengaku sering melintas di atas trotoar rusak itu.

Dirinya biasa pulang sekolah dengan berjalan kaki karena memang rumahnya berada tidak jauh dari sekolah.

“Biasanya pulang sekolah aku lewat sini. Karena kadang-kadang gak dijemput. Rumah ku di Jalan Abri,” ucap Azel, siswa SMP yang sedang berjalan di atas trotoar rusak saat hendak pulang sekolah.

Pelajar lainnya, siswa kelas XII MAN 1 Metro, Ardian mengaku hampir setiap pekan melewati trotoar yang ambles tersebut.

“Pas jam olahraga, ya sering lewat sini. Tapi saya mah seringnya milih lewat badan jalan aja. Soalnya lubang di trotoar parah gitu sih, dari pada ambruk pas saya lewat kan,” kata Ardian.

Hal senada dikatakan Mahasiswi IAIN Metro sekaligus alumni MAN 1 Metro, Nadia, mengaku mengetahui kondisi trotoar itu memang sudah ambruk, bahkan sejak ia masih duduk di bangku sekolah.

“Seingat ku, waktu aku kelas satu dulu memang sudah begitu kondisinya, kira-kira akhir tahun 2019 lah itu, atau malah mungkin sebelum itu ya sudah rusak,” ungkapnya.

(Tribunlampung.co.id/Muhammad Humam Giffary)