Wawancara Eksklusif

Warga Pesawaran Korban Pembunuhan Mbah Slamet Bagian 1, Alda Terakhir Bertemu Ortu 2021

Tribunlampung.co.id berkesempatan melakukan Wawancara Eksklusif dengan anak korban pembunuhan dukun pengganda uang, yakni Alda Cahya Fisabillilah.

|
Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Kiki Novilia
Tangkapan Layar YouTube Tribun Lampung
Wawancara Eksklusif dengan anak korban pembunuhan dukun pengganda uang yakni Alda Cahya Fisabillilah. 

Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Kasus pembunuhan 12 orang oleh Tohari Slamet alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang asal Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, menjadi perhatian masyarakat luas.

Dari 12 korban itu, empat orang merupakan warga Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Empat korban asal Pesawaran ini adalah pasangan suami istri Irsad dan Wahyu Tri Ningsih, serta pasutri Suheri dan Riani.

Tribunlampung.co.id berkesempatan melakukan Wawancara Eksklusif dengan anak korban Irsad dan Wahyu Tri Ningsih, yakni Alda Cahya Fisabillilah.

Alda didampingi pengacara keluarga, yakni Nurul Hidayah.

Baca juga: 8 Pos Disiapkan Polres Pesawaran Polda Lampung untuk Arus Mudik dan Balik Lebaran

Baca juga: Siap Amankan Arus Mudik dan Balik Lebaran, Kapolres Pesawaran Polda Lampung Pimpin Apel Ops Ketupat

Berikut petikan Wawancara Eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Alda bersama pengacara Nurul Hidayah.

Kapan Alda mendapat kabar bahwa kedua orang tua (Irsad dan Wahyu Tri Ningsih) dalam keadaan telah meninggal dunia?

Saat itu saya tahu pada 4 April 2023.

Siapa yang memberi tahu?

Saudara yang ada di Solo.

Bagaimana kerabat Alda yang berada di Solo mengetahui bahwa orang tua sudah meninggal dunia?

Diketahui lewat pemberitaan di internet.

Apa yang kala itu dilakukan oleh Alda saat mengetahui kabar tersebut?

Waktu itu saya meminta kepada saudara yang ada di Solo untuk membuat laporan di Polres Banjarnegara.

Baca juga: Mengeluh Kelelahan saat Diminta Masak Sayur Ayam untuk Sahur, Suami di Pesawaran Bunuh Istri Sendiri

Setelah dibuatkan surat laporan di Polres Banjarnegara, apakah kemudian langsung didatangi oleh Polres Pesawaran?

Kuasa hukum: Setelah melaporkan itu, pada 5 April 2023 Alda dan keluarganya didatangi oleh Kepala Desa Tanjung Rejo didampingi oleh Bhabinkamtibmas.

Bhabinkamtibmas ini merupakan perwakilan dari Polres Pesawaran.

Dan itu untuk memberitahukan kepada keluarga bahwa terdapat korban Mbah Slamet yang bernama Irsad dan Wahyu Tri Ningsih.

Setelah itu apa yang dilakukan Polres Pesawaran setelah memberitahukan kabar kebenaran terkait adanya korban asal Pesawaran yang bernama Irsad dan Wahyu Tri Ningsih?

Kuasa hukum: Tindakan yang dilakukan oleh Polres Pesawaran adalah membawa Alda dan juga adik dari Irsad yaitu Adi Riyanto, serta membawa anak dan keluarga dari Suheri dan Riani (pasutri lainnya yang juga menjadi korban).

Setelah sampai di Banjarnegara, apa yang terjadi? Apakah langsung dilakukan tes DNA?

Kuasa hukum: Kalau Rani, anak dari Suheri dan Riani itu diambil darahnya untuk sampel tes DNA.

Tetapi untuk jenazah Irsad dan Wahyu Tri Ningsih sudah teridentifikasi dari struktur gigi dan juga aksesoris yang masih dikenakan oleh korban.

Apakah Alda sempat diperlihatkan jenazah ayah dan ibunya?

Kuasa hukum: Alda tidak diperlihatkan untuk melihat jenazah keduanya.

Namun adik dari Irsad yaitu Adi Riyanto diperlihatkan.

Jadi, apa yang saat itu diperlihatkan oleh Polres Banjarnegara kepada Adi Riyanto terkait jenazah keduanya?

Kuasa hukum: Waktu itu hanya diperlihatkan jenazah dalam bungkus dan tertutup.

Alda, kapan bertemu dengan orang tua secara fisik?

Bulan September 2021.

Pada waktu itu orang tua hendak pamit pergi ke mana?

Mau pergi ke Tulung Agung untuk bekerja.

Apakah saat pergi dan sampai di Tulung Agung ada komunikasi intens dengan Alda?

Hampir tidak pernah berkomunikasi. Cuma dikirimkan pesan terakhir, mengabarkan bahwa sudah sampai di Tulung Agung.

Dalam kesehariannya, Alda dan adik tinggal dengan siapa setelah ayah dan ibu pergi merantau?

Tinggal bersama kakek dan nenek yang rumahnya bersebelahan.

Setelah tahu orang tua sudah pergi merantau dan tanpa kabar, apakah Alda mendapatkan firasat atau mimpi bertemu dengan keduanya?

Waktu itu didatangi oleh ibu di dalam mimpi.

Tidak sering hanya beberapa kali.

Tapi tidak berbicara apapun.

Apakah orang tua pernah menyebut nama Mbah Slamet kepada Alda?

Waktu itu hendak pergi ke tempat Mbah Slamet dengan Ponijo, pamitnya akan ke sana tapi tidak diceritakan keperluannya.

(Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved