Seharga Rp 1,3 Triliun, Striker Inter Milan Lautaro Martinez Diperebutkan Chelsea dan Real Madrid

Tribunlampung.co.id - Pelatih Chelsea Mauricio Pochettino sejak lama menjadi pengagum striker Inter Milan Lautaro Martinez.

Pochettino tertarik membawa Lautaro Martinez ke Stamford Bridge.

Pelatih baru Chelsea itu telah mengidentifikasi pemain internasional Argentina Lautaro Martinez sebagai salah satu target prioritasnya.

Diketahui, The Blues ingin merekrut striker baru di musim panas ini untuk mengatasi musim paceklik gol yang dihadapi Chelsea musim lalu.

Martinez memang memiliki pelamar potensial lainnya, dengan Real Madrid juga mempertimbangkan untuk merekrut penyerang tersebut setelah kepergian Karim Benzema ke Al-Ittihad.

Ironisnya, klub Spanyol itu telah mempertimbangkan tawaran untuk Kai Havertz.

Dengan Chelsea yang bertahan di angka £70 juta sekitar Rp 1,3 triliun untuk pemain Jerman itu dan mereka mempertimbangkan Martinez sebagai alternatif.

Inter diharapkan bertahan dengan biaya yang cukup besar untuk menjual pencetak gol terbanyak mereka,
seperti Havertz.

Harga Martinez yang diyakini mencapai £70 juta, dan masih harus dilihat apakah Real akan mampu bersaing dengan Chelsea dengan harga tersebut jika mereka juga tidak mampu membeli Havertz.

'Konyol' 'Tidak Layak' 'Tukar Saja Dia Dengan Lukaku' kata fans Chelsea bereaksi setelah mendengar label Lautaro, dikutip Tribunlampung.co.id, Senin (12/6/2023).

Untuk seorang pemain yang tampil luar biasa di depan gawang musim ini, itu bukan penilaian yang tidak masuk akal, apalagi jika dibandingkan dengan striker lain di bursa transfer.

Selain Martinez, The Blues juga mengincar pemain seperti Victor Osimhen dari Napoli, Dusan Vlahovic dari Juventus, Elye Wahi dari Montpellier, dan Aleksandar Mitrovic dari Fulham.

Ketika Anda mempertimbangkan berapa harga beberapa pemain ini, seperti Osimhen, yang memiliki harga yang diminta sekitar €150 juta (£129 juta), Martinez akan terlihat sepadan dengan harganya.

Selama masa lima tahunnya di Inter, ia telah mencetak rata-rata satu gol setiap 2,3 pertandingan, yang sama sekali bukan rasio yang buruk, mengingat betapa defensifnya Serie A.

(Tribunlampung.co.id/Romi Rinando)