Inara Rusli Dianggap Istri Pembangkang, Virgoun Nilai Tak Layak Asuh Ketiga Anaknya

Tribunlampung.co.id, Jakarta – Polemik perceraian rumah tangga Inara Rusli dan Virgoun kini masih berlanjut.

Inara Rusli dan Virgoun akan menghadapi sidang kedua yakni dengan agenda duplik, dan minggu depan akan dilaksanakan sidang pembuktian.

Virgoun diketahui masih berusaha keras untuk memenangkan hak asuh ketiga anaknya, buah hati dari pernikahannya dengan Inara Rusli.

Hal tersebut diungkapkan oleh kuasa hukum Inara Rusli, Arjana Bagaskara perihal proses perceraian kliennya.

Arjana Bagaskara menyatakan jika Inara Rusli telah bertekad untuk berpisah dari vokalis band Last Child tersebut.

“Itu (cerai) sih udah fix ya, udah nggak ada kemungkinan (rujuk) lah,” ucap kuasa hukum Inara Rusli, dilansir dari YouTube Seleb Oncam News, Kamis (13/7/2023).

Pihaknya, lanjut Arjuna, masih membuka pintu perihal nafkah anak dan hak asuh anak.

“Hanya saja yang masih kita buka pintu adalah terkait dengan nafkah anak, dan hak asuh anaknya mau seperti apa,” sambung Arjana.

Pada kesempatan itu, Arjuna mengungkapkan argumentasi Virgoun yang ingin memiliki hak asuh anak mereka.

Arjuna mengatakan jika Virgoun menganggap Inara Rusli adalah istri yang nusyuz atau pembangkang.

Hal tersebut yang membuat Virgoun menilai jika Inara tak layak untuk mengasuh ketiga anak mereka.

“Tapi, kan alasan Bapak Virgoun dalam duplik dan jawabannya kan Ibu Inara ini dianggap nusyuz,” ucap Arjana.

Arjana pun ingin melihat bukti yang akan disuguhkan oleh pihak Virgoun, terkait tudingan soal Inara yang nusyuz atau pembangkang.

“Ya silahkan nanti dibuktikan dalam agenda pembuktian mereka terkait yang nusyuz itu. Kita membuktikan dalil kita sendiri dalam persidangan,” kata Arjana.

Arjana mengatakan jika kliennya kekeh untuk mendapatkan hak asuh anak-anaknya dari tangan Virgoun.

Bukan tanpa alasan, Inara dinilai memiliki argumentasi yang kuat meski Virgoun juga ingin mendapatkan hak asuh anak.

“Tapi, dari Ibu Inara jelas ingin hak asuh diberikan kepada dirinya sebagai ibu. Karena secara hukum, anak yg masih di bawah 12 tahun itu diserahkan kepada ibu,” pungkasnya. (Tribunlampung.co.id/Putri Salamah)