Berita Terkini Artis
Kisah Pilu Ovi Dian Anak Divonis Gagal Ginjal di Usia 6 Bulan, Ditolak Dokter Singapura
Sampai saat ini, anak kedua Ovi Dian bernama Zahira Rahman masih berada dalam perawatan rumah sakit di Indonesia gegara Gagal Ginjal.
Tribunlampung.co.id - Berita terkini seleb kisah pilu model Ovi Dian merawat anaknya yang divonis Gagal Ginjal di usia enam bulam.
Sampai saat ini, anak kedua Ovi Dian bernama Zahira Rahman masih berada dalam perawatan rumah sakit di Indonesia.
Meskipun sebelumnya Ovi Dian sempat membawa sang buat hati mencari kesembuhan hingga ke Singapura.
Akan tetapi justri Ovi Dian mendapat penolakan dokter karena tidak adanya ICU buat merawat putrinya dengan Gagal Ginjal.
Perjalanan Ovi Dian mengupayakan kesembuhan anaknya tersebut sempat diungkapkan di hadapan Boy William.
Berikut awal mula anak Ovi Dian divonis Gagal Ginjal di usianya yang masih belia.
Model sekaligus mantan presenter One Pride MMA, Ovi Dian tampil ke publik membawa kisah pilu.
Jarang tampil di layar kaca, rupanya Ovi Dian tengah bergelut dengan penyakit yang diderita anak keduanya, Kiara Zahira Rahman.
Kiara divonis dokter menderita gagal ginjal di usianya yang masih enam bulan.
Tak terbiasa mengumbar kehidupan privasinya pada publik, Ovi Dian baru-baru ini mengurai kisah pilunya pada sang sahabat, Boy William.
Di hadapan Boy William, Ovi Dian menceritakan awal sang putri divonis derita gagal ginjal hingga sempat ditolak oleh tiga dokter di Singapura.
Istri dari Helmi Rahman tersebut akui awalnya tak melihat tanda-tanda jika putrinya sakit parah.
Awalnya Kiara alami mimisan hingga muntah darah, dari hasil pemeriksaan dokter memvonis putri Ovi Dian derita gagal ginjal yang langka.
Sempat tak percaya dengan vonis tersebut, Ovi akhirnya berusaha menerima kenyataan.
Bahkan diceritakan Ovi, dokter yang menangani Kiara sempat tak bisa menjanjikan bisa menyelamatkan putrinya.
"Dia (dokter) cuman bilang, 'bu kita itu tuh cuma alat-Nya', dia bilang gitu," ungkap Ovi dikutip dari YouTube BW, Jumat (28/7/2023).
"Kita tuh cuma dipakai sama Yang Ciptain Kiara, kita cuman bisa minta dan kita cuman bisa usaha, dia bilang gitu," lanjut Ovi menirukan ucapan sang dokter kala itu.
Dikatakan dokter tersebut, penyakit yang diderita Kiara terbilang langka.
Namun, dokter tersebut berjanji melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa Kiara.
"Meskipun selama saya jadi dokter saya juga jarang nemuin kasus kaya Kiara, tapi kita coba."
"Kata-kata itu yang bikin gua yakin, gua cuman bilang, oke Dok, bismillah kita mulai," cerita Ovi.
Meski anaknya sudah mendapatkan penanganan dokter, Ovi dan suaminya masih berupaya mencari second oppinion.
Ovi akhirnya membawa Kiara ke Singapura untuk mendapatkan pemeriksaan dari dokter lain.
Tak disangka, dari tiga dokter yang ia hubungi semuanya menolak untuk menangani Kiara.
"Kaya kita ga terima dengan diagnosis itu. Terus kita, menerbangkannya ke Singapura."
"Gua kontak 3 dokter, semuanya dokter anak spesialis ginjal, hanya untuk mendapatkan penolakan," sambung Ovi.
Sempat hilang harapan, Ovi bahkan sempat terpikirkan untuk menyogok pihak rumah sakit agar mendapat penanganan untuk putrinya.
"Dari semua penolakan yang saya miliki sampai gua egois, kepikiran emang gua kita harus bayar berapa? Supaya Kiara ini di tanganin, supaya Kiara ini dapat bantuan," lanjutnya.
Rupanya, pada dokter yang menolak untuk menangani Kiara tersebut lantaran tidak adanya ketersediaan ruang ICU untuk bayi.
"Mereka udah terima surat medikal Kiara, hasilnya labnya Kiara, mereka cuman bilang. Kiara butuh ICU, dan kita gapunya pediatric ICU," pungkas Ovi.
Saat ini, Kiara masih menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Indonesia.
Sempat alami perburukan hingga dirawat di ICU selama 11 hari, namun kondisi Kiara berangsur membaik.
Kini, Ovi mengaku selalu ikhlas dalam menjalani pengobatan Kiara.
"Dia masih berada di sana (rumah sakit). Dan gua ikhlas ngejalaninnya sekarang," pungkas Ovi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
(Tribunlampung.co.id/Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.