Permintaan Maaf Ayah Mirna ke Makam Putrinya, Akui Suka Main Perempuan

Tribunlampung.co.id, Jakarta – Video Edi Darmawan Salihin selaku ayah dari Wayan Mirna Salihin minta maaf ke makam putrinya beredar luas.

Permintaan maaf ayah Wayan Mirna Salihin itu viral usai Netflix merilis film dokumenter berjudul Kopi Sianida.

Baca juga: Marshanda Bagikan Kabar Bahagia Sembuh dari Tumor di Area Dada

Baca juga: Lolly Dicurigai Tinggal di Tempat Penampungan, Anak Nikita Mirzani: Beda Jauh

Di sana ayah Wayan Mirna Salihin mengakui bahwa dirinya adalah sosok pria dan ayah yang nakal.

Selian pelaku kasus kopi sianida Jessica Wongso yang menjadi sorotan, sosok ayah Mirna yakni Edi Darmawan Salihin juga mencuri perhatian.

Dalam film documenter yang baru dirilis, ayah Mirna muncul dengan menyampaikan permintaan maaf di depan makam putrinya.

Edi Darmawan terlihat menceritakan perjuangannya untuk menegakkan keadilan di hadapan makam sang anak.

Edi bercerita bahwa dirinya mengerahkan kekuatannya untuk mengungkapkan kasus kematian Mirna.

“Jadi dengan kekuatan Papa, kuasa Papa, semuanya Papa keluarkan, Papa lawan.

Pokoknya, Papa harus mati-matian melawan Otto waktu itu. Dia pakai uang, ya Papa pakai juga, tapi tidak banyak. Dia habis lebih banyak,” kata Ayah Mirna, dilansir Sabtu (30/9/2023).

Kemudian keluar ucapan permintaan maaf dari mulut Edi Darmawan untuk Mirna.

Ayah Mirna meminta maaf jika selama hidup dirinya pernah menjadi sosok ayah yang nakal.

Diakui ayah Mirna, dulu dirinya kerap gonta-ganti perempuan.

“Ya, maafkan Papa. Kesalahan-kesalahan Papa. Memang Papa nakal juga, suka ganti-ganti perempuan. Salah papa,” tutupnya.

Potongan video permintaan maaf ayah Mirna ini pun menuai respons dari warganet.

Tak sedikit yang terharu melihat perjuangan sang ayah untuk menegakkan keadilan atas kematian sang anak.

Dan tak sedikit yang penasaran bagaimana kelanjutan kasus kopi sianida yang sempat viral dan heboh.

Untuk diketahui, Netflix resmi merilis film documenter berjudul ‘Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso’ pada 28 September 2023.

Film documenter itu mengenang kasus fenomenal kematian Mirna Salihin karena keracunan sianida.

(Tribunlampung.co.id/Putri Salamah)