Remaja Tewas Dikeroyok

Keluarga Remaja Korban Pengeroyokan Baru 6 Bulan Tinggal di Jati Agung Lampung Selatan

Keluarga remaja korban pengeroyokan baru 6 bulan tempati rumah baru di Jati Agung, Lampung Selatan.

Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
Hendri (bermasker), paman RFD saat diwawancarai Tribun Lampung di depan rumah duka di Jati Agung, Lampung Selatan yang merupakan rumah baru keluarga korban. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Keluarga remaja korban pengeroyokan geng motor merupakan warga baru di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. 

Andi Darma ayah korban RFD merupakan seorang PNS berdinas di Kelurahan Way Kandis, Kota Bandar Lampung. 

Baca juga: Keluarga Remaja Korban Pengeroyokan di Bandar Lampung Minta Polisi Tangkap Pelaku 

Baca juga: Kesaksian Warga Lihat Remaja di Bandar Lampung Dikeroyok hingga Tewas

Hendri, paman korban mengatakan, adiknya baru 6 bukan pindah ke Dusun 2 D, RT 28 A, Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. 

Berdasarkan pantauan Tribun Lampung di rumah duka, banyak pelayat yang berdatangan silih berganti. 

Berdiri tenda biru dengan banyak kursi berjejer rapi di depan rumah korban.

"Adik saya yang bungsu ini bersama keluarganya baru saja pindah ke Jatimulyo sekitar 6 bulan lalu, dan miris malah dapat kabar anaknya (keponakan) meninggal dunia," kata, Hendri, saat ditemui di rumah duka, Minggu (5/11/2023). 

Ia mengatakan, keluarga meminta kepada polisi segera tangkap pelaku penganiayaan. 

Sebab korban dikeroyok hingga meninggal dunia di Jalan Kimaja, Bandar Lampung.

"Kami minta kepada pelaku segera ditangkap dan dihukum sesuai peraturan yang berlaku," kata Hendri," kata Hendri. 

Hendri mengatakan, keponakannya sebelum meninggal dunia sempat disusul oleh temannya. 

"Keponakan saya ini disusul temannya sekitar pukul 22.00 WIB dan pergi tidak tahu kemana, katanya sebentar hingga akhirnya dapat kabar meninggal dunia," kata Hendri. 

Ia mengatakan, keponakannya dikeroyok dengan lokasi kejadian di Jalan Kimaja atau dekat Chamart Way Halim.

Keponakannya itu orangnya pendiam, keponakannya hingga meninggal dunia tidak mungkin dilakukan satu orang. 

Pelaku ini lebih dari satu orang digunakan dengan benda keras. 

"Kami akhirnya harus ikhlas dengan kejadian tersebut," kata Hendri. 

Pelaku supaya mempertanggungjawabkan perbuatannya. 

"Jangan sampai ada kejadian seperti ini hingga meninggal dunia," kata Hendri.

(Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved