Berita Terkini Nasional

10 Desa di Magelang Hujan Abu Imbas Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran

Sebanyak 10 desa di Kabupaten Magelang dilanda hujan abu setelah Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran (APG), Jumat (8/12/2023).

Tribunnews.com
Berdasar pantauan Gunung Merapi terpantau mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG) pukul 17.36 WIB, Senin (4/12/2023). Sebanyak 10 desa hujan abu imbas Gunung Merapi muntahkan awan panas guguran. 

Tribunlampung.co.id, MagelangSejumlah desa di Magelang, Jawa Tengah hujan abu imbas Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran.

Peristiwa Gunung Merapi memuntahkan awan panas guguran tersebut terjadi sampai delapan kali hingga berdampak ke sejumlah desa di Magelang.

Baca juga: Pemeran Sinetron Misteri Gunung Merapi Jualan Tahu Bakso

Baca juga: Daftar 22 Korban Tewas Erupsi Gunung Marapi, Paling Banyak Mahasiswa

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magelang menungkap adanya 10 desa yang terdampak muntahan awan panas guguran dari Gunung Merapi.

Sebanyak 10 desa di Kabupaten Magelang dilanda hujan abu setelah Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran (APG), Jumat (8/12/2023).

Gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan DIY tersebut memuntahkan 8 kali APG sepanjang pukul 14.49 WIB hingga 15.48 WIB.

Wilayah yang terdampak hujan abu berada di beberapa daerah di sisi barat laut dan utara Gunung Merapi.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magelang, Edi Wasono, mengatakan rincian wilayah yang mengalami hujan abu sebanyak tujuh desa di Kecamatan Dukun serta tiga desa di Kecamatan Sawangan.

Desa di Kecamatan Dukun yang diguyur hujan abu meliputi Desa Mangunsoko, Krinjing, Sengi, Paten, Sewukan, Banyudono, dan Sumber.

Sementara di Kecamatan Sawangan meliputi Desa Krogowanan, Kapuhan, dan Gantang.

"Untuk Desa Mangunsoko, Krinjing, Sengi, Paten dan Desa Sewukan di Kecamatan Dukun, hujan abu disertai air hujan," ucap Edi, Jumat (8/12/2023).

Desa-desa tersebut mengalami hujan abu dengan intensitas tipis sehingga tak berdampak signifikan pada aktivitas warga.

"Rata-rata mengalami hujan abu tipis," ujarnya.

Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas di sekitar Gunung Merapi dan mengantisipasi gangguan abu vulkanik.

Selain itu, antisipasi terhadap bahaya banjir lahar harus dilakukan lantaran sudah memasuki musim hujan.

Hingga saat ini status Gunung Merapi berada di level III atau siaga.

Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, potensi bahaya berupa APG dan guguran lava di sektor selatan hingga barat daya seperti sungai boyong, sungai bedog, sungai krasak, dan sungai bebeng.

Sedangkan sektor tenggara yang perlu diwaspadai yakni sungai woro dan sungai gendol.

Jika terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat terlempar sejauh radius 3 km dari puncak.

APG Gunung Merapi terpantau dari Pos Jurangjero dan Pos Babadan.

Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan mengonfirmasi adanya APG Gunung Merapi.

Tim Pos Babadan, Yulianto mengonfirmasi adanya APG Gunung Merapi meski secara visual APG tertutup kabut putih.

Yulianto menjelaskan, hujan di Gunung Merapi mengakibatkan abu vulkanik mengarah ke wilayah Desa Krinjing dan Desa Paten di Kabupaten Magelang.

Untuk wilayah Kabupaten Boyolali abu vulkanik mengarah ke Desa Stabelan, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Tlogolele.

"Berdasarkan laporan tim yang sedang piket dari Pos Babadan melaporkan visual sementara tertutup kabut. Namun memang terpantau ada APG Gunung Merapi," ungkapnya, dikutip dari rilis resmi BNPB.

Kepala Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Magelang, Sugiyono mengatakan wilayahnya mengalami hujan abu tipis akibat APG Gunung Merapi.

Abu tersebut telah bercampur air hujan.

"Kalau untuk Krogowanan karena cuaca kebetulan lagi gerimis. Itu memang hujan abu sama hujan air tapi terlihat sekali di mobil ambulans yang terparkir di rumah saya itu jelas kotor sekali," bebernya, Jumat (8/12/2023), dikutip dari TribunJogja.com.

Menurutnya hujan abu tidak mengganggu aktivitas warga lantaran intensitas abu masih rendah.

Ia telah meminta warganya untuk meningkatkan kewaspadaannya.

Sugiyono menambahkan sejumlah relawan yang berjumlah 25 orang telah disiagakan pemerintah desa.

Relawan tersebut berasal dari perangkat desa, warga setempat, hingga TNI, dan Polri.

Hal ini dilakukan untuk menekan risiko bencana yang ditimbulkan akibat erupsi Gunung Merapi.

"Kalau relawan yang secara umum yang di luar keanggotaan perangkat dan RW itu ada sekitar 5 jadi total keseluruhan anggotanya sekitar 25-nan termasuk Babinsa dan Bhabinkamtibmas," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

(Tribunlampung.co.id/Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved