Isa Bajaj Buka Warung Makan di Kampung, Tak Kepikiran Balik ke Jakarta

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta – Isa Bajaj diketahui sudah 2,5 tahun belakang tak lagi tinggal di Jakarta, melainkan di kampung halaman yakni Magetan.

Hal ini dilakukan Isa Bajaj lantaran harus mengurus mendiang ibunya yang saat itu sakit.

Meski harus meninggalkan dunia hiburan, Isa Bajaj mengaku tak menyesal meninggalkan dunia hiburan.

"Pembelajaran buat saya ini memang kehidupan. Dulu kita kecil diperlakukan seperti itu sama ibu dan bapak.

Sekarang kita di umur sekarang harus seperti itu, 'Oh ternyata seperti ini'. Nggak ada (menyesal pindah ke kampung). Saya bangga sekali bisa nyenengin ibu dan bapak," ungkap Isa Bajaj.

Isa mengaku betah tinggal di kampung dan tak kepikiran lagi untuk kembali ke Jakarta.

Ia pun berdoa semoga usaha warung makannya terus ramai dan lancar.

"Makanya saya nggak kepikiran balik ke Jakarta. Mudah-mudahan usaha saya lancar, tambah.... Karena hampir 20 tahun lebih saya tinggalin mereka

di saat saya istilahnya lagi jaya-jayanya. Malah kadang waktu itu jauh nggak mikirin untuk lebih ngebahagiain," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Pemain film Marley ini sebut sudah tak tertarik untuk kembali syuting.

Kini, sahabat Melky Bajaj ingin fokus membesarkan usaha nasi tempong miliknya.

"Saya sudah nggak tertarik balik ke sana (syuting di Jakarta). Saya mau warung saya punya cabang, walaupun sekarang ada tawaran ada dua orang mau invest ,tapi ke Jakarta.

Tapi kok kenapa harus ke Jakarta lagi gitu karena saya maunya tuh dekat-dekat aja di jalur orang yang gampang aja. Penginnya buka cabang di dekat wisata daerah saya," ungkapan dan harapan Isa Bajaj.

Isa Bajaj Balik Kampung Demi Rawat Mendiang Ibu

Diketahui Isa Bajaj memutuskan untuk pindah ke kampung demi merawat mendiang ibu yang sakit.

Sayangnya pada September 2023 lalu, ibu Isa Bajaj meninggal dunia di Magetan.

Meski begitu, Isa Bajaj masih belum ada rencana untuk pindah lagi ke Jakarta.

Isa Bajaj sudah menetap di kampung selama kurang lebih 2,5 tahun.

Aktor ini merawat mendiang sang ibu yang harus cuci darah seminggu dua kali.

"Saya tuh malah kepingin sama ibu, ibu saya kepikiran kerjaan saya. Saya kayak stres,” ujar Isa, dilansir dari YouTube Trans TV Official.

Awal-awal ke Magetan, Isa mengaku bingung harus melakukan apa agar perekonomiannya tetap berjalan.

Hal ini membuatnya terbebani lantaran uang tabungannya terus habis.

Isa pun sempat menjual koleksi motor-motor tuanya untuk bisa bertahan hidup.

“Jadi beban itu saat saya belum menemukan apa yang harus saya lakukan di Magetan itu, enam bulan itu nggak tahu ngapain,

tabungan makin terkuras. Dulu saya punya koleksi motor-motor lawas sudah out juga akhirnya,” ucapnya.

Isa pun akhirnya memutuskan untuk membuka usaha warung makan.

“Sampai akhirnya saya bisa usaha warung makan, bikin nasi tempong, namanya Warung Eropa," cerita Isa Bajaj.

Warung makan tersebut hingga kini masih terus berjalan.

Isa pun menceritakan soal kondisi sang ibu yang kerap naik turun.

"Saya kan pulang sudah tahu kondisi ibu seperti apa ya. Jadi beberapa kali ibu nge-drop pernah satu kali

Lebaran di rumah sakit, bahkan sempat kayak koma ibu nggak bisa ngapa-ngapain, habis itu sembuh lagi," kenangnya.

Saat itu, kata Isa, ia sebenarnya tahu jika kondisi sang ibu sudah tak memungkinkan.

Lantaran sang ibu kerap cuci darah dan tiada, Isa kini rajin melakukan donor darah.

"Saya bakal tahu apa yang terjadi sama ibu, saya siap nggak siap. Ya gimana ya kehilangan seorang ibu, kalau lihat sakitnya ibu selain cuci darah harus transfusi darah sebulan sekali.

Akhirnya saya sampai sekarang donor darah 2 bulan sekali, gantian ibu selalu terbantu sama darah-darah orang," ujarnya.

( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / Putri Salamah )