Bisnis

Dukung Swasembada Gula, Tuhu Bangun Kunjungi PG Bunga Mayang Lampung Utara

Regional Head (RH) PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun berkunjung ke Pabrik Gula dan Kebun Tebu Bunga Mayang, Lampung Utara, Rabu (10/7/2024).

Istimewa
Regional Head (RH) PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun berkunjung ke Pabrik Gula dan Kebun Tebu Bunga Mayang, Lampung Utara, Rabu (10/7/2024). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Lampung Utara - Regional Head (RH) PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun berkunjung ke Pabrik Gula dan Kebun Tebu Bunga Mayang, Lampung Utara, Rabu (10/7/2024).

Ia menyambangi Komplek Industri Gula yang semula dikelola oleh PTPN VII (sekarang PTPN I Regional 7) itu untuk menguatkan sinergi dan mendukung proses bisnis yang saat ini sudah memasuki musim giling 2024.

Diketahui, saat ini dua plant industri gula eks PTPN VII, yakni PG Bunga Mayang (Lampung) dan PG Cinta Manis (Sumsel) itu dikelola dua anak perusahaan PTPN III Holding.

Keduanya adalah PT Sinergi Gula Nusantara (SGN, Subholding Sugar.Co) yang khusus mengelola pabrik dan PT Buma Cima Nusantara (BCN) khusus mengelola kebun tebu.

Kedatangan Tuhu Bangun disambut Irma Kurniawati, Direktur PT BCN beserta jajaran dan Raji Rahmadi, General Manager PG Bunga Mayang.

Setelah meninjau kebun dan menyaksikan proses panen di lapangan, Tuhu yang semula menjadi Direktur PTPN X itu melihat proses giling tebu dari cane yard hingga ruang pengemasan gula.

“Saat ini PTPN Group sedang bekerja keras untuk mendukung mewujudkan target Pemerintah dalam program swasembada gula konsumsi pada 2028. Itulah mengapa semua elemen harus bahu-membahu dan saling menguatkan," katanya.

"Peralihan manajemen dari semua PTPN VII ke PT SGN (pabrik) dan BCN (kebun) saat ini dalam masa transisi dan positioning yang membutuhkan dukungan agar mencapai kinerja terbaik,” sambung dia.

Tuhu Bangun menyebut, Manajemen PTPN Holding dan PTPN I Regional 7 memberi perhatian khusus di semua lini agar target-target yang dipasang bisa tercapai.

Ia juga menyebut pabrik gula dan kebun tebu milik PTPN Group yang ada di Lampung dan Sumsel, yakni Unit Bunga Mayang dan Cinta Manis harus menjadi salah satu penopang utama terwujudnya swasembada gula.

“Pemerintah sudah mencanangkan swasembada gula putih pada 2028. Kami (Bunga Mayang dan Cinta Manis) punya tanggung jawab sangat besar sebagai penopang pencapaian itu," ujarnya.

"Oleh karena itu, selagi saat ini sedang musim giling,kita harus pastikan produktivitas tebu ton perhektare sesuai RKAP. Demikian juga perolehan gula pasir yang dari rendemen yang telah ditargetkan,” terusnya.

Aktivis Serikat Pekerja yang sempat dua periode menjabat Ketua FSP BUN Nasional itu memiliki pengalaman cukup ketika memimpin PTPN X yang mengelola komoditas gula pasir.

Ia mengatakan, industri pemanis alami berbahan nira tebu ini memiliki karakter khusus yang berbeda dengan penanganan komoditas lain di PTPN Group. Oleh kompetensi teknis saja tidak cukup untuk mengelola industri gula yang besar ini.

“Industri tebu ini sangat ketat. Pertama, siklusnya sangata cepat karena tanaman semusim dan musim gilingnya pendek," bebernya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved