Berita Terkini Nasional
Tujuh Narapidana Narkoba Kabur dari Rutan Salemba, Bobol Teralis Saluran Air saat Hujan Lebat
Hujan lebat yang mengguyur Jakarta pada Senin (11/11/2024) malam lalu menjadi kesempatan bagi tujuh orang narapidana Rumah Tahanan (Rutan) Salemba
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Hujan lebat yang mengguyur Jakarta pada Senin (11/11/2024) malam lalu menjadi kesempatan bagi tujuh orang narapidana Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta melarikan diri.
Menerobos gorong-gorong saluran air, ketujuh narapidana yakni AAK (22), J bin I (29), W bin T (47), MJ bin ZA (42), M bin I (43), MAU bin S (30), dan AN bin N (27) kabur dari Rutan Salemba, pada Selasa (12/11/2024) dini hari
Di tengah udara dingin selepas hujan lebat pada Senin malam itu, tujuh narapidana bekerja sama menjebol tiga lapis teralis besi di gorong-gorong saluran air dari dalam Rutan.
Mereka kemudian tunggang-langgang kabar menuju Jalan Percetakan Negara IX.
Kaburnya ketujuh narapidana kasus narkotika itu terbilang rapi dan cepat.
Sebab, gorong-gorong saluran air tempat mereka keluar berhadapan langsung dengan pos keamanan RW 04, Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Di mana, ada tiga orang petugas keamanan setempat yang berjaga pada malam itu.
Effendi (61 tahun), petugas keamanan RW 04 menceritakan kronologi yang diketahuinya terkait kaburnya ketujuh narapidana dari Rutan Salemba.
Kepada Tribunnews, Effendi mengatakan, pada Senin (11/11/2024) malam itu kondisi di Jalan Percetakan Negara IX atau sisi kiri Rutan Salemba terbilang sepi dan sunyi.
Karena pada sore hingga malam, hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Dia juga mendengar bahwa petugas sipir Rutan Salemba tengah menggelar apel malam, pada pukul 20.00 WIB.
Itu diketahui Effendi karena ia memutuskan berangkat tugas berjaga lebih awal.
Mengingat selepas hujan, rawan terjadi tindak kejahatan di daerah itu.
Padahal ia biasa tugas jaga mulai pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB esok harinya.
Pada Senin malam itu, Effendi menyebut tidak ada aktivitas ataupun orang-orang yang berkumpul dekat gorong-gorong, tempat para narapidana kabur.
Dia berjaga bersama dua orang rekannya. Sesekali, mereka berbagi tugas untuk berpatroli atau berkeliling di kawasan RW 04 Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
“Saya di sini jaga bertiga, enggak liat ada kegiatan orang dekat sini. Hanya warga sekitar yang keluar masuk, kalau warga saya pasti kenal kan. Habis hujan juga jadi sepi di daerah sini,” kata Effendi menceritakan peristiwa malam itu.
Tak terasa, azan salat Subuh berkumandang.
Effendi memutuskan izin kepada rekannya untuk salat Subuh dan pulang ke rumah.
Sementara satu rekannya pulang ke rumah dan seorang lainnya masih berjaga sambil membuka portal di Jalan Percetakan Negara IX.
Setibanya di rumah, Effendi memutuskan istirahat tidur selepas jaga malam.
Ketika ingin memejamkan mata, dia dikagetkan adanya sejumlah orang yang memberikan informasi kalau ada narapidana Rutan Salemba kabur.
Bergegas, Effendi melangkahkan kakinya ke pos keamanan tempatnya berjaga.
“Pas sampai, saya sudah liat petugas sudah ramai dekat gorong-gorong depan pos jaga. Ada napi kabur katanya,” ujarnya.
Dia mengaku sempat ditanya pihak kepolisian perihal kaburnya ketujuh narapidana itu.
Effendi mengaku tak mengetahui persis.
Sebab, dia menduga kalau para narapidana kabur selepas dirinya bersama kedua rekannya pulang berjaga.
Dari pengamatan di lokasi, gorong-gorong yang jadi pintu para narapidana kabur, terdapat tiga lapis teralis besi.
Setiap lapisan, terdiri dari enam jeruji besi.
Gorong-gorong saluran air itu berukuran 1x1 meter.
Di sisi luar gorong-gorong, terdapat dua lapis teralis besi.
Adapun kondisinya sudah berkarat dan mulai keropos pada sisi lainnya.
Para narapidana itu menjebol tiga tiang teras di setiap lapisan.
Itu terlihat dari teralis besi yang sudah bolong dan telah ditutup kembali oleh petugas.
Sedangkan pada sisi terluar, petugas menambahkan pengamanan dengan memasang teralis besi baru berukuran 1,5 x 1 meter.
Dari informasi yang dihimpun, ada orang dari luar Rutan yang sudah menjebol lapisan terluar teralis besi gorong-gorong.
Ada tujuh narapidana kasus narkotika yang melarikan diri. Satu diantaranya Murtala Ilyas (42).
Murtala adalah residivis dan bos besar sabu jaringan Aceh yang ditangkap Polres Metro Jakarta Barat.
Adapun barang bukti 110 kg sabu diamankan dari Murtala pada tahun 2024.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM DKI Jakarta, Tony Nainggolan mengatakan, tujuh tahanan yang melarikan diri ada yang masih berstatus tahanan atau masih jalani proses sidang dan sudah berstatus terpidana.
"Tujuh tahanan dan narapidana kasus narkoba tersebut diduga melarikan diri dengan cara menjebol teralis kamar," kata Tony, Selasa lalu.
Investigasi yang dilakukan meliputi pemeriksaan internal terhadap para petugas Rutan Salemba yang bertugas ketika ketujuh tahanan melarikan diri dari dalam sel.
Diharapkan dalam waktu dekat, tujuh tahanan dapat segera diamankan petugas gabungan dari Ditjenpas dan aparat kepolisian.
"Rutan Jakarta Pusat bersama Ditjenpas juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat. Mohon dukungan masyarakat," kata Tony. (tribun network/yud/dod)
Kisah Hendy Berjalan Kaki Menuju Tanah Suci, Hanya Modal Uang Rp 50 Ribu |
![]() |
---|
Sosok Cheryl Darmadi, Anak Surya Darmadi yang Jadi Buron Kejagung |
![]() |
---|
Aipda Robig Zaenudi Divonis 15 Tahun Penjara dalam Kasus Penembakan Siswa SMKN |
![]() |
---|
Kondisi Sopir Truk yang Sebabkan Kecelakaan Beruntun 6 Kendaraan |
![]() |
---|
Chrisitan Namo Tuntut Keadilan atas Kematian Prada Lucky, "Saya Akan Kejar Pelakunya!" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.