Berita Lampung

Alumni SMK di Lampung yang Menganggur Terdata 3,41 Persen 

Alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Lampung yang menganggur kini tercatat 3,41 persen dari 48.043 lulusan

Penulis: Bayu Saputra | Editor: soni yuntavia
Tribun Lampung / Bayu Saputra
3,41 PERSEN MENGANGGUR - Kabid Pembinaan SMK Disdikbud Lampung, Sunardi, Rabu (5/3/2025). Disdikbud mendata sebanyak 3,41 persen alumni SMK belum mendapat pekerjaan.   

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Lampung yang menganggur kini tercatat 3,41 persen dari 48.043 lulusan yang terdata.

"Ada 3,41 persen lulusan SMK yang tidak punya pekerjaan setelah dilakukan pengecekan terhadap 39.382 responden," kata Kabid Pembinaan SMK Disdikbud Lampung, Sunardi, saat diwawancarai Tribun Lampung, Rabu (5/3/2025). 

Lulusan SMK yang telah mendapat pekerjaan persentasenya sebanyak  46,28 persen. Para lulusan tersebut rata-rata menjalani masa tunggu untuk mendapat pekerjaan setelah lulus selama 4,1 bulan.

Disdikbud Lampung juga mendata sebanyak 66,44 persen alumni telah bekerja sesuai bidang keahliannya. 

Kemudian dari jumlah penerima pekerjaan tersebut sebesar 17,25 persen menerima pendapatan di atas upah minimum provinsi (UMP). 

"Jadi SMK ini beda dengan SMA, karena lulusan dari SMK ini memiliki sertifikat keahlian," kata Sunardi.

Sehingga membuat mereka atau lulusan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. 

Disduikbud juga mendapat sebanyak 26,27 persen lulusan SMK berwirausaha secara mandiri dan 13,97 persen melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Kemudian ada 10 persen lulusan menjalankan aktivitas lain seperti mengikuti pelatihan atau kursus, persiapan melanjutkan studi, serta terlibat dalam organisasi dan kegiatan sosial.

"Jadi lulusan yang benar-benar menganggur dari catatan kami sebanyak 3,41 persen," kata Sunardi. 

Pihaknya membantah hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yneg menunjukkan lulusan SMK menjadi penyumbang pengangguran terbanyak. 

Sunardi mengatakan, ada perbedaan indikator yang digunakan BPS sehingga angka pengangguran lulusan SMK tinggi.

Dia menerangkan, survei yang dilakukan BPS melibatkan lulusan yang bekerja tidak sesuai bidang keahliannya, dan itu dihitung tidak bekerja. 

Sehingga angka pengangguran lulusan SMK menjadi tinggi.

Padahal lulusan SMK banyak terserap di dunia kerja.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra) 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved