Berita Terkini Nasional

Gubernur Dedi Mulyadi Omeli Warga yang Buang Sampah ke Sungai

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ngomel ke warga gegara sungai di daerahnya penuh sampah yang dibuang warga.

Editor: taryono
Dokumentasi Humas Jabar
NGOMEL - Dedi Mulyadi resmi dilantik sebagai Gubernur Jabar periode 2025-2030 di halaman Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025). Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ngomel ke warga gegara sungai di daerahnya penuh sampah yang dibuang warga. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JABAR - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ngomel ke warga gegara sungai di daerahnya penuh sampah yang dibuang warga.

Dedi Mulyadi omeli warga saat dirinya sedang membersihkan sampah di sungai.

Mantan anggota DPR RI pun mendoakan agar warga yang membuang sampah di sungai tidak dapat rezeki.

Momen tersebut diunggah Dedi Mulyadi melalui akun Instagram sebagaimana dikutip Tribunnews.com, Rabu (5/3/2025).

"Ayo yg buang sampah ke sungai, saya doakan rezekinya hilang. Nyiksa saya," ujar Dedi.

Dalam video itu, Dedi yang mengenakan baju serba hitam dan sepatu bot tampak memungut sampah yang mengendap.

Tak sendirian, ia bersama beberapa petugas membersihkan sungai. Saat membersihkan sampah, Dedi memungut sampah berupa mangkok yang telah pecah.

"Lihatin ini, buang ini ke sungai, bahaya ini. Bagaimana kalau terinjak?" ucap Dedi.

Dedi lantas mengatakan akan mengangkat pegawai yang setiap hari bertugas membersihkan sampah di sungai dari hulu ke hilir.

Pegawai tersebut akan mendapatkan gaji yang cukup.

"Mulai bulan ini, saya akan mengangkat pegawai yang setiap hari tugasnya turun ke sungai membersihkan sampah dari hulu ke hilir."

"Nanti akan diukur panjang dari sungainya, dibagi berapa pegawai. Saya gaji yang cukup," jelasnya.

Mantan Bupati Purwakarta ini menambahkan akan mengumumkan siapa saja masyarakat yang terciduk membuang sampah ke sungai melalui media sosial.

"Setiap hari melaporkan melalui media sosial, siapa saja yang buang sampah ke sungai akan saya umumkan nanti," tegasnya.

Program Dedi Mulyadi Terkait Banjir

Dedi Mulyadi pun sempat meninjau beberapa titik penumpukan sampah di area Sungai Citarum, Kabupaten Bandung.

Tidak hanya area yang menjadi tumpukan sampai, Dedi mencoba mengecek langsung ke anak-anak sungai yang mengalir ke Citarum.

Alhasil, Dedi menemukan banyak permasalahan khususnya anak Sungai Citarum yang melintasi kawasan pemukiman penduduk.

Ia melihat banyaknya sampah di sungai kecil yang mengalir ke Sungai Citarum tersebut.

"Ini penumpukan sampah yang nantinya akan lari ke Citarum, numpuk di sana," kata Dedi Mulyadi dalam unggahan Instagramnya, Senin (3/3/2025).

Saat turun ke sungai tersebut, Dedi Mulyadi menemukan bangunan yang berdiri memakan badan sungai.

Bangunan tersebut rupanya merupakan toilet sehingga buang airnya langsung ke sungai.

"Ini bangunan toilet langsung eenya ke sungai, jadi kita tahu bahwa di Jawa Barat itu, Sungai Citarum itu tercemar oleh limbah industri, limbah ee dari tiap rumah, limbah sampah," kata Dedi.

"Citarumnya kemudian jadi Saguling, Cirata, Jatiluhur (nama-nama TPA), dan airnya digunakan untuk pertanian, peternakan, perikanan dan air minum lewat PAM," sambung dia.

Saat turun ke sungai bersama rombongannya, Dedi mencoba membersihkan beberapa sampah di sungai tersebut.

Dedi bersama yang lainnya juga menemukan sampah-sampah mengejutkan seperti kasur hingga pakaian dalam wanita.

Dedi dan rombongannya menemukan pakaian dalam wanita berupa kutang atau bra tau BH.

"BH nini-nini ieu mah, Mu !, BH nini-nini Mu ! (BH nenek-nenek ini. Mu !, BH nenek-nenek Mu !)," ucap Demul sambil memegang kutang itu dan memanggil rekannya, Haji Mumu.

Dedi juga mengaku penanganan penanggulangan banjir di Jawa Barat menjadi salah satu fokusnya. Ia bahkan tengah menyiapkan sejumlah program.

"Selasa depan kita rapat kordinasi bupati/walikota se-Jabar bersama Menteri ATR/BPN untuk evaluasi tata ruang di Jabar."

"Termasuk hilangnya daerah resapan air, daerah hijau dan daerah pesawahan yang paling besar adalah Jabar," kata Dedi di Kantor Bupati Karawang, Selasa (4/3/2025).

Dedi menjelaskan, penyebab banjir adalah hilangnya resapan air, hilangnya ruang terbuka hijau, hutan, juga sawah itu yang menyebabkan banjir di Jawa Barat.

Dia berharap penanganan bencana banjir di Jawa Barat tidak hanya sebatas penanganan pada sektor bantuan saja, melainkan harus secara menyeluruh dan terencana.

Seperti Banjir Desa Karangligar, Karawang, Dedi mengaku sudah menemukan solusi bagi warga. Menurutnya relokasi susah dilakukan.

"Solusinya adalah saya akan bangunkan rumah dari tinggi lantainya 2,5 meter. Jadi rumahnya rumah kolong, di atasnya boleh bambu, kayu," kata Dedi.

Pemprov Jabar, kata Dedi, akan menyiapkan desain arsitektur rumah kolong tersebut. Harapannya, kata dia, ketika banjir warga sudah bisa menyesuaikan diri.

"Dan warganya setuju," kata Dedi.

Ia berharap Bendungan Cibeet segera dibangun untuk mengatasi luapan Sungai Cibeet ke Desa Karangligar dan sekitarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved